Ayahnya Arumi terlilit hutang. Hal itu membuat sang ayah kena serangan jantung. Arumi tidak punya uang untuk membawa sang ayah berobat. Bahkan, rumah sebagai jaminan sudah ditarik rentenir. Dalam keadaan sulit itu, seorang dokter wanita menawarkan bantuan kepada Arumi. Akan membiayai pengobatan sang ayah, asal Arumi mau menikah dengan ayahnya yang sedang sakit.
Tidak ada pilihan lain, dalam keadaan terpaksa Arumi menerima tawaran itu, walau sebenarnya ia masih ingin melanjutkan studynya.
Pernikahan Itu pun terlaksana, dan ia dikejutkan dengan kenyataan bahwa, pria yang ia sukai di pandangan pertama adalah anak dari pria tua yang menikahinya, tepatnya. Arumi menyukai anak tirinya.
Bagaimana kah kelanjutan kisah cinta terlarang itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febriliani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keluarga
10 hari kemudian.
Di rumahnya Arum yang megah tengah ada acara syukuran kepulangan ayahnya. Pak Taufik dari ber umroh. Arum mengundang banyak anak yatim dari berbagai pantai asuhan. Sebenarnya Arum lebih senang pergi langsung berbagai ke panti-panti asuhan. Tapi, kali ini dia ingin menghibur para tamunya yang kebanyakan orang-orang susah. Hiburannya tentu yang berbau islami. Musik gambus modern.
"Pak Taufik selamat ya atas kepulangannya dari umroh dan dalam keadaan sehat!" ujar seorang ibu paruh baya, membalas katupan tangan Pak Subroto. Ibu paruh baya Itu adalah ibunya Ariq.
Ariq teman sekolah Arum saat di SMA. Ariq sering bantu Arum soal keuangan di sekolah dulu. Dan itu ketahuan kepada ibunya Ariq. Wanita paruh baya itu marah dan tidak suka kepada Arum. Tapi, sekarang disaat Arum sudah kaya, jadi pebisnis kosmetik dan usaha air minum. Wanita itu berubah jadi baik padanya.
"Iya bu, terima kasih!" sahut Pak Taufik ramah.
Arum yang kini sedang membagikan rezeki kepada anak yatim dari beberapa panti asuhan, yang ada di sebelah kanan ayahnya, hanya tersenyum tipis membalas tatapan ibunya Ariq. Ia tidak mau dendam dan Sakit hati pada wanita itu. Karena bersikap tidak baik padanya disaat ia miskin. Arum sudah bisa memakluminya. Karena di dunia ini, begitulah hukum yang berlaku. Yang miskin akan selalu direndahkan dan dianggap beban.
Arum sudah ikhlas menerima takdirnya saat miskin dan saat sukses seperti sekarang ini pun dia tidak sombong. Ia tetap rendah hati.
Kini terlihat Ariq yang menyalami Pak Taufik. Pak Taufik yang tahu kebaikan Ariq kepada Arum saat bersekolah langsung memeluk cowok tampan itu.
"Kamu memang anak baik, moga sehat dan bahagia selalu!" ujar Pak Taufik lirih.
Ariq yang dalam rengkuhan Pak Taufik merasa terharu. Pria tua itu dari dulu sampai sekarang tetap bijaksana.
"Iya pak!" sahut Ariq ramah.
"Rum..!"
Kini Ariq menghampiri Arum dan menyalami wanita itu. Ini pertemuan mereka untuk ketiga kalinya setelah pertemuan terakhir di rumah sakit. Saat sang Ayah kena serangan jantung. Dan dokter Ulfah menawarkan Arum untuk menikah dengan Pak Subroto.
Pertemuan pertama mereka 10 hari yang lalu setelah lima tahun, di rumah sakit. Saat Arum menjenguk Bu Dewi di rumah sakit. Ternyata Ariq sedang magang di rumah sakit tempat Bu Dewi dirawat. Dan pertemuan kedua, keesokan harinya Ariq yang sudah tahu alamat Arum, datang berkunjung ke rumahnya Arum. Dan hari ini pertemuan ketiga mereka
"Seneng kamu dan ibu datang. Ayo silahkan cicipi hidangan yang ala kadarnya." Ujar Arum, ia sambut tangannya Ariq yang menjulur. Sedangkan ibunya Ariq, sedari tadi terlihat enggan menyapa Arum.Sehingga wanita paruh baya itu menunggu putranya.
Ariq tersenyum lebar menanggapi ucapan Arum.
"Ibu apa kabar? masih ingat aku?" tanya Arum dengan muka ketatnya. Ia Jujur kan tangannya kepada ibunya Ariq. "Hehehe...!" ia pun dengan cepat mengubah ekspresinya jadi girang.
Ibunya Ariq menyambut tangannya Arum. "Ingatlah sayang." sahut wanita paruh baya itu tersenyum tipis kepada Arum.
"Syukurlah, ayo silahkan makan bu!" Arum menjulurkan tangannya ke arah prasmanan.
Ibunya Ariq melirik putranya. Ariq pun mengangguk pelan.
"Kamu makan dulu ya Rum!" ujar Ariq sopan.
"Iya, silahkan Riq." Sahut Arum ramah. Pria ini dulu sangat baik padanya.
Ariq merangkul ibunya menuju prasmanan, dan Arum memperhatikannya lekat.
"Ayah ingin kamu menikah Rum. Ariq pria baik!" ujar sang ayah pelan di dekat telinga Arum.
Arum menoleh ke arah Pak Taufiq. "Gak sekarang ayah. Kita harus lebih sukses lagi!" sahut arum cepat
"Hei.. Nak, nanti gak ada pria yang berani dekatin kamu, kalau terlalu sukses dan mandiri." ujar sang ayah penuh kekhawatiran.
"Ayah...Jodoh, maut, rezeki kita tidak bisa prediksi!"
"Tapi, harus usaha nak!"
"I, iya ayah. Sudah dong. Jangan bahas jodoh di sini ayah." Ujar Arum cemberut.
Huufftt..
Pak subroto menarik napas berat. Ia kembali fokus menerima tamu.
"Lah, itu bukannya Dimas Rum?" tanya sang ayah kaget, ia tunjuk ke arah Dimas yang kini berjalan ke arah mereka.
Arum mengikuti pergerakan tangan sang ayah. Arum belum cerita apapun pada ayahnya soal Pak Subroto dan Ibu Dewi yang sudah meninggal dan Dimas yang bukan anak kandung pak subroto.
"Iya ayah." Jawab Arum santai.
"Koq, dia tahu rumah kita. Bukannya mereka tingg di kota Medan." Ujar sang ayah masih dengan ekspresi terkejutnya.
"Eemm... Orang kaya ayah. Orang kaya, rumahnya berserak di mana-mana." Jawab Arum cepat. kini jaraknya Dimas ke arah mereka tinggal satu meter.
"Kakek Taufik!" ujar Dimas dengan senangnya
Graapp.. Ia pun langsung memeluk ayahnya Arum setelah berjabat tangan. "Kakek apa kabar?"
"Ba, naik cucuku Dimas." Sahut Pak Taufik dengan ekspresi tercengangnya
"Arum sombong kek, dia gak undang aku atas acara ini."
"Kita kan keluarga, untuk apa lagi diundang undang. Datang aja, kalau dapat info."
"Rum, boleh ikut aku sebentar !'
Dimas yang tadi masih serius berbincang dengan Pak taufik. Kini dibuat panik, melihat Ariq yang meminta waktu pada Arum.
" Iya, ayo!"
Jawaban Arum membuat Dimas semakin kalut. Ia tercengang di hadapan Pak Taufik.
"Dek, minggir dulu. Mau salam tuan rumah ni." Ujar Seorang tamu kepada Dimas yang berdiri tercengang di hadapan pak taufik.
"Dek!"
"Oohh.. Iya bu!" Arum minggir dari antrian
Dimas melirik pak taufik yang Kini sibuk menyalami para tamu. Kemudian pria itu mengejar Arum yang kini sedang berjalan beriringan dengan Ariq