Remaist Online: Return Of The Legend

Ryan mencari laptopnya dan menemukannya di atas meja kerjanya. Ia menyalakan laptopnya dan mencari forum Remaist Online.

Ryan berniat menulis pesan untuk para pemain untuk membantunya untuk mempertahankan Sky Empire, ia masih ragu Sky Empire mampu bertahan lagi.

Ryan menoleh keluar dan melihat malam yang sangat gelap dan sepi diluar rumah. Jam menunjukkan pukul 01.29 ketika Ryan kembali dari Midvast.

Ia membuka laptopnya dan mencari forum Remaist Online, yang terlihat selanjutnya membuat Ryan menghela napas panjang.

Jumlah orang yang masih tersambung di Remaist Online lumayan banyak, tetapi mereka tidak bisa mengakses forum jika masih tersambung.

Sementara di laptop Ryan hampir tidak ada orang yang masih terjaga. Ryan memakluminya karena memang jam ini merupakan jam tidur bagi orang-orang.

Dengan pasrah, Ryan mengetikkan sesuatu di laptopnya, berharap pesannya dapat dilihat oleh orang. Akan lebih bagus jika ada ketua Guild yang membacanya.

Guild di Remaist Online dibagi menjadi empat tingkat, yaitu Guild Three-Star, Guild Two-Star, Guild Guild One-Star, dan yang tertinggi tingkatnya Guild Professional.

Ryan tidak terlalu mengharapkan bantuan Guild Professional jika bantuan mereka tidaklah kuat.

Ketika selesai, Ryan langsung mengirimnya dan menunggu sebentar.

“Kepada seluruh pemain Remaist Online, aku adalah Slitherio, Remaister pertama. Aku ingin meminta bantuan semuanya.

Sky Empire sedang mengalami kesulitan. Kekaisaran itu diserang oleh sekelompok Orc ganas yang ingin menginvasi Sky Empire dan ada kemungkinan tidak bisa bertahan.

Salah satu kunci selesainya Chapter 02 adalah dengan menghentikan invasi ras Orc itu. 

Kuharap, siapapun yang membaca pesan ini, kirimlah beberapa anggotanya untuk membantu Sky Empire mempertahankan tanah airnya.

Siapapun yang mengirim pasukan, carilah aku di perbatasan tenggara Sky Empire. 

Bersama kita bisa.

Salam,

Slitherio.” 

Begitulah isi pesan Ryan untuk pemain lainnya. Ryan meregangkan tubuhnya dan menguap sedikit. Ia sedikit lelah

Ryan tahu ia butuh istirahat, tapi Midvast seolah tidak memberikannya istirahat sejenak.

Ryan memilih tersambung sambil menunggu apakah pesannya sudah dibaca.

***

Di tempat lain, seseorang sedang bekerja di depan laptopnya ketika sebuah notifikasi muncul di laptopnya.

“Serangan? Kunci menamatkan Chapter 02?” pria itu menghela napas ringan setelah membacanya, “Slitherio ini, nampaknya permainan ini memang diciptakan untuknya.”

Pria itu menghubungi beberapa temannya yang masih terjaga untuk mempersiapkan pasukan kecil.

“Slitherio ini sepertinya membutuhkan bantuan yang secara kuantitas sedikit tapi secara kualitas sangat baik.” Ucap pria itu pada temannya.

“Benar. Aku akan menghubungi ketua Guild Reister untuk ikut mempersiapkan pasukannya...” temannya itu memberi pendapatnya.

“Reister memang hampir menjadi Guild Professional, tetapi secara kekuatan individu mereka masih kalah dengan Guild Darkness yang juga hampir menjadi Guild Professional.” Salah satu teman pria itu ikut memberi pendapatnya.

“Tetap saja mereka adalah Guild terkuat saat ini, bisa saja mereka akan datang dengan Sean yang memimpin pasukan bantuan.” Teman pria itu yang lain mengutarakan kemungkinannya yang ia pikirkan.

Pria itu menghela napas, “Bagaimana dengan Guild Archero dan Guild Thiefer?”

“Guild Thiefer sepertinya masih menyimpan kekuatannya, Guild Archero terus melakukan ekspedisi mengelilingi Midvast dengan salah satu anggota terbaiknya, Naze.” Ucap salah satu teman pria itu menjawab pertanyaannya.

Pria itu mengusap pipinya, “Baiklah, tiga wakil ketua Guild Reozsya. Dengarkan aku. Aku, Gorzsha akan memimpin langsung pasukan bantuan yang akan menuju ke perbatasan.”

Gorzsha tersenyum lebar. Tiga wakil ketua yang lain menganggukkan kepalanya tegas.

Nama kelima Guild diatas merupakan nama dari lima Guild terkuat di Midvast. Kelimanya memiliki ketua yang kemampuannya sudah tinggi, bahkan salah satu diantara kelimanya, Sean masuk ke dalam jajaran sepuluh pendekar terkiat Midvast, dibawah Serioza dan Zen.

Tak lama, sebuah pesan yang berupa foto dikirimkan oleh Slitherio.

Foto tersebut membuat dahi Gorzsha mengkerut, dia segera menghubungi tiga wakil ketua yang lain.

“Percepat persiapan jika kalian ingin menemui Remaister pertama!”

***

Slitherio terbang melesat keluar dari tenda menuju Everest Mountain, berniat meminta bantuan FolkChase karena ia melihat makhluk besar datang mengikuti pasukan lawan yang sangat besar.

“Hm? Slitherio, kenapa kau kembali?” tanya July kebingungan.

“Masalah... Senior FolkChase harus mendengarnya!” seru Slitherio. Ia kemudian menjelaskan akar masalahnya.

“Apa?!” FolkChase muncul dari dalam Magic Cube yang July pindahkan ke dalam rumah.

“Apa kau tau kalau makhluk itu adalah salah satu dari bawahan salah satu Soul Remaist World Ruler?” FolkChase menjambak rambutnya, “Dia adalah salah satu dari murid Hell Dragon Visidha, Wagata sang Dark Ruler!”

“Dirinya dianggap sebagai Orc terkuat sepanjang masa karena berhasil menjadi murid salah satu Beast Remaist World Ruler dan menerima banyak ajaran kejam darinya.”

Slitherio masih memasang wajah paniknya dan menarik kerah Folkchase.

“Bantu aku jika sudah tau dia adalah murid Hell Dragon.” Pinta Slitherio.

“Tidak, aku tidak mau...” FolkChase melepaskan cengkeraman tangan Slitherio, “Kemampuanmu hanya sedikit jauh dibawahnya. Dengan kemampuan kalian bertiga seharusnya tidak mengalami kesulitan bukan?” jawab FolkChase kemudian berjalan menjauh mengambil air.

“Hanya... Sedikit... Jauh... Dibawah kemampuannya? Kau kira aku ini adalah kau?!” Slitherio mengumpat pada Folkchase, “Yang dengan mudah bisa mengatakan hal itu. Sulit kuterima.”

FolkChase masih tenang kemudian menjawab, “Aku tidak bohong... Kau itu memang kuat. Bahkan tanpa bantuan dari kedua temanmu kau bisa menandingi bawahan Zen yang jelas berada di posisi kelima belas pendekar terkuat.”

Slitherio terdiam mendengar hal itu, “Aku... Kuat?” Slitherio menatap FolkChase.

FolkChase menepuk pundak Slitherio pelan, “Kau kuat dan aku mengakuinya...” FolkChase mengangkat jubah Slitherio kemudian melemparnya jauh-jauh.

“Jangan pernah kembali jika kau tidak mengusir orang itu!” seru FolkChase meskipun ia tau kemungkinan Slitherio mendengarnya sangat kecil.

Folkchase tersenyum melihat langit, “Aku sudah lupa kapan terakhir kali aku bahagia seperti ini...”

“Terakhir kau bahagia adalah saat kau bertemu denganku dan menyatakan perasaanmu ribuan tahun lalu...” July mendekat kemudian menggenggam tangan FolkChase.

Folkchase menoleh kemudian tersenyum melihat July yang selalu setia bersamanya, bahkan saat dirinya diculik oleh Asheuin July tetap menunggunya untuk pulang.

“July, hanya kau... Yang masih kumiliki di dunia ini...” FolkChase tersenyum hangat pada istrinya itu.

***

Slitherio menjadi bersemangat setelah mendengar bahwa dirinya kuat. Ia melesat dan sampai di medan perang selama kurang dari setengah jam.

Situasi medan perang sedikit kacau, banyak sekali pasukan Sky Empire yang gugur terkena keganasan tombak Zen.

Lain orang lain juga kemampuannya. Serioza disisi lain berhasil membunuh puluhan Orc dan seluruhnya tewas dengan tubuh hampir tidak terbentuk lagi.

Despian dan Lyne bersama tiga mantan jendral juga bertarung habis-habisan, seolah hari ini adalah hari terakhir mereka menapakkan kaki mereka di tanah pertarungan.

Atra dan Whu tidak mau ketinggalan. Dengan clon milik Whu yang terus dibuat membuat Whu terlihat dimana-mana, tidak peduli itu tempat Orc beristirahat maupun tempat pertarungan Whu selalu bisa menghabisi lawannya meskipun dirinya tidak terlalu banyak membantu.

Pasukan Orc yang dipimpin oleh Zen seolah tiada batasannya, pertempuran sudah berlalu hampir satu jam namun pasukan yang dibawa Zen tak pernah habis tidak seperti pertempuran sebelumnya.

Saat ini, perhatian para pemimpin pasukan Sky Empire menuju seorang pria yang mengeluarkan aura tidak mengenakkan sedang duduk tidak jauh dari mereka saat ini.