Dulu Dara sangat membenci laki-laki yang menjadi pacarnya karena usia laki-laki itu lebih muda lima tahun darinya. Setelah lama tidak bertemu, laki-laki itu kini menjadi kepala rumah sakit ditempatnya bekerja.
Tapi di pertemuan kali ini, laki-laki itu seolah tidak mengenali Dara lagi membuat Dara jadi bertanya-tanya. Dan karena sikap cueknyalah yang membuat Dara bertekad membuat laki-laki itu jatuh cinta lagi padanya. Dapatkah Dara melakukan itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Isma Wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Fitnah
WARNING!
HARAP DIBACA HABIS BUKA AJA YA.
Hampir seminggu ini Dara mengurangi pertemuanya dengan Zyan demi papinya. Zyan mengerti itu, makan siang pun Dara selalu memilih bersama dokter Malik di kantin, pulang kerja lebih awal tanpa ngedate terlebih dahulu. Zyan sepakat dengan keputusan Dara, demi hubungan mereka langgeng, tetap saja Zyan memantau gadisnya dari jauh demi keamanan gadisnya. Meminta Emilio memata-matai Dara yang sekarang sedang makan siang bersama dokter Malik dari jauh.
"Oh ya, selamat ya Dok atas hubungan Dokter Dara sama pak Zyan, saya kira pak Zyan memiliki hubungan spesial dengan dokter Kiara." Dokter Malik pun sama dengan yang lainnya, menduga Zyan menjalin hubungan dengan Kiara karena selama ini mereka terlihat dekat.
"Mereka cuma temanan saja, Dok," jawab Dara. "Tapi menurut Dokter Malik, Zyan itu lebih cocok sama saya apa sama Kiara itu?" tanya Dara yang memicu masalah sendiri untuknya, dan yang pasti membuat dokter Malik harus menjawab bohong dan serba salah.
"Sudah pasti Dokter Dara lah, Dokter Dara jauh cantik kemana-mana," dusta Dokter Malik. Padahal dia ingin menjawab dua-duanya sama cantiknya.
"Nggak bohong kan Dok? Jangan karena depan saya Dokter harus berbohong," tandas Dara.
Dokter Malik menelan ludah, dia jadi terjebak dengan sifat wanita yang bisa menenggelamkanya dalam lumpur hidup.
"Ya enggaklah Dok, Dokter bisa survey sendiri jika tidak percaya, pasti semua jawaban orang sama dengan jawaban saya," pungkas Dokter Malik cari aman.
"Kayaknya itu ide bagus Dok. Tapi Dokter yang survey, kalau saya yang survei sendiri sudah pasti jawaban mereka tamplate kayak Dokter Malik."
Dokter Malik menghela nafas, kenapa cewek semua ribet sih? Suka cari keributan yang tidak penting, dokter Malik pikir Dara ini berbeda dengan wanita lain yang tidak mau ribet, ternyata sifatnya sama dengan para wanita pada umumnya.
"Kira-kira saya dapet apa nih Dok kalau bantu survey dan jawabanya sesuai keinginan Dokter?" bisik dokter Malik di dekat telinga Dara.
Dara tersenyum karena mendapat ide cemerlang, namun belum sempat dia mengatakan pada dokter Malik.
Srrrrrrrr
Kepala Dara terasa dingin karena minuman jus miliknya pindah keatas kepalanya membasahi hingga wajahnya yang cantik, putih mulus.
Dan ketika Dara memutar lehernya untuk melihat siapa pelaku penyiram kepalanya.
Plakkkkk
Sebuah tamparan keras mendarat di pipinya menimbulkan jejak merah telapak tangan dan menyisakan panas yang tidak hanya merasakan ngilu, tapi juga malu karena kejadian itu disaksikan banyak orang. Karena tak terima Dara membalas perbuatan orang tersebut dengan tamparan tak kalah pedas.
"What are you doing? Are you crazy?" Maki Dara dengan tangan yang siap menjambak rambut wanita itu, namun itu urung ia lakukan saat dokter Malik berseru.
"Ma, kamu apa-apaan sih?"
Dara melotot, Ma? Jadi wanita itu istri dokter Malik? Kenapa dia menampar ku?"
"Jadi dia Dara yang kamu sebut-sebut di mimpi kamu Mas? Yang buat kamu mendesahh keenakan? Iya?" tanya wanita yang matanya sudah basah itu yang Dara prediksi istri dokter Malik.
Dara semakin melotot tak percaya? Apa maksudnya? Mimpi mendesahh menyebut namanya?
"Kamu bicara apa sih? Ayo pulang, jangan bikin mallu." Geram Dokter Malik menyeret tangan istrinya namun wanita itu tidak mau, ia belum puas memaki Dara.
"Sampai kayak gitu kamu ngelindungi dia, Mas? Kamu lebih sayang sama dia? Iya? Aku ini lagi hamil anak kedua kamu, Mas. Tapi kamu tega malah senang-senang sama daun muda." Wanita itu berganti menatap Dara dengan tatapan benci dan marah. "Dan kamu," tunjuknya wajah Dara. "Kamu masih muda dan cantik, seharusnya kamu bisa mendapatkan laki-laki lajang, bukan malah bersenang-senang sama suami orang. Dasar wanita murahan, lacurrr, jadi dokter cuma buat tameng doank."
Sumpah demi apapun Dara sudah geram sekali dituduh dan di fitnah sekejam itu. Ingin sekali ia mendorong dan menjambak rambut wanita itu sampai gundul, namun mengingat wanita itu sedang hamil muda, Dara menahan dirinya.
"Oh my god, saya kira Anda salah paham. Ini cuma mimpi, kenapa tidak dibicarakan baik-baik dirumah dengan suami Anda." Dara mencoba bicara secara sopan meski sudah banyak di rugikan disini, agar wanita itu segera mengklarifikasi sekarang nama baiknya yang sudah tercoreng.
"Ini bukan cuma salah paham, dan bukan hanya mimpi. Tapi kalian melakukan perbuatan menjijikkan itu." Wanita yang belum Data ketahui siapa namanya itu mengeluarkan ponselya, memperlihatkan video dua orang manusia yang sedang asik bergerumul diatas tempat tidur dengan saling menyebut nama mereka masing-masing.
"Oughhh Dara, perawan kamu sempit sekali sayang, punya ku serasa dipijat," desah dokter Malik.
"Punya kamu juga besar sayang, sampai aku keenakan," desah balik wanita itu memuji tentang keperkasaan milik Dokter Malik.
Saat Dara akan menyangkal hal itu, matanya tak sengaja melihat Zyan berdiri dihadapanya dengan tatapan sirat makna yang tak bisa Dara artikan.
Asal jgn kata2 Denisa bener aja istilah maķan tempe.....dpt anak juga dpt cucu 😂😂😂
Semoga Dara dan Zyan bisa saling selalu berpegangan tangan walaupun bbyk rintangan fdepannya.
Terina kasih upnya3🙏🌷