" Sebenarnya kita mau kemana!! "
" Kita akan pulang kerumah kita mi amor "
" Berhenti memanggilku begitu!!, siapa juga yang mau tinggal dengamu!!Aku tidak mau!!turunkan aku disiniii!! "
Cup
" Kau semakin berisik mi amor "
Bagaimana rasanya kalo mantan tiba-tiba nongol
apalagi mantannya possessive akut
Penasaran kan??
Yuk kepoin cerita Possessive Ex-Boyfriend
Liat Gimana bucinnya darien ke Alecia>.<
See you in my story(◍•ᴗ•◍)❤
maaf kalo sinopsisnya cookie ganti kek nggak sreg sama yang dulu(TT)(◍•ᴗ•◍)❤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon cookiestory, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Ex chapter 33
" eeugh " terdengar suara lenguhan seorang gadis dari balik selimut tebal, hanya rambut hitam legamnya saja yang terlihat, sisanya tenggelam dalam buntalan kain tebal yang membuat gadis itu semakin merasa enggan untuk beranjak dari kenyamanan yang diberikan kain tebal yang sedang membungkus tubuhnya itu,
dalam setengah kesadarannya, gadis itu merasakan keanehan pada tubuhnya, ia merasa tubuhnya seakan sedang tertimpa suatu benda yang sangat besar dan berat, perlahan gadis itu mulai menyembulkan kepalanya dari balik kain tebal dengan aroma khas yang sangat ia kenali, dengan keadaan mata yang belum sepenuhnya terbuka, samar-samar kedua manik cokelat keemasannya itu bisa melihat bokong berbulu dengan ekor yang kini aktif mengibas-ngibasi wajahnya,
hampir saja jantung gadis itu melompat indah keluar dari rongga dadanya, terkejut saat mendapati seekor kucing besar sedang tertidur pulas diatas tubuhnya, namun kelegaan langsung ia dapati, begitu tersadar siapa pemilik kucing besar itu, dengan perlahan, tangannya mulai bergerak mengelus tubuh gempal yang masih asik tiduran di atas tubuhnya " apa kau boleh berkeliaran seperti ini? " tanyanya yang langsung dijawab dengan geraman pelan dari mulut kucing besar itu, bukannya takut, gadis itu malah tertawa, merasa senang karena kucing itu menjawab pertanyaannya,
lama-kelamaan tubuhnya mulai terasa mati rasa, tidak kuat menopang tubuh yang bobotnya mungkin melebihi dirinya, dengan pelan, ia mencoba membuat kucing besar itu turun dari atas tubuhnya,
helaan nafas lega tidak bisa gadis itu sembunyikan saat berhasil menurunkan tubuh gempal sang jaguar dari tubuhnya, setelah itu ia bangkit kemudian mengambil posisi duduk dengan bersandar pada headboard kasur,
" aaah " teriaknya, terkejut saat tiba-tiba saja pria pemilik manik biru sudah berada di sampingnya, ternyata teriakannya juga membuat jaguar yang sedang tertidur di sampingnya ikut terkejut, jaguar itu mengaum keras sebagai respon kalau ia tidak suka tidurnya di ganggu,
" maaf, tidurlah lagi " ucap gadis itu, merasa bersalah karena sudah menganggu waktu tidur sang jaguar
" pergilah Ariel, mama mencarimu " dengan patuh, jaguar itu langsung bangkit kemudian keluar dari kamar, menuruti ucapan sang pria pemilik manik biru,
" apa tidurmu nyenyak " hening, hanya keheningan yang menjawabnya, menghela nafas lelah, pria pemilik manik biru itu memilih duduk di samping sang gadis yang masih setia mendiaminya, merasa kurang, pria itu meletakkan kepalanya ke atas pangkuan sang gadis, kemudian dengan iseng mulai menciumi perut rata kekasihnya dari balik baju tidur,
" darien, hentikan " dua tangan mungil berhasil menghentikan keisengannya, dengan wajah yang masih ditangkup kedua tangan Kekasihnya, darien mendongak, memperhatikan ekspresi yang dikeluarkan sang gadis " mi amor, kau masih marah padaku? "
entah kenapa mendengar pertanyaan yang jelas-jelas pria itu sudah tahu jawabannya semakin membuat cia kesal, bahkan dari raut wajahnya saja sudah terlihat kalau ia masih marah, karena itu ia hanya diam saja, tidak berniat menjawab pertanyaan dari laki-laki yang masih setia ia tahan kepalanya,
" aku perlu ke kamar mandi, bangunlah " pintanya yang langsung di turuti darien, membuat cia menghela nafas lega, karena ia tidak perlu bersusah payah membujuk laki-laki itu untuk menuruti ucapannya,
cia bangkit kemudian berjalan ke arah kamar mandi, ia perlu membersihkan tubuhnya yang terasa lengket setelah menempuh perjalanan udara selama hampir 18 jam, ia menghabiskan sebagian waktunya untuk tidur, jadi ia tidak sempat mandi waktu di pesawat, apalagi selepas pertengkarannya dengan darien, membuat kedua manik cokelat keemasannya tidak bisa diajak kompromi untuk tetap terjaga.
30 menit, waktu yang ia butuhkan untuk menyelesaikan ritual malamnya, dress rumahan berlengan pendek dengan panjang selutut motif bunga-bunga menjadi pilihannya kali ini, cia sedikit kebingungan tadi, ia lupa kalau ia tidak membawa baju sehelai benang pun kecuali yang sedang di pakainya, tapi mengingat siapa darien, cia dengan percaya diri masuk ke walk in closet milik pria itu, dan benar saja, puluhan atau mungkin ratusan baju perempuan sudah tertata rapi di sebelah baju milik pria pemilik manik biru itu,
ia hanya menatap semua itu dengan pasrah, apalagi saat melihat puluhan koleksi tas-tas brand mewah yang cia yakin ia tidak akan memakainya, ia tidak terlalu suka berpenampilan mencolok, tapi laki-laki itu terus saja membelikannya barang-barang mewah yang sangat tidak mungkin bagi seorang karyawan biasa seperti dirinya mampu memiliki semua itu, membuatnya terus menjadi pusat perhatian di kantor,
setelah dirasa penampilannya sudah rapi, cia keluar dari walk in closet, mengingat ia sedang berada di rumah kedua orang tua darien, jadi sebisa mungkin ia harus selalu berpenampilan rapi walaupun hanya sekedar untuk makan malam,
cia pikir darien sudah keluar dari kamar, namun nyatanya laki-laki itu masih setia berada di kamar mereka, ia dibuat keheranan saat melihat darien tertidur dengan selimut membungkus tubuhnya rapat-rapat, tidak seperti biasanya yang anti sekali dengan selimut tebal, membuat cia khawatir,
dengan sigap ia berjalan ke arah laki-laki yang sedang tertidur pulas itu, setelah sampai, tangannya dengan gesit mengecek suhu tubuh laki-laki itu, satu kesimpulan yang didapat cia, laki-laki itu sedang demam, pantas saja daritadi darien tidak banyak tingkah, ternyata sedang sakit, ia harus segera mengompres keningnya,
sebenarnya laki-laki itu jarang sekali sakit, cia yakin darien terlalu memforsir tenaganya untuk bekerja, makanya sekarang ia terbaring lemah seperti ini.
***
" eh cia, kau sudah bangun, kemarilah kita makan malam bersama " mendengar suara mama sofia membuat langkah cia terhenti, ia berniat untuk mengambil panci dari dapur, tapi karena letak dapur yang bersebelahan dengan ruang makan, jadinya ia berpapasan dengan kedua orang tua darien yang akan makan malam,
" eh iya ma, nanti cia menyusul, darien sedang demam, jadi cia harus segera mengompresnya dengan air hangat "
" darien demam? " kini papa Leon yang bertanya, membuat cia langsung menjawabnya dengan menganggukan kepalanya pelan, dari nada bicaranya kentara sekali kalau papa Leon tidak percaya dengan kata-kata yang barusan ia ucapkan, memang darien sakit itu kejadian yang sangat langka sekali, jadi wajar kalau papanya sendiri tidak terlalu percaya
" baiklah, mama akan membawakan makan malammu dengan darien ke kamar, pastikan darien menghabiskan makanannya, mama mengandalkanmu cia " ucap mama sofia sambil tersenyum manis, membuat cia tidak enak untuk menolak permintaannya, alhasil dirinya hanya bisa menganggukan kepalanya pasrah " baiklah ma, kalau begitu cia permisi ke dapur "
***
cia menghela nafas lelah saat ia berhasil mengambil panci dari dapur, naik turun tangga yang jumlahnya tidak sedikit itu benar-benar menguras tenaganya, ia yakin sebenarnya mansion ini punya lift pribadi, tapi masalahnya ia tidak tahu dimana letak lift itu, alhasil dirinya harus rela naik turun tangga karena ia malu untuk bertanya pada orang tua darien,
melihat darien terbaring lemah membuat cia tersadar untuk segera mengompres laki-laki itu, dengan sigap ia mengambil air hangat dari kamar mandi tak lupa mengambil sebuah handuk kecil untuk ia gunakan sebagai kompresan,
baru saja meletakkan handuk hangat itu keatas kening darien, terdengar suara ketukan pintu yang membuat cia harus bergerak lagi, dengan ogah-ogahan ia berjalan ke arah pintu besar itu, seorang pelayan dengan membawa sebuah nampan berisi aneka hidangan makan malam untuk dirinya dan semangkuk bubur yang ia yakin untuk darien terpampang di depannya,
dengan senang hati cia mengizinkan pelayan itu masuk kedalam kamarnya, perutnya langsung keroncongan saat melihat sup khas Spanyol tersaji di depannya, Escudella, sup yang cara pembuatannya mencampurkan kaldu lezat dengan rasa sayuran, kemudian menambahkannya dengan kacang-kacangan dan berbagai jenis daging dan tulang, selanjutnya sup itu direbus perlahan selama beberapa jam dan disajikan dengan galet, pasta khas Catalan, dan pilota atau bakso besar yang terbuat dari daging cincang, telur, remah roti, bawang putih, dan peterseli yang dimasak di dalam kaldu.
Cia harus segera memakannya sebelum ia menyuapi darien, tak butuh waktu lama untuk dirinya menghabiskan berbagai macam hidangan yang tersaji didepannya, setelah itu dengan pelan cia mulai membangunkan darien, sebenarnya ia tidak tega membangunkan laki-laki yang sedang tertidur pulas itu, tapi darien harus makan agar tubuhnya cepat pulih dan sehat kembali.
" darien bangunlah, kau harus makan " sepertinya cia harus mengapresiasi indera pendengaran darien, karena baru ia bangunkan satu kali, laki-laki itu langsung bangun,
dengan sigap cia membantu darien untuk duduk, ia meletakkan dua bantal di belakang punggung laki-laki itu, tanpa banyak kata, cia langsung menyuapkan satu sendok bubur ayam kemulut darien, satu suapan, dua suapan, hingga suapan terakhir dengan lancar masuk kedalam mulut darien, ia tersenyum bangga karena berhasil menyuapi laki-laki tukang menyosornya itu, bahkan senyum manisnya tidak pernah luntur dari mulai ia menyuapi hingga akhirnya laki-laki itu meminum obat penurun panasnya,
sebagai apresiasi, cia memberikan satu kecupan di pipi berjanggut tipis pria itu
" satu lagi "
" tidak " tolak cia mentah-mentah saat darien memintanya mencium bibirnya juga
" hanya kecupan, please " melihat wajah lemas darien membuat cia tidak tega untuk menolak permintaan laki-laki itu, dengan pasrah ia mengecup singkat bibir laki-laki itu sesuai keinginannya " sudah, sekarang tidur " ucapnya sambil membantu darien untuk berbaring lagi
" usap kepalaku "
" iya-iya sebentar " cia mengambil posisi berbaring menghadap darien, setelah itu ia mulai mengelus lembut rambut hitam legam milik laki-laki itu, ia dibuat geli saat darien menelusupkan kepalanya ke depan dadanya, kali ini ia tidak akan berpikiran macam-macam, ia sadar darien sedang sakit, jadi pasti laki-laki itu tidak akan berbuat aneh kepadanya,
tak butuh waktu lama untuk laki-laki dalam dekapannya ini tertidur, " sepertinya efek obatnya mulai bekerja " pikir cia, kedua manik cokelat keemasannya juga mulai berat, pertanda dirinya akan segera menyusul laki-laki itu ke alam mimpi.
Semiga outhor sehat selalu dan teruskan berkarya,Semoga sukses selalu ya 🤲🏻🤲🏻🤲🏻⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️⭐️🌺🌺🌺🌺🌺🌺🌺🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰