Xuan Jian adalah putri yang terlahir dari selir kesayangan kaisar Wei Huang, namun memiliki nasib yang sangat buruk.
Dia bersama sang ibu, selir Xuan Yang diasingkan di sebuah paviliun yang paling buruk dan berada jauh dibelakang istana utama, dan hanya memiliki satu orang pelayan untuk mengurus seluruh kebutuhannya.
Semua orang begitu membenci keberadaannya karena dianggap pembawa sial, Xuan Jian terlahir saat gerhana matahari bersamaan dengan lahirnya putra permaisuri, namun naas sang pangeran kecil tidak bisa bertahan hidup, sehingga semua orang berfikir jika Xuan Jian lah penyebab dari semua kejadian buruk yang menimpa putra mahkota kekaisaran Jiahu itu.
Siapa yang menyangka setelah dia beranjak remaja, Xuan Jian menjelma menjadi seorang gadis yang sangat kejam, tak hanya itu...
Dia juga sangat membenci seluruh penghuni istana dan mulai membalas satu persatu orang yang telah menyakiti dirinya beserta sang ibu dengan tanpa belas kasih.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arlingga Panega, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 34
Kaisar Wei Huang nampak sangat kecewa melihat selir Xuan Yang berlalu meninggalkan meja, dan lebih memilih untuk menghampiri Xuan Jian yang saat ini tengah sibuk mengipasi daging yang tengah dibakarnya.
Raut wajahnya nampak berubah, awalnya dia berfikir jika selir Xuan Yang akan ikut duduk bersama dengannya, namun ternyata hal itu hanyalah menjadi angan-angan dia semata, kenyataannya selir Xuan Yang pun ikut mengabaikan dirinya, sama seperti yang dilakukan oleh Putri Xuan Jian.
Ada rasa sakit yang kini merambat dalam hati Sang Kaisar, ternyata diabaikan itu begitu menyakitkan, mungkin itu jugalah yang dirasakan oleh selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian yang telah dia abaikan selama 10 tahun terakhir.
Selir Xiao Xia dan juga selir Feng Ling yang melihat perubahan raut wajah Kaisar itu pun langsung melirik ke arah selir Xuan Yang yang saat ini tengah ikut sibuk bersama putri Xuan Jian.
Nampaknya selir yang terabaikan itu sama sekali tak menginginkan kehadiran Kaisar Wei Huang di paviliunnya, dia lebih menginginkan untuk menghabiskan waktu bersama sang putri kesayangan yaitu Xuan Jian yang telah menemani hari-harinya selama 10 tahun terakhir.
Selir Xiao Xia dan juga selir Feng Ling berusaha untuk menenangkan hati dan juga pikiran Kaisar Wei Huang yang saat ini terlihat gelisah, keduanya lalu segera memberikan mangkuk berisi sop buah kepada sang Kaisar, dan meminta agar orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu segera mencoba, minuman yang baru saja dibuat oleh putri kecilnya yaitu Xuan Jian.
Kaisar Wei Huang melirik ke arah kedua selirnya, kemudian dia pun mengangkat sendok dan mencoba untuk menikmati sop buah yang kini ada di hadapannya, tak lama dia pun memakannya dengan sangat cepat dan terlihat begitu lahap.
Ini adalah minuman terenak yang pernah dia nikmati selama hidupnya, bahkan dia tak mengetahui dari mana sang putri memiliki resep minuman yang begitu menyegarkan, Kaisar Wei Huang pun tersenyum manis.
Meskipun saat ini selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian masih belum bisa memaafkan kesalahan dirinya, tapi saat dia menikmati minuman yang dibuat oleh putrinya itu, dia merasakan perasaan begitu senang dalam hatinya.
Ternyata Putri kesayangannya itu sangat berbakat, dia memiliki kemampuan dalam berbagai macam bidang, tak hanya pandai dalam beladiri dan juga adu ketangkasan, tapi putrinya memiliki bakat lain yang tak pernah dia ketahui sebelumnya.
Akhirnya makanan pun siap, selir Xuan Yang dan juga Putri Xuan Jian segera mengangkat makanan itu dan menghidangkannya di depan Kaisar Wei Huang dan juga kedua selir, namun keduanya nampak tak mau duduk satu meja bersama dengan Kaisar Wei Huang, sehingga membuat sang Kaisar mengerutkan dahinya.
"Kenapa kalian tidak ikut duduk? Duduklah dan makan bersama." ucap Kaisar.
Xuan Jian menolak dengan cepat, "Kami hanyalah orang-orang yang terabaikan, bagaimana mungkin bisa makan bersama satu meja dengan seorang yang sangat mulia seperti Kaisar? Akan lebih baik jika yang mulia segera memakan makanan itu, kemudian pergi dari tempat ini." ucap Xuan Jian dengan sarkas.
Kaisar melirik ke arah sang putri, entah dari mana putrinya itu belajar untuk mengucapkan kata-kata yang begitu pedas dan menohok. "Kau tahu putri Xuan Jian? Berbicara kasar terhadap seorang Kaisar, bisa membuatmu mendapatkan hukuman yang sangat berat." ucap Kaisar Wei Huang.
Putri kwanjian hanya melengkungkan senyuman sinis di hadapan orang nomor satu di kekaisaran jiahu itu, kemudian dia pun segera mendekat ke arah sang ibu.
"Tidak masalah! Lagi pula selama 10 tahun terakhir ini aku dan ibuku hidup dalam penderitaan, jika memang harus dihukum sekali lagi, aku tidak keberatan." jawab Putri Xuan Jian.
Selir Xuan Yang melirik ke arah sang putri, dia pun segera mengulurkan tangan dan mengelus surai hitam milik putrinya, kemudian mengajaknya segera pergi dari sana.
"Lebih baik kita segera pergi dan biarkan yang mulia menikmati hidangannya." ucap selir Xuan Yang sambil menarik tangan putri Xuan Jian.
Akhirnya Xuan Jian pun pergi meninggalkan tempat itu, namun baru saja beberapa langkah Kaisar Wei Huang kembali mengeluarkan suaranya. "Apakah pantas seorang selir meninggalkan kaisar yang tengah makan, tanpa melayaninya?" tanya Kaisar.
Selir Xuan Yang melirik, dia pun menyunggingkan senyuman manisnya. "Ada dua orang selir di sisi yang mulia, lalu mengapa aku yang terabaikan ini harus ikut melayani? Bukankah mereka berdua sudah cukup?" tanya selir Xuan Yang.
Mendengar ucapan sang selir yang sangat pedas, membuat Kaisar pun sangat sakit hati, dia tak menyangka jika selir Xuan Yang akan berani menolak perintah yang dia berikan. tapi ternyata ucapan putri Xuan Jian jauh lebih menyakitkan.
"Ayo ibu, kita segera makan di belakang. Tempat ini tak pantas untuk kita, apalagi saat ini ada seorang yang memiliki kekuasaan tertinggi di tempat ini." ucapnya seraya menarik lengan sang ibu.
"Kau benar, kita memang tak pantas berada di tempat ini, lebih baik kita menyuruh para prajurit untuk membetulkan kembali pintu paviliun bobrok yang telah dirusak oleh orang suruhan permaisuri dan kembali ke sana." ucap selir Xuan Yang.
"Tentu saja ibu, lagi pula di istana ini wanita itu adalah orang yang paling berkuasa, sehingga meskipun dia seorang Kaisar, tapi tak mampu melakukan apapun untuk memberikan keadilan terhadap kita, karena kita bukan apa-apa." ucap Xuan Jian mengikuti ucapan sang ibu.
Kaisar Wei Huang baru saja akan memasukkan makanan ke dalam mulutnya, namun dia berhenti dan langsung melirik ke arah sang selir dan juga Putri sulungnya itu.
"Apakah itu benar? jika memang benar, zhen akan menghukum permaisuri." ucap Kaisar Wei Huang.
"Tentu saja itu tidak benar, karena ucapan yang benar hanya dari mulut yang mulia Kaisar dan juga yang mulia permaisuri, bukan dari orang rendahan seperti kami yang hidup di dalam gubukbobrok selama 10 tahun dan harus terus mendapatkan penyiksaan secara fisik maupun mental dari kalian berdua, kami bahkan lebih rendah dibandingkan dengan seorang pelayan di istana ini." ucap Putri Xuan Jian sambil menarik lengan sang ibu, untuk segera meninggalkan Paviliun anggrek.
Para pelayan pun langsung mendatangi keduanya, "Kami akan kembali ke paviliun bobrok, siapkan makanan dan tolong antarkan ke sana. Sisanya boleh kalian makan." ucap Putri Xuan Jian meminta kepada beberapa orang pelayan yang saat itu telah membantunya menyiapkan makanan demi untuk menyenangkan hati sang ibu.
Kaisar semakin miris, selama ini dia tak tahu apapun yang menimpa sang selir maupun putri terbuangnya itu, dia berfikir jika keduanya hidup dengan bahagia di paviliun bobrok, ternyata mereka mendapatkan penyiksaan yang teramat sangat dari permaisuri sehingga akhirnya kebencian dalam hati selir Xuan yang dan juga Putri Xuan Jian terhadap dirinya tak bisa terelakkan lagi
Kaisar Wei Huang segera bangkit dari kursi yang didudukinya, dia pun segera bergegas kembali ke ruang kerja tanpa menyentuh makanannya.
Kedua selir hanya bisa menggelengkan kepala, mereka tak tahu harus mengatakan apa, namun segera Mereka pun meminta para pelayan untuk mengirimkan makanan itu ke ruangan kerja kaisar.