Mendapati kenyataan jika tunangannya bermain gila dibelakangnya membuat Fernando Nicholas Sanjaya sangat terpukul, sehingga membuatnya menyeret satu wanita dalam kehidupannya. Wanita yang menjadi budak nafsunya karna salah mengetuk pintu kamar hotelnya.
Bagaimana kisah Nicho dan Ganesa selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sokhibah El-Jannata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TMYS. Kesal
"Jangan memperlihatkan air mata menyedihkanmu di hadapanku," ucap Nicho terdengar sangat dingin.
Ganesa mengulurkan tangannya, menggenggam tangan Nicho yang kini ada di pipinya dengan lembut. Tatapan teduhnya bagai gelegar yang membuat jantungnya berdetak hebat.
"Bukankah ada kamu yang akan menghapusnya, seperti ini?" tanya Ganesa sambil tersenyum sinis. Melirik tangan Nivho yang berada dalam genggaman tangannya.
Nicho merasa kesal, ditariklah tangannya dari pipi Ganesa, akan tetapi wanita cantik itu tak membiarkannya begitu saja. Ganesa menahan tangan Nicho dalam genggamannya.
"Lepas, drama sudah selesai. Tidak ada orang lain di sini Nona Ganesa," ucap Nicho tampak emosi. Sebenarnya ingin juga mengambil paksa tangannya dari Ganesa. Tapi entahlah, dia tak mau melakukan hal yang bisa membahayakan pergelangan tangan Ganesa yang belum kering sepenuhnya.
Ganesa tersenyum sinis dan maju dua langkah, meletakan tangan kirinya di dada Nicho. Dipandangnya wajah Nicho yang semakin merah menahan amarah. Ganesa suka ini, dia berharap Nicho akan selalu kesal saat dia menjadi liar, kemudian menceraikan dirinya suatu saat nanti.
"Kau salah Tuan, bukankah drama baru saja di mulai. Jangan nerves, tolong kondisikan detak jantungmu," ucap Ganesa.
Ganesa terkekeh melihat wajah Nicho yang semakin dingin. Ya, tangannya bisa merasakan detak jantung Nicho yang bermaraton. Sebenarnya dia juga sama, akan tetapi dia bisa mengkondisikan karna dia adalah pemain dramanya.
Nicho mengepalkan tangannya, tak disangka Ganesa seperti ini, padahal saat itu wanita cantik ini hampir mengahabisi nyawanya sendiri karna benci pada Nicho. Bahkan, kejadian saat itu sempat membuatnya trauma sehingga membuat dia takut pada Nicho. Lalu apa apaan ini? Bagaimana bisa seperti ini?
"Aku bisa bertindak kasar, lepaskan atau aku benar benar kasar padamu?" kesalnya.
Ganesa memejamkan matanya. Ucapan Nicho bagaikan goresan sembilu yang menoreh luka dalam di hatinya. Tapi dia tetap bertahan pada posisinya, Ganesa justru semakin kuat menekan dada Nicho seakan mengatakan jangan bergerak.
"Lepas aku bilang," ucap Nicho lirih. Akan tetapi terdengar jelas dan dingin di telinga Ganesa.
"Kau lihat, ada kakek di luar yang mengamati kita, sebaiknya kau tetap ikuti permainan ini. Kita berdrama Tuan Nicho yang terhormat," ucap Ganesa tepat di dekat telinga Nicho.
Nicho melirik ke atas, dan benar saja kakek dan Rangga ada di depan pintu sedang mengamati mereka. Nicho tersenyum sinis, dilihatnya Ganesa yang tampak memandang dirinya dengan tatapan menyepelekan.
"Jangan besar kepala, Tuan Fernando Nicho Sanjaya. Kau pikir aku memelukmu seperti ini karena terpesona denganmu? Jangan berfikir terlalu jauh, karna hanya wanita berkelas sepertiku tak mudah untuk menjatuhkan hati padamu," ucap Ganesa.
Nicho menghela napas panjang. Harus berhadapan dengan manusia seperti Ganesa ternyata adalah ujian terberat baginya. Bagaimana bisa wanita itu seakan mempermainkannya? Terkadang menariknya, terkadang mengulurnya. Apa maunya sebenarnya?
Nicho hanya diam, enggan untuk menjawab ucapan Ganesa yang hanya akan menimbulkan perdebatan.
Di depan sana, kakek dan Rangga saling berpandangan, kakek bahagia sekali dengan pemandangan ya di lihat. Sangat menentramkan melihat Nicho yang tampak mesra dengan Ganesa di sana.
"Rangga, kakek berharap mereka selalu seperti ini," ucap kakek.
Rangga hanya diam, dia mengamati gerak gerik wanita dan pria yang sebenarnya tidak mesra, melainkan sedang main drama itu.
"Amin kek," jawab Rangga menanggapi ucapan kakek, agar lelaki lanjut usia itu tak banyak pikiran.
"Kalian masih disini? Nicho, kenapa tidak kamu ajak istrimu ke kamar? Tunjukan kamarnya," ucap kakek.
Nicho dan Ganesa menoleh bersamaan dan tersenyum.
"Kakek, iya aku masih ada urusan sebentar kek," ucap Nicho sambil mendekat ke arah kakeknya.
"Rangga, kau antar Nona Ganesa ke kamar, cukupi semua yang menjadi kemauannya," ucap Nicho pada asistennya itu.
"Suamiku kamu, bukan Rangga. Jadi kamu yang harus melakukan semua untukku, Honney," ucap Ganesa.
Nicho yang semula menatap kakeknya tampak memandang Ganesa dengan kesal. Ditatapnya wajah Ganesa yang tersenyum menang.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...