Maura Geraldin, wanita cantik yang berprofesi sebagai Dokter kandungan, akhirnya menerima lamaran dari sang kekasih yang baru di kenalnya selama 6 bulan, yaitu Panji Kristian anak terakhir dari keluarga Abraham yaitu pemilik perusahaan batu bara.
Namun tidak menyangka Panji, Laki-laki yang di cintai Maura ternyata mempunyai wanita lain di belakang Maura, padahal mereka berdua sudah bertunangan, akan kah Maura membatalkan pertunangannya, atau malah mempertahankan hubungan mereka.
Jika kalian penasaran simak terus yukk perjalanan mereka.. jangan kasih kendor.. Dan jangan lupa untuk like nya juga.
Happy Reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dwi cahya rahma R, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 34
"Kamu ini bagaimana Kenan, udah datang ke rumah Maura, malah Maura nya ngga mau nemuin kita, boro-boro mau nemuin, nyapa saja tidak, kamu yakin mau menikah sama putri Guntoro itu, seperti tidak punya sopan santun." Gerutu tuan Galang yang berada di dalam mobil.
"Mungkin Maura nya belum siap pa, di tambah tuan Guntoro juga belum bicara sama putrinya, begitu pun Kenan ya maklum saja kalau dia belum bisa menerima lamaran Kenan, secara kita datang tiba-tiba." sahut nyonya Keni, agar suaminya berhenti mengomel.
"Secara tiba-tiba bagaimana? Kenan sudah memberitahu Guntoro, kalau seminggu lagi dia akan datang ke rumah, seharusnya dia juga sudah hilang kan ke Maura, jauh-jauh datang ke sana, taunya anaknya ngga mau nemuin, dan kamu Kenan, katanya kalian dekat, kenapa Maura nya malah ngga mau ketemu sama kamu?." Tuan Guntoro yang menoleh ke arah anaknya.
"Kenan juga belum bicara sama Maura pa, kalau Kenan akan datang ke rumah Maura, karena Kenan pikir, om Guntoro sudah memberitahu Maura." jawab Kenan.
"Kita itu sudah di tolak secara halus oleh keluarga Guntoro, sebaiknya kamu cari wanita lain saja, atau nikah sama putri teman papa, dia juga cantik, seorang model terkenal, dari pada nikah sama perempuan yang tidak punya sopan santun, emang yang cepak dia aja, kalau capek atau ngga enak badan minimal nyapa lah, nyelonong begitu aja kaya ngga pernah di ajarin sopan santun." tuan Galang yang terus berbicara panjang kali lebar.
"Kita tunggu dulu pa, bukankah om Guntoro juga bilang, kalau Maura belum siap malam ini." sahut Kenan.
"Ah entahlah.. terserah kamu saja." tuan Galang yang sedikit jengkel karena merasa keluarganya tidak di perlakukan baik oleh keluarga Maura.
Nyonya Keni yang mendengar ucapan suaminya seketika langsung mengusap pundak sang suami dengan halus. "Sudah pa.. jangan marah-marah terus, tidak baik."
...****************...
Keesokan harinya pagi-pagi Kenan sudah tiba di sebuah rumah sakit tempat Maura bekerja, ia sudah menunggu Maura di sebuah ruangan saat mereka pernah bertemu dulu. Setelah menunggu hampir 30 menit lamanya, Kenan bisa melihat Maura baru saja datang. Kenan memutuskan untuk menemui Maura secara langsung. Kenan berjalan keluar dari ruangan lalu mengejar Maura dadi belakang.
"Maura.." Kenan yang sudah menarik tangan Maura.
Maura yang melihat kehadiran Kenan di rumah sakit tersebut seketika terkejut, masih pagi namun Kenan sudah berada di rumah sakit tersebut. "Aku sibuk, banyak pasien yang harus aku tangani." Maura yang mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Kenan.
"Aku ingin bicara sebentar dengan mu."
"Aku sibuk, kamu tahu kan aku seorang dokter, jadi jangan menggangguku."
Kenan tidak lagi mengindahkan ucapan Maura, ia langsung menarik tangan Maura untuk masuk ke dalam ruangan. Sesampainya di dalam ruangan, Maura langsung melepaskan tangannya begitu saja dari genggaman Kenan. Maura begitu malas menatap wajah Kenan.
"Maura.. aku minta maaf jika aku menyakiti hatimu, aku benar-benar merasa bersalah atas kejadian itu, aku menyesal Maura, sampai aku setiap malam tidak bisa tidur, karena rasa bersalah terus menghantuiku, dan izinkan aku untuk menebus kesalahanku, dengan aku menikahi mu, hanya itu yang bisa aku lakukan, aku ingin bertanggung jawab atas perbuatanku."
"Apakah kamu tahu yang kamu lakukan waktu itu adalah hal salah?." tanya Maura.
"Aku tahu." jawab Kenan.
"Lalu kalau kamu tahu, sewaktu aku berteriak kepadamu, kenapa kamu hanya diam saja dan meneruskan aksi bejat mu itu."
"Maafkan aku Maura.. aku benar-benar tidak bisa mengontrol diriku sendiri, aku tahu itu kesalahan yang sangat besar, namun aku siap untuk bertanggung jawab karena aku telah mengambil kesucianmu."
Maura yang mendengar ucapan Kenan hanya diam, Kenan memang melakukan kesalahan yang amat fatal, namun dia berani bertanggung jawab atas perbuatannya, dengan cara menikahinya, coba laki-laki lain, banyak masalah di luar sana, wanita memberikan mahkotanya secara cuma-cuma kepada peria hanya karena cinta, dan tanpa ada pertanggung jawaban dari laki-laki tersebut. Bahkan Maura sering sekali mendapat pasien wanita yang begitu masih muda hamil di luar nikah tanpa seorang suami.
Maura begitu delima haruskah dia merasa bersyukur, atau malah merasa sedih menikah dengan laki-laki yang mengambil kehormatannya secara paksa. Namun dengan kesungguhan Kenan untuk menikahinya, Maura menjadi terharu. Jarang sekali ada laki-laki yang seperti Kenan. Banyak wanita habis di cicipi di buang begitu saja.
"Aku tidak mau kita selalu seperti ini Maura, Aku ingin kita kembali seperti kemarin, tidak ada masalah, aku ingin selalu menjagamu, jangan menjauh dari ku, aku tidak bisa." Kenan yang terus memohon kepada Maura. "Maafkan aku, biarkan aku menebus kesalahanku, dengan cara menikahi mu."
edan
lebih mati aja Lo Maura anj