Sinopsis.
Menceritakan seorang gadia desa yang bekerja di kotanya, gadis itu bernama Ayana Larasti, biasa di panggil Ana. Memiliki paras yang sangat cantik serta tubuh ideal.
Di sisi lain, seorang pemuda tampan bernama Reyhan Bagaskara pewaris perusahaan RB'Corp terbesar di dunia. Karna merasa di khianati sang tunangan membuatnya menjadi pria dingin tak tersentuh. karna melhat orang tuanya sedih menginginkan seorang menantu.
Secara tidak sengaja Reyhan bertemu Ana, karna merasa tertarik. Reyhan menawarkan Ana nikah kontrak dengannya selama 1 tahun. Sebagai bayaran Reyhan akan membiayai pengobatan ayah Ana sampai tuntas.
Akankah Ana menerima tawaran Reyhan?.
Mampukah mereka bersandiwara di depan kedua orang tua mereka?
#Penasaran kan, ikuti terus ceritanya. semoga kalian suka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Riana Reza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 33
Di Rumah Sakit tempat Ana di rawat.
"Sayang makan ya.." rayu nyonya Rianty. Setelah Reyhan pergi 2 jam lalu, Rina memberikan makanan yang ia beli kepada Ana. Tapi Ana menolaknya dengan halus. Berbagai rayuan di lontar kan sang mertua, tapi Ana selalu menolaknya.
"Apa kau menginginkan sesuatu sayang" tanya tuan Bagas.
"Tidak papih, aku masih kenyang" selalu itu yang Ana lontarkan. Padahal Ana belum mengisi perutnya dari tadi siang. Entahlah semenjak ia di nyatakan hamil entah kenapa ia tidak ingin jauh-jauh dari suaminya.
"Ya sudah kalau itu maumu, kita tunggu Reyhan saja" ucap tuan Bagas.
"Ada apa ini" Tanya Reyhan dengan pakaian yang berbeda. Reyhan menyempatkan diri untuk membersihkan badannya terlebih dahulu. Ana yang melihat suaminya sudah datang langsung menatap Reyhan dengan mata berbinar.
"Itu loh Rey, istrimu dari tadi enggak mau makan" jawab nyonya Rianty.
"Ya sudah biar aku yang mengurusnya, kalian pulanglah ini sudah malam.." perintah Reyhan.
"Mami di sini saja, pengen jagain menantu mami." ucap nyonya Rianty memegang tangan Ana.
"Mami sama papi pulang saja, kalian istirahatlah di rumah. Ana tak mau kesehatan mami menurun gara-gara jagain Ana." ucap Ana pelan.
"Baiklah kalau itu maumu, kami akan pulang,,, besok kami akan kesini lagi" ucap Nyonya Rianty pasrah.
"Giliran di suruh istriku aja nurut, tapi giliran di suruh anaknya langsung keluar tuh taring"Gerutu Reyhan pelan.
"Apa kau bilang.." ujar nyonya Rianty menatap tajam Reyhan
"Tak ada" jawab Reyhan singkat.
"Kau bilang tadi taring, taring apa yang kau maksud" tanya Nyonya Rianty.
"Ohhh, itu taring,,,, em taring Singa peliharaanku" Jawab Reyhan keceplosan.
"APA... Singa,,, jadi kau selama ini memelihara hewan buas Rey, tapi di mana kau memeliharanya" tanya nyonya Rianty membulatkan mata.
"Emmm...Ituu.." jawab Reyhan bingung.
"Itu apa Rey" nyonya Rianty menatap tajam anaknya. Tuan Bagas menyadari situasi sedang tidak baik, ia segera turun tangan.
"Mungkin maksud Reyhan peliharaan Singa temannya kali mam,,,Ayo mam kita pulang, papi sudah ngantuk" ucap Tuan Bagas menguap, mengalihlan pembicaraan.
"Ohhh, punya temenmu. Bilang dong dari tadi kalau Singa itu punya temanmu, mami pikir punyamu." sahut nyonya Rianty bernafas lega, tanpa menaruh curiga pada anaknya.
"Awas ya kalau kamu pelihara hewan buas." Ancam nyonya Rianty.
"Ya.." jawab Reyhan.
"Baiklah,,,, kalian pulanglah ini sudah malam" ucap Reyhan mengingatkan.
"Apa kau barusan mengusir kami.." nyonya Rianty kesal.
"Huhh salah lagi.." ucap Reyhan pelan.
"Tidak mami, bukan seperti itu.. Apa mami enggak liat kalau papi dari tadi menguap terus, pasti ia sudah sangat mengantuk." Reyhan beralasan melibatkan papinya.
Arv dan Rina hanya sebagai penonton serta pendengar yang baik.
"Ya sudah mami pulang dulu, sayang kalau ada apa-apa langsung hubungi mami ya. mami pulang dulu" pamit nyonya Rianty mencium kening Ana dengan sayang.
Ana mengalami kedua mertuanya dengan keadaan duduk di ranjang.
"Ya mami, papi hati-hati di jalan.." ucap Ana.
"Rey tolong jaga menantuku baik-baik, kalau sampe terjadi sesuatu padanya Awas kau.." titah nyonya Rianty menatap tajam anaknya.
"Ya.."jawab Reyhan malas.
"Assalammualaikum.." salam nyonya Rianty dan tuan Bagas.
"Waalaikum salam.." jawab mereka serempak.
"Sayang apa kau menginginkan sesuatu.." Tanya Reyhan setelah kedua orang tuanya pergi. Tatapan Reyhan tertuju pada bibir Ana yang terlihat menggoda walaupun wajah sedikit pucat. Tanpa aba-aba Reyhan mencium Ana pelan.
Cuppp.. Mata Ana membesar begitu Reyhan menyerangnya mendadak, Ana memberontak supaya Reyhan melepaskan bibirnya dari bibir Ana.
Pasalnya di ruangan itu bukan hanya mereka berdua saja, melainkan ada orang lain yang sedang menatap mereka berdua dengan wajah melongo.
Reyhan yang gosipkan sebagai pria dingin dan kasar, tapi tidak saat dengan istrinya.
Reyhan akan berubah menjadi pria hangat dan penuh perhatian.
"Sayang kenapa menolak ." protes Reyhan ngambek. Ana hanya memalingkan wajah karna sangat malu pada Arv dan sahabatnya.
"Apa kau melupakan kami tuan muda.." sahut Arv dari sofa setelah menetralkan detak jantungnya karna melihat adegan ciuman secara live.
"Shittt..."Reyhan menggaruk kepala belakang seperti orang bodoh.
"Tidak, saya sengaja melakukannya untuk memanas-manasi kalian saja" jawab Reyhan santai setelah menetralkan dirinya.
"Kau jahat sekali tuan,.."ucap Rina memanyunkan bibir.
"Apanya yang jahat?, Kalau kau menginginkannya ya lakukan." jawab Reyhan santai.
"Sama siapa,."tanya Rina dengan raut bingung.
"Arv." Jawab Reyhan sekenanya. Arv yang merasa di sangkutkan langsung terbatuk mendengarnya.
Uhukhh..
Uhukhh..
Arv tersedak air minum.
"Mass sudah lah jangan menggoda mereka, lihat tuh wajah sekertarismu langsung merah.." ucap Ana.
"Aku tak menggodanya sayang, hanya menyampaikan pendapatku saja." jawab Reyhan lembut.
"Arv pulanglah, biar aku yang menjaga Ana. Tapi sebelum itu tolong antarkan sahabat istriku dulu" perintah Reyhan.
"Saya bisa pulang sendiri tuan" sahut Rina merasa tak enak hati pada Arv.
"Kau perempuan, ini juga sudah sangat malam. Tak baik seorang perempuan berkeliaran di tengah malam begini.."ujar Reyhan.
"Rina yang di katakan suamiku memang benar, sebaiknya kau di antar pulang saja oleh sekertaris suamiku." sambung Ana.
"Baiklah.." jawab Rina pasrah.
"Ana selamat ya sebentar lagi loe akan menjadi orang tua dan gue akan menjadi aunty. Jaga kesehatan ya bebb semoga bayimu sehat selalu."ujar Rina memeluk sahabatnya.
"Terima kasih, semoga do'amu di kabulkan Tuhan.."jawab Ana tersenyum manis.
"Ya udah kalau gitu gue pulang dulu, besok gue kesini lagi"Pamit Rina pada sahabatnya.
"Baiklah.." ujar Ana.
"Baiklah tuan muda dan nona muda kami undur diri dulu, sekali lagi selamat atas kehamilan nona muda."sahut Arv.
"Teriman kasih sekertaris Arv.." balas Ana menampilkan senyum manisnya yang membuat Reyhan meradang.
Arv dan Rina keluar dari ruang vvip menuju parkiran, sepanjang jalan tidak ada obrolan. Hanya ada keheningan yang menemani perjalanan mereka. Arv bertanya hanya sepentingnya saja.
"Dimana alamat rumahmu"Tanya Arv tanpa menoleh.
"Apa tuan masih ingat saat dulu anda menjemput sahabatku sebelum nikah"Tanya Rina balik.
"Ya,,apa kau masih tinggal disana" tanya balik Arv.
"Iya tuan" jawab Rina canggung.
Setelah itu tidak ada pembicaraan lagi. Arv mengemudilan mobil dengan kecepatan sedang.
Satu jam kamudian mobil yang di tumpangi Arv dan Rina berhenti di depan kontrakan kecil yang sangat gelap gulita, karna Rina belum menyempatkan pulang.
"Terima kasih tuan" Ucap Rina .
"Hemm.." jawab Arv singkat.
Rina keluar dari mobil mengeluarkan ponsel dari tasnya,, dengan pencahayaan minin kaki Rina tersandung akar pohon jambu yang tumbuh di samping kontrakan Rina.
Belum sempat Rina terjatuh seseorang menahan tubuhnya dari belakang dengan cara memeluk perut Rina dengan erat.
Mata Rina membulat, kaget dengan kejadian yang menimpanya. Di tambah Arv menolongnya dengan memeluk dirinya dari belakang. Jantung keduanya berdetak lebih cepat dari sebelumnya.
"Kau tak apa nona.." tanya Arv setelah melepaskan tangannya dari perut Rina. Kembali menetralkan jantungnya.
"Aku eng-gak pap-a tuan" jawab Rina gugup.
"Mana kuncinya, "pinta Arv mengadah tangan. Rina memberikan kunci itu pada Arv.
"I-ni tuan." jawab Rina.
'Ceklleek...Suara pintu terbuka, Rina segera mencari saklar lampu dan menyalakannya.
"Tuan terima kasih sudah mengatar saya dan menolong saya, maaf tak mempersilahkan anda ma..." ucap Rina terpotong.
"Tak masalah.." sambung Arv. ia melangkahkan kakinya memasuki mobil dan menjalankannya.
'*k*enapa dengan jantungku, kenapa berdetak sangat kencang sekali saat berdekatan dengan wanita . Ini aneh sangat aneh, apa aku menyukainya?" tanyanya pada dirinya sendiri. Arv menggelengkan kepala pertanda bahwa tidak mungkin..
#Selamat membaca, semoga suka.
jangan lupa like , komen dan vote ya. supaya author semangat nulisnya..hatur nuhun🙏🙏.