Bagaimana jadinya jika kamu harus menanggung dendam dari masalah yang tidak pernah kau perbuat sama sekali.
Amanda Monata, terpaksa menjadi tawanan bos ayahnya karena sang kakak yang pergi melarikan diri saat pesta pertunangannya dengan pria tersebut hingga membuat dirinya lah yang menanggung semua beban dan hutang milik ayahnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tessa Amelia Wahyudi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Permintaan
"Apa yang sedang kau rencanakan?" tanya Arthur ketika melihat Amanda yang terus saja melihat ke arahnya sejak tadi.
Amanda sendiri langsung tersenyum ketika Arthur paham dengan dirinya. Pria itu mulai mengerti tentang dirinya walau rasa skut akan perkataan Arthur tadi Amanda tetap sama. Dia tidak akan lelah demi buah hati mereka.
"Apakah aku boleh pergi dengan Lia? Ini sudah masuk musim dingin dan aku ingin-"
"Kau sudah tau bahwa ini sudah masuk musim dingin tapi kau ingin keluar?" Amanda terdiam mendengar penuturan Arthur tentang dirinya. Memang benar apa yang pria itu katakan bahwa ini sudah masuk musim dingin tapi bisa-bisanya dia ingin keluar.
"Jika kau tidak mengandung mungkin aku masih bisa mempertimbangkannya lagi. Tapi tidak dengan keadaan mu sekarang ini. Selama kau mengandung, kau tidak ku perbolehkan untuk melakukan apa pun di luar sana. Kau harus tetap di rumah dan pastikan bahwa kau dan anak kita- maksudnya anak ku baik-baik saja." ralat Arthur. Dia tidak ingin membuat Amanda semakin berharap. Tapi dia juga tidak ingin jika perhatian Amanda hilang darinya. Entahlah, rasanya sulit sekali untuk menjelaskan semuanya. Arthur adalah pria yang memiliki hati sekeras Batu. Pria yang tidak pernah mendapatkan cinta dari kedua orang tuanya. Dia hanya seorang pria yang tumbuh besar di bawah pengasuhan perawatnya. Hingga dia dewasa, dia mencari jati dirinya sendiri dari mulai menjadi kurus barang terlarang tersebut hingga dia bisa mengolah semua itu dan membangun bisnisnya. Bahkan saat dia kuliah, semua biaya kuliahnya dari hasil barang haram tersebut.
"Baiklah," jawabnya lesu. Amanda hanya ingin ikut pria ini bekerja, tapi Arthur tidak memperbolehkannya untuk keluar dari rumah. Jadi dia hanya bisa diam saja di dalam rumah ini.
Melihat Amanda yang kehilangan senyumannya membuat dada Arthur seperti ada sesuatu yang mengganjalnya. Berat sekali rasanya, tapi dia harus tetap tegas dengan wanita itu. Bagaimana pun Amanda sedang mengandung, jadi dia harus selalu dalam keadaan sehat.
"Bawa mantel mu karena kita akan pergi ke kantor ku saja!" mendengar apa yang Arthur katakan membuat Amanda langsung berteriak kesenangan bahkan dia hampir saja melompat kegirangan jika tidak Arthur menarik tangannya.
"Kau ini! Aku baru saja mengatakan bahwa kau harus menjadi anak ku tapi lihat, tingkah mu ini benar-benar membuat ku kesal Amanda!"
"Maaf," jawabnya dengan penuh penyesalan. Dia memeluk Arthur dan mencium bagian leher pria itu yang sangat wangi sekali menurutnya dan Amanda menyukainya.
"Terima kasih karena mau membawa ku keluar dari rumah. Aku akan-"
"Jangan terlalu berisik! Aku tidak menyukai wanita yang terlalu banyak bicara dan berisik Amanda." ucap Arthur lagi. Sedangkan Amanda masih betah duduk di pangkuan Arthur dan mencium aroma tubuh pria itu yang sangat menenangkan baginya. Seolah tubuh Arthur adalah ketenangan yang membuat Amanda merasa nyaman dan merasa terlindungi.
"Ck, dasar!" umpat Arthur sambil menunggu Lia mengambilkan baju hangat untuk Amanda.
Tak lama Lia datang dengan baju hangat untuk Amanda dan Arthur langsung memakaikannya pada tubuh Amanda.
"Ayo pergi!" ajak Arthur setelah dia memasangkan baju hangat tersebut untuk Amanda sebelum mereka pergi.
"Iya," jawab Amanda yang merasa sebahagia karena tangannya di genggam oleh Arthur saat berjalan seperti ini. Karena hak kecil yang Arthur lakukan padanya saja sudah membuat Amanda bahagia. Lalu bagaimana jika nanti pria itu bisa mencintainya?
Entahlah, tapi yang jelas Amanda akan sangat bahagia.
***