NovelToon NovelToon
Dendam Ratih Dan Cinta Sang Pangeran Ular

Dendam Ratih Dan Cinta Sang Pangeran Ular

Status: sedang berlangsung
Genre:Suami Hantu / Iblis / Misteri / Roh Supernatural
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Sabina

Ratih gadis miskin yang lugu dari Desa Cempaka yang di cintai oleh sosok Siluman ular yang berusia ribuan tahun----Setelah cintanya dikhianati oleh Arya, anak kepala Desa dusun Cempaka. Ratih Dipaksa membuat Perjanjian pernikahan dengan Pangeran Naga Seta yang sudah terobsesi pada Ratih----demi keamanan desanya lewat pernikahan gaib.
Warga Desa yang kembali terikat dengan Siluman ular penghuni aliran Sungai Seta harus memberikan sayeba setiap sebulan sekali untuk Siluman ular penghuni sungai, akankah warga desa terlepas dari perjanjian gaib ini.
Mengisahkan Dendam, Sakit hati, dan Perjanjian gaib di jadikan satu dalam novel ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Sabina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 7

Suara arus sungai mengalir dengan derasnya, membuat angin sepoi-sepoi masuk ke kamar Ratih. Di atas ranjang dengan empat tiang berhiaskan ukiran naga dan bunga teratai itu.

Tirai sutra yang di atas ranjang empat tiang itu bergoyang seperti kuatnya arus sungai, cahaya menembus tirai.

Menimpa wajah tenang, namun di balik ketenangan itu, pikiran Ratih jauh ke alam bawah sadarnya.

Dalam alam bawah sadarnya---Ratih mendapatkan gambaran berupa sebuah firasat. Dusun Cempaka----tempat kelahirannya tenggelam oleh banjir besar.

Air Bah menyapu sawah, ladang, ternak, dan rumah-rumah kayu. Orang-orang berlari ketakutan, anak-anak menangis ketakutan, dan suara para ibu yang meratapi memenuhi dusun Cempaka dan desa di sekitarnya.

Diantara semuanya, Ratih melihat wajah ibunya yang kurus dan pucat tengah memanggil namanya.

"Ratih...kamu dimana nduk," ucap ibunya lirih.

Ratih terbangun dengan kaget, dadanya bergetar keras napasnya tersengal, lalu ia menatap ke sekeliling kamar dengan mata lebar.

Tirai berayun pelan seperti di terpa angin sepoi-sepoi, ia menatap sekeliling kamarnya dengan mata yang lebar.

"Ibu!" teriaknya.

Tirai berayun pelan, cahaya lampu di dinding nampak berpedar, tapi hatinya memikirkan bayangan desa yang tenggelam dan ibunya.

Tangannya langsung berdiri cepat, rambutnya yang terurai tanpa mengenakan mahkota dan perhiasan. Berdiri dengan cepat meraih selendang di ujung ranjang.

"Aku harus menemui Pangeran Naga Seta," batinnya.

Ratih segera bangkit merapikan rambutnya yang terurai panjang sampai pinggang demi menemui---Naga Seta.

"Aku harus tahu apa yang aku lihat lewat mimpi ini----ancamannya yang dimaksud itu," batin Ratih memikirkan keselamatan warga desa dan ibunya.

Meskipun warga desa telah menyakitinya dengan mencemoohnya saat pulang dari rumah Arya---Tapi Ratih juga mengingat saat warga Desa membantunya---saat dirinya kelaparan setelah hutang ayahnya menumpuk.

Tangan Ratih meraih gagang pintu dengan kayu jati---berukir hiasan bunga dan ular itu. Tapi saat mau melangkah keluar.

Dua pengawal istana berdiri menghentikan langkahnya dengan menyilangkan tombak, tubuh mereka kekar berotot, mengenakan hiasan kepala dari kain batik, dan dari pinggang sampai bawah kakinya menjelma menjadi seekor ular sungai berwarna hitam kehijauan.

Mereka menyilangkan tombak perak di depan pintu menghalangi langkah Ratih agar tak keluar kamar, Ratih yang melihat hal itu langsung protes.

"Minggir! Biarkan aku lewat!" seru ratih dengan suara lantang.

"Ampun, Kanjeng Putri. Ini perintah langsung yang mulia Pangeran, jika kanjeng Putri tak diperkenankan keluar kamar...sebelum setuju menikahi Pangeran."

Kedua pengawal itu menundukkan kepala dengan hormat, tanpa bergeming.

"Apa maksudnya ini? Aku ditahan?" marah Ratih, menatap keduanya.

Tak ada jawaban hanya kesunyian, di sertai tatapan dingin dari dua mahkluk setengah manusia ini.

Ratih menatap mereka satu per satu, lalu memutar tubuhnya kembali masuk ke kamar dengan langkah cepat.

Gadis ini duduk di tepi ranjang, menggenggam selimutnya yang terbuat dari sutra dengan begitu erat.

Air matanya menetes, tapi di balik kesedihan itu tersimpan tekad yang mengeras di hatinya---bukan karena dendam---dendamnya hanya untuk keluarga kepala desa bukan untuk warga desa yang tak berdosa.

"Kalo mereka pikir aku patuh maka akan salah besar," ujar Ratih.

Ratih membuka pintu yang di jaga lalu menatap keluar jendela di sisi kamar.

Sebuah ide muncul membuat senyum tipis terbit di bibirnya, dengan hati-hati ia bangkit berjalan pelan mendekati jendela.

Setelah memastikan tak ada penjagaan di luar sana hanya taman yang sunyi.

Ratih melangkahkan kakinya ke arah pintu, ia membuka sedikit celah.

Tapi ketika dia melihat penjaga itu menunduk sejenak, ia mengambil kesempatan dengan cepat ia menyelinap keluar dan mencoba berlari ke lorong istana demi menemui Pangeran Naga Seta.

Namun belum sempat melangkah jauh sesuatu yang dingin dan empuk melilit pergelangan kakinya dengan begitu kuat.

Crak!

Ratih terjerembab ke lantai, ia menoleh ke belakang. Dua prajurit itu telah berubah sepenuhnya menjadi ular, tubuh mereka memanjang, ekor ularnya berputar melilit kakinya.

"Lepaskan aku!" jerit Ratih, memukul-mukul lilitan itu dengan tangan kosong.

Ratih berusaha melepaskan diri dengan menendang, memukul, dan sekuat tenaga tapi lilitan itu semakin kuat.

"Maafkan kami kanjeng Putri, tapi kami hanya menjalankan perintah Pangeran."

Salah satu Prajurit dengan nada menyesal.

"Lepaskan aku!" ucap Ratih.

"Aku harus menemui pangeran," kata Ratih memohon.

Ratih terhuyung dan terjatuh ke lantai kamar, dua pengawal itu membawa Ratih masuk ke dalam kamar.

Pintu yang terbuat dari kayu jati itu tertutup dengan keras, menyisakan gema yang membuat seluruh ruangan bergetar.

"Pangeran akan menemui kanjeng putri setelah urusannya usai," salah satu dari mereka berkata pelan.

Ratih terdiam sesaat, ada sesuatu dalam kata-kata itu yang membuat hatinya berdesir tidak enak.

"Urusan apa? mengapa pangeran harus meninggalkanku dan di jaga ketat begini?" marah Ratih.

"Mohon kanjeng putri beristirahat saja, ketika yang mulia kembali, beliau akan menjelaskan semuanya."

Blam.

Pintu di tutup rapat dari luar, Ratih menghela napas panjang, tubuhnya masih gemetar karena amat syok melihat mereka berwujud ular sepenuhnya.

Baru kali ini gadis ini di lilit ular raksasa, Ratih menghela napas panjang hatinya merasa tak tenang, takut marah dan kebingungan.

Ratih hanya bisa meringkuk di lantai lantaran dirinya tak punya daya lagi, jika benar mimpinya adalah firasat dan bagian ancaman dari pangeran, dirinya berjanji akan melakukan apapun demi warga desa dan demi ibunya.

"Naga Seta, cepatlah temui aku...tolong bicara padaku." Ratih meringkuk dengan ketakutan, dirinya tak tahu harus berbuat apa.

Karena siluman dan jin selalu ingkar janji, itulah----yang menjadi nasihat orang tua jaman dulu.

*

1
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
𝐁𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐚𝐩 𝐱 𝐬𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐀𝐦𝐛𝐚𝐫𝐚𝐰𝐚𝐭𝐢 𝐦𝐞𝐧𝐨𝐥𝐨𝐧𝐠 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐡 𝐮𝐧𝐭𝐮𝐤 𝐤𝐦𝐛𝐚𝐥𝐢 𝐤𝐞 𝐝𝐮𝐧𝐢𝐚 𝐦𝐚𝐧𝐮𝐬𝐢𝐚 𝐚𝐣𝐚 𝐬𝐢𝐡.
𝐒𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐚𝐣𝐚 𝐑𝐚𝐭𝐢𝐡 𝐠𝐚𝐤 𝐝 𝐛𝐮𝐧𝐮𝐡. 😞
neni nuraeni
lnjuut
Putri Sabina: besok lanjut kakak
total 1 replies
neni nuraeni
wiih mantaaap.. lnjut
Putri Sabina: besok kak pasti lanjut kok😄
total 1 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
Ke desa Cempaka baru rencana, kpan ksitu nya Rania. 😂
Putri Sabina: sabar atuhh, kan lagi persiapan Dania juga masih sekolah jugaa kak😩
total 1 replies
neni nuraeni
semoga aja Ratih kuat...
neni nuraeni: iya ksian... 🙂
total 2 replies
kinoy
si Ambar cr mati..JD dia yg nambahin racun ke tubuh Ratih..SMG aj CPT ketauan trus dipateni
Putri Sabina: tunggu aja kak, karmanya buat kobra Ambarwati😄 dan orang jahat pasti akan ada karmanya🤭
total 1 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
𝐉𝐝 𝐭𝐨𝐤𝐨𝐡 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐧𝐲𝐚 𝐡𝐚𝐧𝐭𝐮 toh😳😆, 𝐠𝐚𝐤 𝐧𝐲𝐚𝐧𝐠𝐤𝐚 𝐭𝐩 𝐬𝐞𝐫𝐮 𝐣𝐮𝐠𝐚 𝐭𝐡𝐨𝐫. 😂
Putri Sabina: sesuai keinginan readers kak, nanti di bab selanjutnya akan ada banyak tokoh tambahan🙏
total 1 replies
🌹🌹Anggita Liani p.🌹🌹
𝐒𝐦𝐨𝐠𝐚 𝐝𝐞𝐡 𝐏𝐫𝐚𝐛𝐮 𝐍𝐚𝐠𝐚 𝐬𝐞𝐭𝐚 𝐛𝐞𝐫𝐬𝐚𝐦𝐚 𝐫𝐚𝐤𝐲𝐚𝐭 𝐱 𝐦𝐞𝐦𝐞𝐥𝐮𝐤 𝐚𝐠𝐚𝐦𝐚 𝐢𝐬𝐥𝐚𝐦 𝐲𝐚. 😃😃
Putri Sabina: aminn😉🙏
total 1 replies
neni nuraeni
jgn smpai dong Ratih meninggal kasian ibu ya,,,
neni nuraeni: ya dehhh
total 2 replies
kinoy
waduh..gmn nasib Ratih y
Putri Sabina: tunggu kelanjutannya kak, besok update koo😄
total 1 replies
Nur Bahagia
kamyuuu nanyaaa? 🤭
Nur Bahagia
ternyata pangerannya jahad 🤨
Putri Sabina: namanya juga siluman kak
total 1 replies
Nur Bahagia
oii pangeran.. pikirin juga dong calon ibu mertua mu
Putri Sabina: Yah begitulah kak, sifat alami siluman😉 egois🤭
total 1 replies
Nur Bahagia
seperti nya pangeran harus mengurangi ego nya 🤭
Nur Bahagia
kenapa pangeran tau2 ngamuk 🤔 jangan bilang kalau kamu masih labil pangeran 🤣🤭
Putri Sabina: bukan labil, dia nggak mau Ratih pergi kak🤐
total 1 replies
neni nuraeni
yaaa bersmbung
neni nuraeni: 👌 othor... dtunggu ya klnjutannya... 🥰
total 2 replies
Nur Bahagia
kalo kamu berhutang budi, harusnya dari dulu kamu bantu Ratih dan keluarga nya biar bisa hidup enak 😁🤭
Putri Sabina: Naga Seta maunya Ratih jadi istrinya kak🥲
total 1 replies
Nur Bahagia
tp kamu belum ijin sama ibu mu lho Ratih.. nanti beliau bingung dan sedih nyariin kamu lhoo
Nur Bahagia: ohh begituu thoo 😁 ya semoga ibu nya Ratih bisa hidup bahagia dan berkecukupan
total 4 replies
Nur Bahagia
ah pangeran ga seru nih.. aturan biarin aja Ratih hidup di dunia manusia.. jadi dia bisa membalas orang2 yg udah menyakiti hatinya.. kalo kamu tahan Ratih di situ dgn alasan dunia manusia ga aman, jadi apa gunanya kesaktian mu pangeraann kalo ga bisa melindungi nyaa 🤣
Nur Bahagia: wokee kak 🥳
total 4 replies
Nur Bahagia
heee lagi diajak ngobrol serius malah ngeloyor jalan2 nih Ratih 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!