Tentang seorang pria yang tidak diperlakukan adil oleh ayahnya. Tapi dia bisa membuktikan bahwa dia bisa sukses tanpa mengandalkan kekayaan orang tua, sayangnya dia harus kembali jatuh ketika wanita yang dia cintai pergi begitu saja tanpa adanya alasan, membuat dia menjadi casanova.
Suatu hari dia mengalami nasib sial sehingga dia harus menikah dengan seorang gadis yang tak dia cintai, dan membuat dia menjadi menantu yang sama sekali tidak diharapkan oleh mertuanya, seakan memandang rendah pada profesinya sebagai seorang aktor.
Dan Morgan akan membuktikan bahwa dia adalah seorang pria yang patut dibanggakan, terlepas dengan semua masa lalunya yang kelam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DF_14, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tiga Puluh Empat
Pak Gara hanya diam begitu mendengarkan protes dari Morgan mengenai sikapnya pada Zhoya, dia masih menatap putranya dengan tatapan menusuk. Berani sekali Morgan berkata seperti itu padanya.
Morgan menarik nafas dalam-dalam, sepertinya dia sudah berbicara keterlaluan pada papanya, bagaimana pun juga Morgan sangat menyayangi Pak Gara, walaupun dia tau papanya hanya menyayangi Ervan. "Aku minta maaf, jaga diri papa baik-baik, aku harus pergi Pah."
Setelah mengucapkan kata itu Morgan segera pergi dari kantor Xavier Group itu.
Morgan memang sudah memiliki uang dari hasil dia empat tahun bekerja keras sebagai aktor, namun belum cukup untuk melunasi hutang papanya, karena dia yakin Pak Dean tidak ingin menerima uang darinya jika harus dibayar secara berangsur. Tanpa sepengetahuan papanya, Morgan sudah berinvestasi saham dengan perusahaan Avian Grup.
Setelah bertemu papanya, Morgan menemui presiden Avian Group, Pak Ramzi. Avian Group adalah sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perhotelan. Morgan bukan pria yang suka berpoya-poya, dia juga pasti memikirkan masa depannya.
"Wah Morgan Xavier, sudah lama anda tidak datang kesini." Pak Ramzi menyapa Morgan dengan begitu ramah.
Mereka pun saling berjabatan tangan. Kemudian duduk dikursi sofa.
"Ah iya, saya sangat sibuk sekali. Maafkan saya, Pak Ramzi."
"Oh tidak apa-apa, kau tau kan Avian Group itu perusahaan yang terbilang masih baru, tapi melihat perkembangan perusahaan kita itu sudah bisa terbilang sukses, hotel kita mampu bersaing dengan hotel bintang lima, bahkan rencananya kami ingin membuka cabang di Singapura dan Jepang."
Morgan sangat lega sekali mendengarnya, dia yakin dia tidak salah berinvestasi pada perusahaan itu. "Ya baguslah kalau begitu, aku sangat senang mendengarnya."
"Tentu saja, saya jamin anda tidak akan pernah menyesal berinvestasi dengan Avian Group. Justru saya sangat kagum pada anda, anda masih muda, tapi sudah memikirkan masa depan. Anda sangat pekerja keras."
Morgan hanya tersenyum, dia harap sebelum waktunya tiba, dia sudah bisa mengumpulkan uang sebanyak 10 trilyun itu, dia bukannya menolak bantuan dari Zhoya, tapi sebagai seorang pria dia memiliki harga diri yang harus dia jaga, apalagi sebagai seorang suami, dia yakin dia bisa melunasi semuanya sebelum bercerai dengan Zhoya.
Sebenarnya dulu Morgan pasrah saja untuk menikah dengan Laura, walaupun dia memang sudah berniat untuk melunasi hutang papanya suatu saat nanti, dia melihat Laura sepertinya wanita yang baik dan dewasa, karena dia sama sekali sudah tidak memikirkan kebahagiaan dirinya, yang penting dia bisa berbakti kepada papanya.
Namun dia juga tidak mengerti, mengapa tiba-tiba dia berubah pikiran dengan rencananya itu untuk menikahi Laura, mungkin kerena dia rasa dia tidak akan bisa hidup bersama dengan orang yang sama sekali tidak dia cintai.
Karena itu Morgan memilih untuk melunasi hutang papanya dan membatalkan rencananya untuk menikahi Laura, karena dia berhak memikirkan masa depan dan kebahagiaanya sendiri. Dia juga harus bisa move on dari masa lalunya bersama Disha, dia harus bangkit.
Apalagi sampai sekarang dia belum juga menemukan keberadaan Disha, dia sama sekali tidak tau apa alasan Disha meninggalkannya begitu saja disaat dia begitu sangat mencintai Disha. Dengan teganya Disha pergi tanpa pamit padanya, mencampakan dirinya. Padahal dia bekerja keras untuk Disha juga, namun Disha telah menghancurkan hatinya.
