Dewi Mimpi

Pelayan laki-laki istana berlari di setiap lorong menuju kearah tempat kaisar beristirahat. Saat dia sampai, ia mengetuk pintu tiga kali. "Yang mulia, hamba meminta izin menghadap."

"Masuk, suara pelayan lain terdengar dari arah dalam ruangan."

Berjalan maju dan berlutut di hadapan kaisar langit.

"Yang mulia, dewa Lin Yin telah bangun dari komanya. Saat ini masih dalam perawatan," menundukkan kepalanya.

"Baiklah. Kamu bisa kembali," ujar kaisar langit langsung berdiri bersiap untuk pergi.

Pelayan istana bangkit dan pergi setelah di berikan perintah.

Di bagian istana ujung selatan, bagian paling sunyi dan sepi yang ada di istana langit. Tempat dewa abadi yaitu Lin Yin berada. Semua hal terlihat sederhana, namun penataan yang elegan membuat setiap mata yang memandang terasa nyaman. Namun, hanya ada dua warna yang menyelimuti kediaman. Warna Abu-abu dan putih. Terlihat sangat dingin namun bagi sang dewa, kediamannya adalah tempat ternyaman.

"Kakak," berjalan mendekat kearah laki-laki yang tengah duduk di tempat peristirahatan. "Syukurlah kamu telah sadar," kaisar langit mendekat dan duduk di sebelahnya.

"Apa maksud mu? Bukankah aku hanya tidur sebentar? Bagiamana kamu bisa bilang aku tidak sadarkan diri?" menatap adiknya yang ada di sebelahnya dengan binggung, setelah mendengarkan perkataan adiknya.

"Mungkin kakak tidak tahu, saat ini ingatkan kakak telah terhenti. Sudah hampir dua ratus ribu tahun, kakak tidak pernah sedikitpun memiliki tanda untuk bangun. Syukurlah kakak bangun setelah sekian lama," mengambil teko teh di meja dan menuangkannya.

Dewa agung mengerutkan kening menatap binggung. Bagiamana dia bisa tertidur lama? ingatan yang saat ini, hanya terhenti pada saat dirinya baru saja menyelesaikan masalah perang antara dunia langit dan dunia bawah. "Benarkah aku tertidur selama itu?"

"Iya, setelah dunia langit dan dunia bawah menyelesaikan aliansi terakhir. Dan menghentikan perang di kedua dunia. Raja iblis memberontak dan mengakibatkan pembantaian di seluruh makhluk hidup. Raja iblis dan para pengikutnya di segel dengan kekuatan langit di batas dunia bawah. Setelah perang selesai kakak pingsan dan tidak pernah sadarkan diri. Seluruh tabib sudah mencoba menyembuhkan, tapi tetap tidak ada yang bisa mengatasinya," Kaisar langit menelan ludah kecut di tenggorokannya. Kebohongan yang aneh telah ia keluarkan dari mulutnya dengan ekspresi serius. Dan itu membuat dirinya menekan nafas cukup lama. Semoga kakaknya bisa percaya dengan apa yang telah ia katakan.

"Meski penjelasan mu terdengar tidak masuk akal. Namun itu bisa saja terjadi, mungkin karena kekuatan ilahi dalam diriku yang terkuras cukup banyak. Mengakibatkan vitalitas dalam diri menjadi kacau. Dan butuh waktu untuk untuk membentuk kembali setiap untai syaraf yang kacau itu."

Mendengar perkataan kakaknya, Kaisar langit hanya mengangguk dan tersenyum masam. Dia tidak pernah mengira jika alasan yang aneh itu bisa mengelabuhi kakaknya ini. "Jika benar begitu, benar jika seluruh obat di dunia tidak bisa menyembuhkan mu."

"Apa saja yang terjadi selama aku tidak sadarkan diri?"

"Saat kakak tidak sadarkan diri. Semua berjalan dengan sangat baik. Namun, akhir-akhir ini segel langit yang ada di dunia bawah mengalami retakan. Aku sudah memerintahkan pangeran pertama untuk membantu. Hanya kekuatan ilahi yang ia miliki, dapat membuat segel sedikit teratasi."

"Aku akan membantu," saut dewa agung Lin Yin.

"Kakak, baru saja siuman. Lebih baik perbanyak beristirahat agar segera pulih," ujar kaisar langit dengan gugup. Kakaknya benar-benar tidak ingat dengan Zhou Ye. Kaisar langit hanya bisa menghela nafas dalam. Merasa tidak tega melihat keponakannya kehilangan orang yang ia cintai karena kesalahan istrinya.

"Kamu benar. Tapi aku akan ke sana jika segel masih tidak bisa di perbaiki," menatap adiknya.

"Semua, kakak bisa memutuskan."

..................

Dunia bawah,

Rekatkan kembali muncul semakin banyak. Dan mengakibatkan banyak iblis yang keluar dari segel. Seluruh pasukan dunia bawah dan dunia langit, berusaha untuk menghentikannya. Jika iblis yang keluar sampai lepas dan menuju ibukota. Dunia bawah pasti akan mengalami kekacauan. Pangeran pertama dan penguasa Moran berusaha untuk menyegel kembali segel langit. Dan para prajurit di tugaskan untuk mengejar dan membunuh setiap iblis yang berhasil lolos. Situasi sangat kacau dan tidak memungkinkan.

"Kalian makhluk lemah untuk apa menyia-nyiakan kekautan untuk menutup kembali segel. Kalian habiskan seluruh kekuatan juga tidak akan bisa menutup kembali segel ini," ujar pria dengan jubah berwarna merah yang baru saja keluar dari dalam segel. "Sudah lama aku tidak melihat dunia luar," merenggangkan tubuhnya. "Ini sangat nyaman."

Raja iblis telah keluar dari segel. Pangeran pertama dan Moran tidak bisa menghentikannya. Kekuatan merah ke hitaman mulai terlihat menyelimuti tubuh raja iblis. Kekuatan besar keluar dari dirinya. Melihat hal itu pangeran pertama ingin menghentikan raja iblis. Namun, pangeran pertama di hentikan penguasa Moran.

"Jika kamu menghentikan penyatuan segel. Segel akan hilang dan semua iblis akan keluar. Biarkan aku yang menghadapinya," panguasa Moran langsung mendekat kearah raja iblis setelah berkata demikian.

Pangeran pertama lebih memfokuskan dirinya lagi untuk menyatukan setiap retakan. Hanya dengan rekatkan di satukan kembali. Raja iblis dan para pengikutnya bisa kembali ke dalam segel.

Dari kejauhan panguasa Moran sudah kualahan mengatasi kekuatan raja iblis. "Bufff," menyemburkan darah dari tenggorokannya.

"Aku dengar kamu telah menahan jenderal besar ku? Aku ingin menjemput makhluk tidak berguna itu," Menatap tajam kearah penguasa Moran yang telah kehilangan banyak kekuatan.

"Dia telah menjadi tawanan, bagaimana bisa aku membiarkannya lepas," meludah.

"Bocah, nyawa mu sudah akan hilang. Lebih baik kamu menghindar dan jadi pengikut ku," Tersenyum dengan ejekan.

Penguasa Moran tersenyum sinis menatap raja iblis. Dan berkata, "Aku akan bersyukur jika kamu bisa membunuh ku."

Mendengar hal itu, raja iblis semakin murka dan mengarahkan seluruh kekuatan kearah penguasa Moran. "Bum..." dentuman dua kekuatan saling bertabrakan. Perempuan dengan gaun hijau, mengambang indah di tubuhnya terlihat sangat cantik. Melihat perempuan yang pernah mengalahkannya raja iblis sedikit takut.

"Raja iblis apa kamu masih menginggat aku?" ujar Dewi Alkasia.

"Kebetulan sekali aku juga sedang mencari diri mu. Kamu tidak seharusnya membawa mainan ku dan tidak pernah mengembalikannya," kata raja iblis.

"Tentu aku tidak akan mengembalikannya. Dia bukan barang. Juga bukan milik mu," menatap tajam kearah raja iblis yang masih tidak menyerah.

Pedang angkasa keluar, Dewi Alkasia menyerang dengan sangat brutal. Seperti seseorang yang tengah melampiaskan amarah yang sudah lama terpendam. Raja Iblis terlihat kualahan dan tidak bisa menahan setiap serangan yang di layangkan kepada dirinya. Kekuatan biru keemasan menyelimuti diri perempuan itu. Pedang angkasa membelah menjadi serpihan halus dan mengarah lurus kearah raja iblis. "Maju," setelah kata itu keluar. Serpihan pedang terbang dengan cepat dan menembus setiap inci dari tubuh raja iblis. Raja iblis kalah telak.

Tubuhnya menghilang dan kembali ke arah segel langit yang sudah hampir selesai di satukan kembali. "Gadis kecil, suatu saat aku pasti akan membunuh mu," kata raja iblis sebelum dirinya tersegel kembali. Seluruh pengikut raja iblis juga telah masuk ke dalam segel.

"Zhou Ye," kata pangeran pertama menatap perempuan di sebelahnya yang juga ikut membantu membenahi segel langit.

"Sepertinya paman masih merasa bersalah? Jika tidak, bagaimana aku bisa tidak di ikut sertakan dalam hal ini," memandang kearah pangeran pertama.

"Ayahanda, hanya ingin kamu menikmati hidup dalam ketenangan."

"Aku tahu," menambah kekuatannya dan segel berhasil di sambungkan kembali. Seluruh retakan telah berhasil menyatu. Raja iblis dan para pengikutnya juga telah masuk kembali ke dalam segel langit.

Penguasa Moran memandang ke setiap arah. Banyak prajurit yang telah gugur dan terluka cukup parah. Dia harus segera membuat pengaturan untuk setiap prajurit yang gugur dan prajurit yang telah terluka. "Qin, segera lakukan semua keperluan untuk pemakaman. Dan berikan perawatan yang terbaik untuk para prajurit yang terluka."

"Baik," kata pengawalnya yang ada tepat di sebelahnya.