NovelToon NovelToon
Gadis Cantik Jadi Rebutan Para Mafia

Gadis Cantik Jadi Rebutan Para Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia
Popularitas:80.4k
Nilai: 5
Nama Author: Rianti Al

Beberapa pria berkumpul di meja bundar besar di hadapan masing-masing duduk melingkar, berpakaian hitam-putih layaknya Mafia. Memang mafia, 8 pria itu adalah mafia terbesar di kota ini namun saat ini mereka sedang menjalankan sebuah misi jadi mereka tinggal di tempat yang tak di ketahui oleh siapapun. Layaknya seperti seorang pebisnis yang sedang meeting, membicarakan rencana ini itu agar mendapatkan hasil yang sukses.

Sama hal nya dengan mereka yang menyusun rencana untuk musuh mereka, sudah tidak heran mafia memang wajib punya musuh ntah itu lawannya sama-sama mafia atau orang biasa.

"Hey, di posisi seperti ini serasa bukan mafia melainkan perampokan" decih salah satu pria berambut pirang.

"Bukan perampokan, yang sudah jadi milik kita kenapa tidak? Aku bahkan bersemangat dalam misi ini, selain mendapatkan nya namun nyawa nya ada di genggaman ku" ujar salah satunya sambil menunjukan kepalan tangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rianti Al, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34

"JAY!! JAY!!" Teriak Carlos sambil menggendong Liana di lorong sebuah Rumah sakit.

Ini lah tempat khusus milik mereka. Rumah sakit ini milik saudara Arion, jadi dalam keadaan apapun mereka selalu ke sini untuk melakukan perawatan khusus. Juga rumah sakit ini sudah terkenal dari negara tersebut mana letaknya lumayan jauh dari rumah mereka, jadi jika para mafia itu membutuhkan sesuatu pasti pemilik rumah sakit ini akan di telpon mendatangi rumah mereka.

Lalu seorang pria tampan berkaca mata dan jas putih datang.

"Ada ap–"

"Aku ingin kau selamat kan gadis ini, cepat!! " bentak Carlos.

"Siapa ga–"

"Jangan banyak tanya!! Cepatlah! Dan juga, Revan pun dia tertembak jadi kau harus menyelamatkan 2 orang ini!!" Carlos meletakan Liana di brankar dorong yang ada di sana.

Tak menunggu lama pria berjas putih itu mengarahkan tempat ruangan operasi dan memasukan 2 pasiennya.

Mafia menunggu diluar? Menunggu? Ya enggak lah, Carlos dan yang lain masuk kedalam untuk melihat pengoperasian kedua orang itu, ini sudah hal yang lumrah bagi mereka bahkan dokter yang bernama Jay itu sudah terbiasa juga.

Ruang operasi sangat luas jadi tak ada kata sempit di sana, Liana sudah di pasang banyak alat tubuhnya di tutup oleh kain berwarna biru hanya memperhatikan bagian perut yang terkena tembakan begitu pun dengan Revan. Pria itu pingsan saat berada di perjalanan mungkin karena sudah tak tahan menahan rasa sakit di perutnya juga darah yang banyak keluar. Di sana tak hanya Jay saja yang akan melakukan operasi namun di bantu oleh dokter-dokter dan perawat-perawat di sana yang khusus dalam bidang ini. Mereka membagi tugas, Jay mengoprasi Liana sedangkan dokter-dokter lainnya mengambil alih Revan.

Jay sudah siap dalam pengoperasian dan sudah memegang alat khusus.

"Pokoknya kau harus melakukan yang terbaik untuk keduanya, jika sampai melakukan kesalahan... Nyawa mu terdaftar di tangan ku!" ancam Felix menatap tajam.

"Aku akan melakukan yang terbaik." Jay.

(Moga jangan kek di Indosiar yah:v)

\*\*\*

Yang tadinya Marvin dan Kenzo berkelahi saat mendengar suara tembakan mereka menoleh secara bersamaan, melihat kearah 2 pria itu. Arion terdiam menatap Arvin yang menyipitkan matanya lalu terguling ke samping.

Ya, Arvin tertembak bagian punggungnya sampai Arvin memegang dadanya yang berdarah. Arion menatap kearah pria yang sedang berdiri menodong pistol kearah nya.

Edgar?

Pria itu menatap datar kearah Arion.

"Jika tidak begini, tak akan ada akhirnya" Edgar.

"ARVIN!!" teriak Marvin berlari kearah kakaknya yang tertembak, walaupun Arvin tak pingsan tapi ia membungkukkan badannya di tanah.

"Arvin!" Marvin memegang pundak kakaknya yang terbatuk sembari memegang dadanya. Walaupun ia tidak terlalu akur dengan kakaknya tapi jika melihat kakaknya begini ia merasa khawatir dan takut akan kehilangan nya, bagaimana pun juga Arvin kakak kandungnya yang dari kecil hingga sekarang selalu bersama.

Marvin memapah tubuh Arvin untuk berdiri kemudian menatap tajam ke arah Edgar.

"Lihat saja, aku akan melakukan hal yang sama pada kalian! Dan ini belum selesai!" tekan Marvin, kemudian ia membawa Arvin pergi untuk cepat-cepat di tangani.

"Sebenarnya aku kurang setuju dengan yang kau lakukan, tapi ini juga lebih baik" ujar Kenzo datang mendekat keduanya.

"Abaikan. Sekarang kita kembali untuk melihat keadaan Liana dan Revan" setelah mendengar ucapan Edgar, Arion seketika teringat akan hal itu, ia pun berdiri dari ia duduk ia tak memperdulikan luka-lukanya yang lumayan parah.

"Siapkan kendaraan yang ada untuk menuju Rumah Sakit Jay!" gertak Arion.

"Baik, Tuan!" Yohanes. Mereka pun langsung bergegas dan membawa sisa anak buah mereka.

\*\*\*

Namanya operasi itu pasti lama tapi tergantung juga operasi dalam hal apa, biasanya operasi pengangkatan peluru membutuhkan waktu 3 jam tapi kita tidak tau tergantung cara dokter menangani.

BRAK!!

Pintu terbuka kasar, para mafia itu menoleh kecuali dokter-dokter dan perawat yang fokus operasi pasien, lagian mereka juga tau siapa itu yang berani masuk ke ruang operasi pastinya salah satu dari mafia itu.

Arion, Kenzo & Edgar masuk ke dalam sedangkan Yohanes, Ravin & David di luar kan mana mungkin mereka masuk walaupun mereka orang kepercayaan Tuannya.

"Bagaimana?! Bagaimana keadaannya?!!" tanya Arion pada temannya.

"Kita tidak tau, dia sedang di operasi" datar Lucas.

Arion menatap kearah gerombolan perawat dan dokter di sana, ia berjalan mendekat dan melihat perut pasien yang sedang di belah bahkan memasukan benda-benda tajam ke dalamnya.

Ntah kenapa biasanya Arion sudah terbiasa melihat hal itu tapi kali ini ia merasa tidak kuat melihat nya, ya organ yang ia lihat milik Liana jadi pantas saja. Bahkan Arion pernah melakukan pembunuhan sadis dengan mengeluarkan organ milik musuhnya tapi, beda dengan hal ini.

Arion membalikkan badannya menutup mata menggunakan tangannya, frustasi sudah jelas.

Operasi ini membutuhkan waktu 4 jam tak seperti perkiraan, namun para mafia itu tak kenal lelah berdiri untuk memastikan semuanya berjalan lancar. Sekarang pengangkatan peluru selesai di laksanakan, kini setelah di perban Liana dan Revan di pindahkan ke ruangan ICU.

Jay memasangkan alat-alat di lengan, jari hingga alat nabulizer, alat EKG atau Elektrokardiogram yaitu alat tes detak jantung semuanya terpasang. Melihat gadis itu lemah tak berdaya membuat para mafia itu pun seperti merasakan hal yang sama, bahkan mungkin lebih sakit seperti yang di alami Liana.

Arion mengusap wajahnya gusar berjalan mundar-mandir lalu berdecak pinggang menatap saudaranya yang dari tadi memasang kantung air yang terhubung dalam lengan Liana.

"Bagaimana keadaannya?!"

"Kita hanya bisa menunggu nya sadar" Jay.

"Menunggu?! Kapan dia sadar?!"

"Aku tak bisa memprediksi nya, itu semua tergantung pada pasien. Jika pasien seperti Revan sudah biasa terkena tembakan sedangkan gadis ini baru pertama kalinya merasakan peluru yang menancap di tubuhnya. Jadi kemungkinan besar, akan membutuhkan waktu yang lumayan lama dari Revan sadar" jelas Jay.

Arion mengusap kasar rambutnya lalu menatap Liana yang terbaring lemah dengan alat-alat medis.

"Biarkan dia istirahat, jangan membuatnya terusik dengan suara berisik. Aku permisi, jika terjadi sesuatu padanya panggil aku" lalu Jay pun pergi.

Dalam ruangan itu Liana dan Revan menjadi satu karena sengaja agar tak bolak balik melihat keadaan mereka berdua. Revan sudah biasa terkena tembakan jadi sadarnya tak akan lama, jika Liana kemungkinan besar seperti yang di katakan Jay.

Tidak tau kesalahan siapa, Arvin, Arion atau mafia lainnya sampai membuat Liana terkena sasaran. Yang jelas Arion merasakan tak tenang dan gelisah namun ia tampakkan dengan kekesalan dan emosi.

Kenzo berjalan mendekat ke tempat Revan dan melihat luka nya, lumayan parah bahkan perban itu sampai berwarna merah muda karena baru saja di jahit. Begitu pun perban milik Liana.

"Gimana b4jingan itu?" Lucas bertanya. Edgar melirik.

"Apa kalian menghabisi nya?" tanya lagi Lucas.

"Tidak" singkat Edgar. Semua pandangan kecuali Arion dan Kenzo mengarah ke sosok pria itu.

"Hah. Tidak? Lalu apa yang kalian lakukan saja di sana? Saling pandang memandang?" decih Lucas.

"Kita tak melawan dengan senjata"

"Lalu?"

"Melawan nya tanpa senjata"

"Oke, sekarang? Apa b4jingan itu m4ti?"

"Entah" lagi-lagi Lucas menyipitkan matanya.

"Apa maksud dari jawaban mu? Kau tadi di sana kan?"

"Hmm, tapi aku tembak dia karena terpaksa"

Ketahui lah Lucas ingin sekali tertawa namun situasi begini tak mungkin ia lakukan, yang hanya bisa di lakukan adalah berdecih.

"Apa gunanya kalian beradu otot jika akhirnya pistol pun turun tangan? Mending jika b4jingan itu m4ti, lah kalo masih hidup? Kalian cuma buang-buang waktu dan tenaga" uring Lucas.

Jika di pikir emang benar sih, tapi bagaimana ini konsepnya?

"Tanyakan saja pada pria itu, jika bukan karena aku yang mengakhiri nya mungkin sampai sekarang mereka masih berguling di tanah" Edgar melirik Arion.

Arion tampaknya tak peduli akan ucapan teman-teman nya.

Rasanya Arion ingin teriak karena ocehan teman-temannya, ia tak ingin mengganggu Liana yang sedang terbaring lemah.

Cklek

"Maaf Tuan, ayah dari nona Liana menelpon" Yohanes datang sembari memegang benda pipih di tangannya, pandangan mereka teralih pada Yohanes.

Arion menghela nafas kasar lalu berjalan mendekat kearah Yohanes dan mengambil ponsel tersebut dan keluar dari ruangan.

\*\*\*

“𝑇𝑈𝐴𝑁 𝐴𝑅𝐼𝑂𝑁! 𝐴𝑁𝐷𝐴 𝐵𝑈𝐾𝐴𝑁 𝐻𝐴𝑁𝑌𝐴 𝑀𝐸𝑀𝐵𝐴𝐻𝐴𝑌𝐴𝐾𝐴𝑁 𝑃𝑈𝑇𝑅𝐼 𝑆𝐴𝑌𝐴! 𝑁𝐴𝑀𝑈𝑁 𝐼𝑁𝐺𝐼𝑁 𝑀𝐸𝑀𝐵𝑈𝑁𝑈𝐻𝑁𝑌𝐴 𝐽𝑈𝐺𝐴! 𝐽𝐼𝐾𝐴 𝐵𝐸𝐺𝐼𝑁𝐼 𝐾𝐸𝑁𝐴𝑃𝐴 𝑃𝑈𝑇𝑅𝐼 𝑆𝐴𝑌𝐴 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝑀𝐸𝑁𝐽𝐴𝐷𝐼 𝑇𝐴𝑅𝑈𝐻𝐴𝑁 𝐻𝑈𝑇𝐴𝑁𝐺 𝑆𝐴𝑌𝐴?! 𝐽𝐼𝐾𝐴 𝑇𝑈𝐴𝑁 𝐼𝑁𝐺𝐼𝑁 𝑀𝐸𝑀𝐵𝑈𝑁𝑈𝐻𝑁𝑌𝐴, 𝐿𝐴𝐾𝑈𝐾𝐴𝑁 𝑆𝐴𝐽𝐴 𝑃𝐴𝐷𝐴 𝑆𝐴𝑌𝐴 𝐽𝐴𝑁𝐺𝐴𝑁 𝐿𝐼𝐵𝐴𝑇𝐾𝐴𝑁 𝑃𝑈𝑇𝑅𝐼 𝑆𝐴𝑌𝐴 𝐷𝐴𝐿𝐴𝑀 𝑈𝑅𝑈𝑆𝐴𝑁 𝐾𝐼𝑇𝐴! 𝑆𝐸𝐾𝐴𝑅𝐴𝑁𝐺 𝐿𝐼𝐻𝐴𝑇 𝐴𝑃𝐴 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝐵𝐴𝑅𝑈 𝑆𝐴𝐽𝐴 𝑇𝑈𝐴𝑁 𝐿𝐴𝐾𝑈𝐾𝐴𝑁? 𝑃𝑈𝑇𝑅𝐼 𝑆𝐴𝑌𝐴 𝑌𝐴𝑁𝐺 𝑆𝐸𝐾𝐴𝑅𝐴𝑁𝐺 𝑇𝐸𝑅𝐵𝐴𝑅𝐼𝑁𝐺 𝑇𝐴𝐾 𝐵𝐸𝑅𝐷𝐴𝑌𝐴 𝐴𝐾𝐼𝐵𝐴𝑇 𝑀𝑈𝑆𝑈𝐻 𝐴𝑁𝐷𝐴!” suara lantang di ponsel yang di mana Kevin ayah Liana sedang marah.

Arion menutup matanya menggunakan tangan, ia juga merasa bersalah pada gadis itu tapi ia juga tidak tau apa yang harus dilakukan nya.

"Sa–saya minta maaf, saya–"

“𝑇𝑈𝐴𝑁 𝐴𝑅𝐼𝑂𝑁! 𝐷𝑎𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑑𝑖 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑔ℎ𝑢𝑏𝑢𝑛𝑔𝑖 𝑎𝑛𝑑𝑎 𝑛𝑎𝑚𝑢𝑛 𝑡𝑢𝑑𝑎𝑘 𝑏𝑖𝑠𝑎 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑚𝑒𝑛𝑦𝑎𝑘𝑠𝑖𝑘𝑎𝑛 𝑟𝑒𝑘𝑎𝑚𝑎𝑛 𝑑𝑖 𝑚𝑎𝑛𝑎 𝑝𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑏𝑎𝑘. 𝐷𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎 𝑝𝑎𝑑𝑎 𝑇𝑢𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑒𝑟𝑡𝑒𝑚𝑢𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑝𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑦𝑎 𝑠𝑒𝑘𝑎𝑟𝑎𝑛𝑔! 𝐽𝑖𝑘𝑎 𝑑𝑖𝑎 𝑡𝑎𝑘 𝑑𝑖 𝑖𝑧𝑖𝑛𝑘𝑎𝑛 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑘 𝑝𝑢𝑙𝑎𝑛𝑔, 𝑗𝑒𝑚𝑝𝑢𝑡 𝑠𝑎𝑦𝑎. 𝑆𝑎𝑦𝑎 𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛 𝑚𝑒𝑛𝑒𝑚𝑢𝑖 𝑝𝑢𝑡𝑟𝑖 𝑠𝑎𝑦𝑎!!”

"Iya, saya akan menjemput anda"

Tut

Panggilan diakhiri oleh Kevin. Arion mengusap gusar wajahnya dan terduduk di kursi karidor rumah sakit. Ia merasa gelisah dan takut bukan karena ayah Liana melainkan keselamatan gadis itu, jika terjadi sesuatu yang negatif padanya? Mungkin ia akan merasa sangat bersalah karena lalai menjaganya, padahal mereka baru bertemu beberapa minggu yang lalu bahkan di bilang dekat saja belum namun sudah mendapat masalah begini.

Tidak mungkin kan jika gadis itu berada di sisinya, akan selalu membahayakan nyawanya?

Yang Arion mau, hidup bersama gadis itu layaknya seperti pasangan pada umumnya ya walaupun kurang wajar 8 dan 1. Tapi ia juga sudah mulai merasakan hal aneh setiap di dekat Liana seperti, gelisah, khawatir dan ketakutan bukannya itu tanda-tanda memiliki timbul rasa? Yaitu cinta?

Yang lainnya sudah mencintai Liana kenapa Arion tidak? Kan tidak mungkin.

Apapun alasannya, Arion mencintai Liana. Sangat, sangat. Tapi karena ke gengsian dan malu mengakui bahkan menunjukannya sangat sulit, ia masih belum bisa menerima kelembutan seperti yang lain.

Tapi ia janji, setelah Liana sadar ia akan mengungkapkan nya dan belajar menghapus gengsi nya agar seperti yang lain bisa dekat dengan Liana.

1
Evielin M Hamkah
ini udah terlalu lama tidak ada sambungan nya
Indah
mana nih lanjutannya ?
Evielin M Hamkah
berapa lama update?...
queen zy az- zahra
Luar biasa
Hayati Thty
iya nuc lmx gk up
Sakinah Gina
ko ga di up up udh lama nunggu,padahal cerita ny lucu😔
Sakinah Gina
lanjut thor,seru
★ᴄʟᴇᴀʀ. ᴅɪᴀ★
gua sukak novel yg ini gua sampek baca ya di ulang ulang 😅
single is the best for me🎶🎶
Thor, tolong update ya Thor🙏🙏
single is the best for me🎶🎶
sempat-sempatnya kau menciumnya🙃
single is the best for me🎶🎶
kau Siapa yg menilai dia tidak berpendidikan🤨 memang pendidikan itu penting tapi apa gunanya jika ga ada adab?
Winsulistyowati
Up yg byk Thor.. Ditunggu ni Y Thor..Sehat Slalu ..
Winsulistyowati
Asiik..Uda Up date Thor...👍👍😍🖐️
★ᴄʟᴇᴀʀ. ᴅɪᴀ★
seru banget ceritanya tapi lama banget siap ny😅
cake
sebel deh kirain punya 2 trnyata diulang
Winsulistyowati
Lanjut Thor..aku Tunggu update Nya..Slam Sehat Slalu Y..🖐️😍💪💪
cake
jangan lama lama author update nya/Sob/
Novianti 18
.
Novianti 18
lanjuttt thorr
semangt bikin ny thorr sehat selalu
Winsulistyowati
Ayoo Lanjut Thor..Suka Critanya..Aku Tunggu Kelanjutan nya Moga Pean Sehat n Semangat Slalu.Aamiin🙏🏼👍👍😍💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!