Menikah dengan pria yang membuat hidupnya bagai di Surga membuat Ayu benar-benar bucin dan berjanji untuk tidak akan menikah lagi jika suaminya meninggal dunia duluan atau sebaliknya ia tidak akan membiarkan suaminya menikah lagi jika ia yang meninggal duluan. Namun apa boleh di kata kebahagiaannya tak berlangsung lama, Ayu meninggal setelah melahirkan putri pertamanya. Seperti Janjinya ia pun menjadi arwah penasaran untuk menjaga suaminya dari godaan wanita lain. Namun siapa sangka bayi mungilnya masih membutuhkan kasih sayang seorang ibu membuat ia harus merelakan suaminya untuk menikah lagi dengan adiknya Hera. Awalnya ia tidak keberatan karena ia tahu benar Hera, pribadinya yang sangat baik bagai malaikat membuatnya mengikhlaskannya hingga ia rela melepaskan suami tercintanya. Namun kehadiran seorang wanita tua di rumahnya membuatnya sadar jika Heralah penyebab kematiannya???, lalu bagaimana kelanjutan hubungan Hera dan suami Ayu??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Its Zahra CHAN Gacha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
keputusan adi ( REVISI)
"Rasakan akibatnya karena sudah berusaha mempermalukan aku!" seru Hera
Sebuah kertas melayang tertiup angin hingga jatuh tepat di hadapan Adi yang baru saja tiba di halaman rumahnya.
"Apa ini??"
Ia menunduk untuk mengambil kertas itu. Matanya berkaca-kaca saat membaca surat tersebut, air matanya perlahan menetes membasahi wajahnya.
"Ayu???'"
Adi mengusap air matanya. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam rumah. Langkah nya begitu cepat, tatapannya kosong.
Saat ia membuka pintu, matanya membulat melihat ke arah Hera yang duduk santai di sofa. Nafasnya seketika memburu melihat seorang dukun yang sedang merapal mantera. Ia mengedarkan pandangannya mencari sesuatu yang membuatnya marah.
Tangannya mengepal saat mendengar tawa Hera .
Hera terdiam saat melihat Adi berdiri di depannya.
"Mas Adi??"
Adi menarik sudut bibirnya, menatap sinis kearah Hera.
"Sayang sekali, Pernikahan kita sepertinya tak bisa lanjut, sorry!"
Hera berkaca-kaca saar mendengar ucapan Adi.
"Jangan bercanda Mas, aku gak mau tahu, bagaimana pun juga kita harus tetap menikah . Aku tuh cinta banget sama mas Adi, aku nggak bisa hidup tanpa Mas Adi, jadi please tolong jangan bikin aku gila dengan membatalkan pesta pernikahan kita," rengek hera
Adi melemparkan sebuah kertas ke wajah hera., gadis itu tampak terkejut bukan main apalagi saat membaca tulisan di kertas itu..
"Nggak mungkin, ini Mas, ini semua bohong. Aku gak mungkin membunuh kak ayu kan????"
"Lagipula siapa yang nulis ini, Hanin sudah mati, bisa saja orang lain yang menulis ini karena gak suka dengan kita. Ini fitnah mas,"
Adi membalikkan badannya, namun Hera segera menahannya. Ia memegangi lengan Adi agar tidak pergi meninggalkannya.
"jangan pergi mas, tolong jangan pergi, jangan tinggalin aku Mas Adi," Hera bersimpuh sambil memegangi kaki adi.
"tolong Jangan pergi Mas jangan tinggalin aku," Hera menangis sejadi-jadinya
Adi melepaskan jangan wanita itu dan pergi meninggalkannya. kepergian Adi membuat era menangis tersedu-sedu, namun Adi tak bergeming.
"Mas...."
Adi menghentikan langkahnya. Ia mendengar seseorang memanggilnya.
"Ayu??"
Ia mengedarkan pandangannya, namun tak menemukan siapapun di sana kecuali Hera dan Nyai Sariti.
Hera buru-buru membisikkan sesuatu kepada Nyai Sariti, saat melihat Adi bingung.
Nyai Sariti membakar dupa dan merapal mantera. Tiba-tiba Adi merasa pusing saat asap hitam mulai terhirup olehnya.
Nyai Sariti bangun dan menghampirinya. Ia menoleh kearah Hera seolah memberikan perintah.
Hera segera bangun dan bergegas ke dapur. Tak lama ia kembali membawa segelas air putih.
Nyai Sariti segera merapal mantera dan menyuruh Hera memberikan air minum itu kepada Adi.
Adi langsung pingsan setelah meminum air itu.
"Apa yang kalian lakukan pada suamiku!" teriak Ayu
"Orang yang sudah mati tidak dapat merubah nasib seseorang, jadi lebih baik kau kembali saja ke alam mu sebelum aku menghancurkan sukmamu!" ucap Nyai Sariti
"Kau benar-benar iblis, aku bersumpah akan membuat hidup mu tidak tenang, sampai tujuh turunan!!"
"Coba saja kalau bisa!" tantang Hera.
Saat Ayu hendak menyerang nya Nyai Sariti langsung menjentikkan jarinya. Ayu seketika terpelanting dan menghantam dinding.
Darah hitam mengalir dari mulutnya.
"Bunuh saja dia Nyai, jangan biarkan dia bergentayangan lagi di dunia ini!" Hera tampak begitu berambisi saat melihat Ayu tak berdaya.
"Kita tidak bisa membunuh orang yang sudah mati, tapi kita bisa mengurung sukmanya agar ia tidak bisa kemana-mana," jawab Nyai Sariti
"Terserah Nyai sajalah, yang penting dia gak boleh ganggu aku lagi, apalagi merusak pernikahan ku dengan Mas Adi,"
"Baik cah ayu,"
Saat Nyai sariti hendak mendekati Ayu, tiba-tiba sebuah bayangan hitam muncul menyambar tubuh Ayu dan membawanya pergi.
Nyai Sariti hanya menghela nafas saat kehilangan Ayu.
"Maaf, sepertinya ada makhluk lain yang menginginkannya," ucap Nyai Sariti
Ia kemudian memberikan sebuah kalung kepada Hera. Pakai kalung ini untuk melindungimu dari roh-roh jahat, terutama Ayu. Kalau untuk pernikahan mu, kamu jangan kawatir karena aku sudah memberikan pelet kepadanya, dia tidak akan pernah berpaling darimu," ucap Nyai Sariti
akhir adi sm hera jd nikah apa g ada kejadian gmn2 gtu stlh nikah
nahh apa g di coba bunuh itu cucu mu
sama anak kesanyang mu hera
wahh apa jadinya yaaa
waduhh g abis2 ini drama pelet
itu istrimu mati bukan karna takdir tp di santet adek nya sndri ohh bang
msih g sadar kah kau kena pelet dr hera
maaf kk bunga aq bru baca
kndala quota
lha ounya rahasia apa kok brani smpe brani yaaa ahahaha
mardi mah ada2 aja mau ngis pun nangis aja lahh yu