NovelToon NovelToon
USTADZ GALAK

USTADZ GALAK

Status: tamat
Genre:Tamat / Pernikahan Kilat / Beda Usia / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Terpaksa Menikahi Murid / Suami ideal
Popularitas:1.3M
Nilai: 4.8
Nama Author: HANA ADACHI

Kalau nggak suka, skip saja! Jangan kasih bintang satu! Please! 🙏🙏

Gara-gara sebuah insiden yang membuatnya hampir celaka, Syahla dilarang keluarganya untuk kuliah di Ibukota. Padahal, kuliah di universitas itu adalah impiannya selama ini.

Setelah merayu keluarganya sambil menangis setiap hari, mereka akhirnya mengizinkan dengan satu syarat: Syahla harus menikah!

"Nggak mungkin Syahla menikah Bah! Memangnya siapa yang mau menikahi Syahla?"

"Ada kok," Abah menunjuk pada seorang laki-laki yang duduk di ruang tamu. "Dia orangnya,"

"Ustadz Amar?" Syahla membelalakkan mata. "Menikah sama Ustadz galak itu? Nggak mau!"

Bagaimana kisah mereka selanjutnya? Apakah pernikahan mereka akan baik-baik saja?

Nantikan kelanjutannya ya🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HANA ADACHI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34. Saya Cemburu!

"Yang ini bagus lo sayang," Mama Ida tampak mematut-matut beberapa pakaian pada menantunya.

Syahla hanya bisa terdiam kebingungan dengan perlakuan sang mertua. "Eh, Ma, kayanya sudah cukup deh. Kita kan sudah beli baju banyak banget," Syahla berusaha menghentikan mertuanya untuk membeli semua pakaian di toko itu.

"Mana ada? Ini masih belum cukup sayang. Mama itu belum pasti ketemu sama kamu setahun sekali," Mama Ida kemudian menghampiri pelayan toko dan menunjukkan sebuah pakaian. "Mbak, minta yang ukuran m ya,"

Syahla hanya bisa menghela napas pasrah.

Tidak cukup sampai disitu, Mama Ida juga membawa Syahla membeli sepatu, tas, serta aksesoris lain yang entah apakah bisa ia pakai semuanya. Syahla berulangkali memohon pada Ustadz Amar untuk menghentikan sang mertua, tapi Ustadz Amar sudah angkat tangan duluan dan memilih menjadi pembawa barang-barang belanjaan mereka.

"Masih ada yang mau kamu beli nggak, sayang?" Tanya Mama Ida setelah mereka sampai di apartemen. Mama Ida memang berkata ingin mampir ke rumah putranya. Syahla langsung menggelengkan kepalanya cepat.

"Nggak Ma! Cukup! Terimakasih karena sudah membelikan Syahla banyak barang seperti ini!"

"Aduh, biasa saja," Mama Ida tertawa. "Sebenarnya, Mama tuh pengen langsung ketemu sama kamu. Tapi Aam ngelarang Mama terus. Katanya nanti kamu kaget. Nggak nyangka malah kamu yang nyamperin kita duluan,"

Syahla meringis. Dia jadi malu sendiri kalau teringat niatnya yang ingin melabrak sang suami bersama selingkuhannya. Tidak disangka wanita yang dikira selingkuhan itu ternyata adalah mertuanya sendiri.

Setelah mengobrol lama, pintu apartemen diketuk dari luar. Ternyata itu adalah Om James, suami dari Mama Ida yang juga berarti adalah ayah tiri Ustadz Amar.

"Mama pamit ya. Terimakasih karena sudah mau jalan-jalan menemani Mama," Mama Ida memeluk Syahla sebagai salam perpisahan sebelum masuk ke mobil.

"Iya Ma. Terimakasih juga karena sudah menyempatkan diri bertemu kami meskipun sibuk," Syahla membalas pelukan mertuanya erat.

"Aduh, Mama kok jadi sedih ya. Habisnya besok Mama sudah balik lagi ke Aussie. Kalian sehat-sehat ya disini. Am, jangan lupa kabarin Mama ya. Nanti kalau cucu Mama sudah lahir, Mama pasti kesini lagi."

Ustadz Amar berdehem mendengar perkataan sang ibunda, lalu cepat-cepat mengalihkan topik pembicaraan. "Eh, kasihan Om James sudah nunggu Mama. Cepat masuk Ma!"

"Yaampun, Mama diusir toh," Mama Ida pura-pura sedih. Ia kemudian memeluk putra semata wayangnya dengan hangat. "Sampai jumpa lagi ya Nak,"

Syahla melambaikan tangan pada mobil yang dikendarai mertuanya sampai kendaraan roda empat itu menghilang dari pandangan mereka.

"Nah, sekarang pertanyaan saya, kenapa kamu mengikuti saya sampai ke hotel?"

Syahla terbelalak kaget. Ia kira suaminya tidak akan membahas soal itu. Syahla kemudian pura-pura tidak mendengar pertanyaan Ustadz Amar dan langsung melangkahkan kaki menuju lift.

"Halo? Istri? Kamu dengar?" Ustadz Amar rupanya tidak menyerah. Sepertinya pertanyaan itu sudah lama dipendam oleh Ustadz Amar, namun tidak bisa ia lontarkan karena masih ada Mama Ida sebelumnya.

"Ya, nggak papa, kebetulan aja." Jawab Syahla sekenanya. Ia memalingkan muka untuk menyembunyikan ekspresi kikuknya.

"Kebetulan ada mata kuliah di hotel, gitu?" pancing Ustadz Amar sambil terus mendekatkan wajahnya pada sang istri. "Kenapa? Kamu curiga saya selingkuh?"

Syahla menoleh sengit ke arah sang suami. "Siapa coba yang tidak curiga kalau kelakuan sampeyan begitu!"

"Kelakuan saya memangnya bagaimana?" Ustadz Amar mencoba berpikir sejenak. "Saya nggak ngapa-ngapain tuh,"

"Nggak ngapa-ngapain gimana? Om Suami tuh tiba-tiba jadi dandan ganteng, terus minyak wanginya ganti. Sering senyum-senyum juga waktu megang hape. Memangnya, siapa orang gila yang ngasih nama kontak mamanya pakai nama Mama Muda? Saya kan jadi berpikir kalau Om Suami mau cari istri kedua,"

Ustadz Amar tertawa terbahak-bahak. "Saya nggak nyangka kamu jadi kepikiran sampai segitunya. Masalah nama Mama Muda itu, memang Mama sendiri yang minta. Soalnya Mama masih ingin terlihat muda terus, makanya saya disuruh simpan nomornya pakai nama itu. Terus, kalau menurut kamu saya jadi keliatan ganteng, kayanya karena kamu baru sadar aja deh?"

Syahla melirik sinis suaminya sembari mengerucutkan bibir. "Untung saya nggak jadi ngelabrak kalian tadi,"

"Oh, jadi tadi niatnya ngelabrak? Katanya cuma kebetulan," sindir Ustadz Amar yang membuat Syahla mati kutu. "Kenapa? Kamu cemburu?"

Syahla memilih diam saja dan menulikan telinganya. Tapi Ustadz Amar tidak kenal menyerah dan malah semakin menggoda Syahla.

"Kenapa? Cemburu ya? Cemburu?"

"Iya! Saya cemburu!" Syahla berseru kesal.

"Saya cemburu kalau Om Suami punya cewek lain! Puas?"

Ustadz Amar terhenyak mendengar penuturan Syahla. Sekejap, suasana di antara mereka berubah hening.

"Kamu beneran cemburu?"

"Iya! Kenapa sih pakai nanya lagi?"

"Itu berarti, kamu....cinta saya?"

Syahla menatap sang suami yang terlihat menatapnya dengan serius. Entahlah, Syahla sendiri tidak sadar apa yang akan ia lakukan sekarang. Melihat tatapan mata Ustadz Amar yang hanya tertuju padanya, tubuh Syahla tiba-tiba bergerak maju terlebih dulu dan mengecup lembut pipi sang suami.

"Ini jawaban saya, nggak usah tanya lagi."

...----------------...

Pintu apartemen dibuka dengan kasar. Dengan langkah terburu-buru, Ustadz Amar menutup pintu rapat-rapat. Sejenak, pasangan suami istri itu hanya terdiam di depan pintu. Kemudian dengan langkah pelan, Ustadz Amar berjalan mendekati sang istri.

Saat langkah kaki sang suami semakin mendekat, Syahla turut memundurkan langkahnya. Ustadz Amar terus melangkah maju sampai tubuh Syahla tersudut pada tembok apartemen.

Deru napas Syahla dan Ustadz Amar terdengar di telinga masing-masing. Mereka saling bertatapan dalam hening. Syahla mengepalkan tangannya saat wajah Ustadz Amar semakin mendekat.

Mata Syahla terpejam saat ia merasa ada benda lembut yang menyentuh bibirnya. Sentuhan itu sangat halus, dan Ustadz Amar melepaskannya beberapa saat kemudian.

"Saya tanya sekali lagi. Apa kamu mencintai saya?" Bisikan Ustadz Amar di telinga Syahla membuat perut Syahla terasa geli, sekaligus memacu detak jantungnya semakin cepat.

"Saya nggak tahu. Yang saya tahu, saya nggak ingin sampeyan bersama perempuan lain selain saya."

Ustadz Amar tersenyum puas. Matanya yang turut menyipit saat tersenyum membuat Syahla merasa kehilangan akal. Dengan langkah berani, Syahla memajukan wajahnya duluan dan menempelkan bibir mereka berdua.

Ustadz Amar awalnya terkejut, tapi tidak lama karena ia segera memimpin permainan. Ustadz Amar lantas membuka mulutnya untuk melanjutkan aktivitas mereka dan Syahla menurut sehingga ia bisa merasakan lidah mereka bertemu.

Dalam nuansa siang hari menjelang sore, rak sepatu, tembok, dan pintu apartemen menjadi saksi bisu kemesraan mereka yang semakin panas. Selama beberapa menit, Ustadz Amar baru melepaskan ciumannya dan itu membuat Syahla mendapat kesempatan untuk menarik napas sejenak.

"Sudah? Ayo kita lanjutkan lagi," Ustadz Amar kembali mendekatkan wajahnya sebelum Syahla menahan bahunya agar tidak mendekat.

"Saya....mau mandi dulu," Ucap Syahla gugup. Buru-buru, gadis itu melesat pergi dari sana dan meninggalkan Ustadz Amar yang mematung di tempatnya.

"Bisa gila aku," Ustadz Amar menyugar rambutnya ke belakang dan menatap kepergian sang istri dengan senyum lebar.

1
Yhunie Andrianie
oallaaahhh wes falling in love💞 rupa ny pak ustadz🤭🤭
Tia H.
😅😅😅 ustadz amar iseng ya cemburu nya lucu.
Ilham Bay
Luar biasa
Ilham Bay
Lumayan
Susanti Susanti
Luar biasa
Wiwin Almuid77
jadi inget pas di pesantren dulu ada temenku yg suka bikin cerpen gitu...
Vitamincyu
❤️❤️
Tia H.
duh si bulek bikin aku mewek aja.
Tia H.
bulek kalau patokannya bisa masak bisa nyuci g mungkin suami mu kabur haduh bulek bulek.
Tutus Roimatus
Luar biasa
Zayyin Arini Riza
Baru nemu judul novel ini dan ceritanya seru.. runtutan tulisannya apik, asik buat dibaca... keren...
Rose Reea
wadaw
Rose Reea
💕🌹🌹🌹💕
Andi Bahraeni
Lumayan
Rose Reea
🤣🤣🤣🤣🤣
Rose Reea
ciyeeeeeeh
Rose Reea
Halah jadi melow 🥲
Rose Reea
huhuy
Rose Reea
sa ae lu tadz 🤭
Rose Reea
🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!