NovelToon NovelToon
Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Di Tinggal Nikah Karena Jelek

Status: tamat
Genre:Tamat / Teen Angst
Popularitas:743.8k
Nilai: 4.6
Nama Author: aisyah az

Naina Hilda, gadis yang selalu menghitung mundur hari pernikahannya harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memutuskan hubungan sepihak.

Sang kekasih menemukan tambatan hati yang lain yang menurutnya lebih sesuai dengan standarnya sebagai seorang istri yang pantas digandeng tangannya ketika kondangan.

"Maaf, Na. Perasaanku ke kamu, hambar."

Dua pekan sebelum ijab kabulnya terucap dengan sang pria.

Tenda dan katering sudah di pesan bahkan dibayarkan, untung saja undangan belum sempat disebar. Namun, bukan itu yang membuat tingkat stres Naina meningkat hingga ia lampiaskan pada makanan.

Naina baru tahu ternyata mantan tunangannya memiliki kekasih dengan spek idaman para pria. Tinggi, putih, langsing, glowing, shining, shimmering, splendid.

Apa kabar dengan Naina yang kusam, jerawatan dan gendut?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisyah az, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Beralih Profesi

Happy reading....

Pagi ini Naina sudah siap dengan setelannya. Dia akan melamar kerja di cafe yang sudah diberitahu oleh Dewa, lalu mereka pun menaiki motor untuk menuju Cafe tersebut yang terdapat di kota Malioboro.

45 menit Mereka pun sampai di sana. Naina melihat Cafe itu sangat strategis, karena tempatnya yang ramai, terdapat banyak wisatawan juga dari luar kota maupun luar negeri.

Mereka berdua pun masuk ke dalam Cafe tersebut, lalu duduk di salah satu kursi. Tak lama ada seorang pria tampan yang menghampiri Dewa, ternyata dia adalah pemilik Cafe tersebut.

"Apa Anda ini adalah dewa? Temannya Abi? Perkenalkan, nama saya Reno. Saya pemilik dari kafe ini," ucap pria yang bernama Reno sambil mengulurkan tangannya ke arah Dewa.

"Iya, saya Dewa. Saya temannya Abi," jawab Dewa sambil menganggukan kepalanya, "Oh ya, perkenalkan, ini adik saya yang direkomendasikan untuk kerja di sini." Dewa melirik ke arah adiknya, dan Naina yang mendengar itu akhirnya bangkit.

Dari tadi Naina terus aja menatap ke arah pria tampan tersebut. Dia seperti mengingat sesuatu. "Loh, Tuan ini bukannya yang kemarin nabrak saya ya? Eh maaf, maksud saya, saya yang menabrak Anda," ucap Naina sambil menatap ke arah Reno.

Sejenak pria itu terdiam, mengingat sesuatu. Dan dia pun mengangguk saat ingatannya kembali muncul. "Oh iya, Mbaknya yang kemarin saya tabrak ya? Maaf ya Mbak," ucap Reno.

"Saya Naina," ujar Naina memperkenalkan diri, dan Reno menjabat tangannya, "Saya Reno Mbak. kalau begitu boleh saya lihat CV lamarannya?" ucap Reno sambil meminta CV lamaran dari Naina.

Wanita itu pun menyerahkan amplop coklat tersebut yang berada di tangannya, kemudian mereka duduk kembali di kursi. Tak lama pelayan datang membawakan minuman dan juga beberapa cemilan.

Reno nampak serius membaca CV lamaran dari Naina. "Oh, jadi sebelumnya Anda ini bekerja sebagai desainer grafis?" tanya Reno sambil menatap ke arah Naina.

Wanita itu mengangguk, "Iya," jawab Naina dengan singkat.

"Lalu, kenapa Anda ingin menjadi manajer? Padahal menjadi desainer grafis itu profesinya sudah bagus?" tanya Reno dengan penasaran.

"Tidak apa-apa, karena kan sekarang saya tinggal di sini. Jadi saya mau mencari pekerjaan di daerah Jogja saja," jawab Naina, dan Reno hanya manggut-manggut kepala tanda mengerti.

"Baiklah, kalau begitu bisa Anda bekerja dari sekarang? Soalnya saya harus pergi keluar, ada pekerjaan juga. Jadi bisa kan Anda memantau kafe ini? Saya rasa tidak terlalu susah juga untuk Anda belajar memahami? Nanti akan saya ajarkan sedikit, setelah itu saya harus pergi karena satu jam lagi akan ada pertemuan," jelas Reno.

Naina yang mendengar itu pun tentu saja sangat bahagia. Dia menganggukkan kepalanya, "Tentu saja Tuan. Terima kasih sudah mau menerima saya bekerja di sini," ucap Naina dengan senang.

Dewa yang melihat sang adik diterima kerja pun turut ikut senang. "Baiklah Naina, kalau begitu Kakak berangkat kerja dulu ya. Pulangnya nanti kamu bisa naik ojek kan? Soalnya Kakak ada lembur," jelas Dewa.

"Iya Kak, tenang aja. Makasih ya udah nganterin aku ke sini. Kakak hati-hati di jalan," tutur Naina. Kemudian Dewa pamit untuk pergi ke kerjaannya, sementara itu, Naina dan juga Reno masuk ke salah satu ruangan, karena pria itu akan mengajari Naina tentang pekerjaannya.

Aroma parfum yang menguar dari tubuh Reno membuat Naina sedikit terhanyut, karena aromanya begitu sangat maskulin

Lalu Reno pun menjelaskan tentang pekerjaan Naina. Dan gadis itu menyimak dengan serius. "Apakah sudah mengerti?" tanya Reno setelah dia selesai menjelaskan.

"Sudah, Insya Allah saya sudah mengerti,".jawab Naina.

"Baiklah, kalau begitu saya keluar dulu ya. Soalnya ada pekerjaan lagi. Nanti sore saya akan kembali," ujar Reno dan langsung dibalas angkutan oleh Naina.

Tapi sebelum pria itu keluar dari ruangan tersebut, Reno kembali menoleh ke arah Naina, "Semoga kamu betah ya kerja di sini," ujar Reno, setelah itu dia pun keluar.

Naina duduk di tempat kerjanya. Namun lagi-lagi Reno masuk ke dalam, membuat dahi Naina mengkerut heran sambil menatap ke arah pria itu.

"Ada apa, Tuan? Apa ada barang yang tertinggal?" tanya Naina.

"Aku lupa memperkenalkanmu pada karyawan. Ayo aku memperkenalkanmu dulu pada mereka, biar mereka tahu kalau kamu adalah manajer baru di cafe ini," tutur Reno.

Naina mengangguk, kemudian mereka pun berjalan keluar, dan Reno memperkenalkan Naina kepada bawahannya. Terlihat semua karyawan menyambut Naina dengan baik.

"Saya harap, kalian bisa bekerja sama dengan Mbak Naina," ucap Reno pada karyawannya dan semua langsung mengangguk.

Setelah acara pengenalan itu, Naina kembali ke ruangannya. Dia menghela nafasnya dengan kasar, tidak menyangka dari seorang desainer grafis sekarang beralih profesi menjadi manajer Cafe.

Siapa yang menyangka? Jalan takdir Allah itu seperti apa? Kita hanya bisa berencana, tapi Tuhanlah yang menentukan semuanya. Begitu pula dengan Naina, dia bercita-cita menjadi seorang desainer, akan tetapi sekarang malah beralih profesi.

Roda kehidupan memang berputar, tidak selamanya Naina berada di posisi itu. Begitu pula dengan kisah cintanya yang romantis, hangat, humoris semua terasa sempurna. Tapi nyatanya harus kandas di tengah jalan, padahal dua pekan lagi dia dan Ivan akan menikah.

"Kenapa dunia ini begitu sempit? Kemarin aku bertemu dengannya dan tidak sengaja menabrak tubuhnya, sekarang aku malah bekerja dengan dia?" kekeh Naina sambil menggelengkan kepalanya.

Tapi sejenak bayang-bayang Ivan menari di kepalanya, membuat Naina mengibaskan tangannya seketika di depan wajah.

"Huus ... hus ... pergi sana! Jangan suka mampir lagi kepikiranku! Kamu itu sudah aku lupakan," ujar Naina bermonolog pada diri sendiri.

Dia kembali fokus pada pekerjaannya, dan terdengar dering ponsel, saat dilihat ternyata itu adalah Mayra yang melakukan video call. Naina pun segera mengangkat telepon tersebut.

"Iya kenapa lo nelpon di jam kerja? Emangnya nggak dimarahin Bos?" tanya Naina saat telepon sudah tersambung.

"Ini gue lagi di toilet Markonah, gimana, lo jadi kerja di cafe itu?" tanya Mayra di seberang telepon.

"Emangnya lo nggak lihat nih, gue lagi di mana?" Naina memutar ponselnya memperlihatkan ruangan miliknya.

"Waah! Congratulation. Gue ikut senang, karena lo udah diterima kerja. Naina, itu 15 hari lagi pernikahan Ivan dan juga Rere akan dilaksanakan, lo harus datang ya," ucap Mayra.

Naina sejenak terdiam, membuat Mayra menyadari sesuatu dari gadis tersebut. "Tunggu-tunggu! Wajah lo itu udah agak mulusan, terus pipi lo juga udah nggak tembem banget, berarti diet lo berhasil dong!" seru Mayra dengan wajah yang senang.

"Maybe? Gue juga diet sambil dibarengi gym sih. Jadi mungkin lebih cepat penurunan lemaknya? Gue berharap, nanti saat datang ke acaranya Ivan, tubuh gue tidak segemuk dulu. Ya ... walaupun mungkin masih terlihat bohay, tapi setidaknya bohay yang ideal," celetuk Naina.

"Nah, justru itu yang montok-montok lebih legit?" Mayra terkekeh.

"Ya udah sana gih lo kerja lagi, ntar dimarahin Bos lagi lama-lama di toilet. Gue juga masih ada kerjaan nih," ujar Naina.

"Ya udah, kalau gitu gue lanjut kerja ya. Sekali lagi selamat, gue ikut seneng." Setelah itu telepon pun terputus.

Naina memang akan datang ke pernikahan Ivan dan Rere. Dia sadar untuk mendapatkan tubuh yang ramping tidaklah mudah, tapi setidaknya Naina sudah nge-gym untuk membentuk tubuh yang ideal. Walaupun tidak langsing, akan tetapi body goals seperti Ariel Tatum atau Amanda Manopo.

Sekarang saja perut Naina sudah mulai ramping, karena setiap hari dia melakukan gym, tapi sekarang sepertinya pulang kerja Naina baru akan melakukannya. Sebab Ia tidak bisa meninggalkan pekerjaan.

Tiba tiba saja ponselnya berdenting, ada sebuah pesan masuk ke dalamnya. Membuat netra indah itu menatap lekat ke arah benda persegi empat di tangannya.

BERSAMBUNG......

1
Gunawan wan
Luar biasa
Gunawan wan
Lumayan
Ana N
Sarapan apa mkn malam thor
Ana N
Superrr sekali kak Author. Sy setuju sekali. 💪 semangat kak
Firman Firman
sekali jalng ya jalng Rere cinta krna harta nya Ivan😄🤭
Firman Firman
ha ha Ivan Ivan kmu lepasin permata hati demi batu kerikil jalann😄🤭
Firman Firman
cinta itu datang secara tiba tiba😄🤭tanpa permisi dan bicara
Firman Firman
ha ha siapa dia🤗
Firman Firman
oh may good 😱
Firman Firman
semoga saja kalian bisa bersama 💞👍
Firman Firman
lepas dari batu kerikil dapet berlian🤗
Firman Firman
terus semngat naina💪
Firman Firman
lnjut semngat naina
Firman Firman
lnjut,, 👍
Firman Firman
pak arga harus bisa memahami perasaan naina pak
Firman Firman
semngat naina 💪
Firman Firman
sabar naina prjlnnmu masih panjang jngn. kmu bersedih hanya gara gara laki bodoh macam Ivan itu😡
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
dasar kadal buntung 😄🤭
Firman Firman
trusss lannjuuuuuuut
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!