Bagaimana perasaanmu jika mendapatkan mertua yang baik? Pasti senang dong. Tapi hal berbeda ditunjukkan oleh seorang wanita bernama Marissa, ia justru tidak bersyukur memiliki mertua yang baik.
Hingga suatu hari, Marissa mengalami kejadian yang di luar nalar, ia akhirnya menjadi menantu yang tertindas dan memiliki Mertua yang jahat. Lantas, kejadian apa yang menyebabkan Marissa mengalami hal seperti itu?
Mampukan Marissa menghadapi kekejaman sang mertua yang selalu menyakitinya? Dan apakah Marissa berhasil lari dari hal yang membuat hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat?
Novel ini mengikuti event Air mata pernikahan. Mohon dukungannya 🙏❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LichaLika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kehilangan
Anwar panik, ia pun segera membawa istrinya ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan secepatnya. Magdalena pun ikut terkejut saat Anwar membawa Marissa ke dalam mobil. Magdalena melihat kepergian Anwar yang sedang mengantar Marissa ke rumah sakit lewat balkon kamarnya. Wanita yang sedang ditemani oleh seorang pelayan itu bertanya, "Ada apa? Apa yang terjadi?" tanya Magdalena yang melihat banyak pelayan yang berkumpul.
"Itu Nyonya, Bu Marissa mengalami pendarahan, Tuan Anwar sedang membawa Bu Marissa ke rumah sakit," balas sang pelayan.
Untuk sejenak, Magdalena tersenyum jahat, ia terlihat senang dengan apa yang terjadi pada Marissa.
"Hmm semoga saja bayi itu mati, dengan begitu aku bisa dengan mudah membuat Anwar membenci istrinya," ucap Magdalena penuh harap.
Setibanya di rumah sakit, Marissa yang terlihat mulai pucat, ia langsung mendapatkan pertolongan pertama. Beberapa tenaga medis segera membawa Marissa untuk segera dibawa ke ruangan IGD.
Anwar terlihat sangat cemas, ia pun mondar-mandir di depan ruangan IGD menunggu dokter keluar dari ruangan IGD. Tak berselang lama seorang suster membuka pintu IGD dan berkata kepada Anwar jika Marissa harus segera dioperasi karena bayi yang sedang dikandungnya sudah meninggal dunia. Marissa keguguran.
Seketika Anwar jatuh lemas, ia terlihat begitu menyesal, bagaimana bisa dirinya begitu tega memaksa istrinya untuk melakukan hubungan suami istri.
"Ya Tuhan! Ini semua salahku. Aku kehilangan anakku!" sesal Anwar sambil menjambak rambutnya sendiri.
"Kami segera membutuhkan tanda tangan Anda, Pak! Kami harus secepatnya melakukan tindakan kuret kepada Bu Marissa, jika tidak nyawa Bu Marissa akan terancam,"
Dengan penuh penyesalan, terpaksa Anwar menandatangani surat pernyataan itu. Setelah mendapatkan tanda tangan dari Anwar. Dokter segera melakukan operasi kecil untuk mengambil janin yang sudah meninggal itu.
Kurang lebih satu jam, akhirnya dokter keluar dari ruangan operasi, dengan sangat menyesal, dokter mengatakan kepada Anwar jika janin mereka tidak bisa diselamatkan.
"Kami minta maaf yang sebesar-besarnya, kami sudah berusaha untuk menolong janin Anda. Dikarenakan kondisi Bu Marissa yang lemah, maka janin itu tidak bisa bertahan. Seharusnya Bu Marissa cukup istirahat, jangan terlalu banyak bergerak. Karena kondisi kehamilan Bu Marissa tergolong masih rentan. Di usia kandungan trimester pertama sebaiknya ayah jangan mengeluarkan cairannya di dalam, maaf bukannya bermaksud apa-apa, karena cairan itu bisa membuat kontraksi rahim, ditambah kondisi fisik Bu Marissa yang sangat lemah. Maaf, Pak! Kami benar-benar menyesal, Bapak yang sabar, ya!" seru dokter sembari menepuk pundak Anwar.
"Terima kasih banyak, dokter! Ini semua memang salah saya, saya sudah sangat egois," jawab Anwar.
"Bu Marissa sudah bisa ditengok. Kalau begitu saya permisi, mari!" pamit sang dokter.
"Iya dokter!"
Setelah dokter pergi, Anwar pun segera melihat kondisi istrinya yang saat itu terbaring lemah. Ia berjalan mendekati Marissa dan duduk di sampingnya.
Anwar memegang tangan sang istri dan terlihat begitu menyesal. "Maafkan aku! Seharusnya aku mendengar ucapanmu, aku benar-benar egois!" sesal Anwar sambil menundukkan kepalanya pada tempat tidur Marissa.
Perlahan, Marissa membuka kedua matanya, samar terlihat langit-langit ruangan yang tampak putih berkabut.
"A-aku di mana?" seru Marissa saat dirinya merasa jika sedang tidak berada di rumahnya.
"Marissa! Kamu sudah sadar? Syukurlah! Akhirnya kamu baik-baik saja!" ucap Anwar yang terlihat begitu senang istrinya sudah siuman.
Perlahan, Marissa menoleh ke arah Anwar dan berkata, "Mas, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Marissa saat melihat wajah sang suami yang seolah menahan sebuah rasa kecewa.
"Aku minta maaf padamu! Bayi kita, bayi kita tidak bisa diselamatkan!!" ungkap Anwar dengan wajah tertunduk lesu.
"Apa? Aku kehilangan bayiku?" seru Marissa yang tidak bisa menahan rasa kesedihannya yang teramat dalam, ia berusaha mati-matian menjaga bayinya. Hanya karena keegoisan suaminya. Marissa terpaksa kelihatan bayi yang masih berusia 2 bulan itu.
...BERSAMBUNG ...
eh tp kok udh tamat kak,,ini bnrn tamat ceritanya?