STOP PLAGIAT!!
Kisah Seorang gadis 23 tahun bereinkarnasi menjadi tokoh antagonis dalam novel kesayangannya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anviqi Park, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 32. Elvis Turun Tangan
👆🏻Elvis
-o0o-
“Seperti yang kalian ketahui saat ini yang mulia sedang dalam kondisi kritis, selama lima hari ke depan seseorang harus menggantikan pekerjaannya”.
“Aku dan Hugo akan bertanggung jawab dalam masalah keamanan”. Ucap Chaiden mantap.
“Serahkan tugas menara sihir dan penjagaan perbatasan padaku”. Sambung Felix
Elvis mengangguk. “Adam bantu Chaiden dan Hugo menyiapkan beberapa perangkap dan alat persenjataan, Jangan cemas karena istana memiliki stok bahan banyak”.
“Baik”.
“Conan, tugasmu jaga yang mulia dan jangan pernah meninggalkannya kecuali berganti tugas dengan Morgan”.
“B, baik penasehat Elvis”.
“Jangan cemas Callista juga ada di sana”. Conan mengangguk.
“Hmm penasehat Elvis, bagaimana dengan Cleve?”. Conan mengangkat tangan nya.
“Jangan cemaskan dia, yang mulia dan aku sudah mengatur segalanya”. Elvis membuang nafas berat.
“Aku tidak mengerti kenapa yang mulia bisa seperti itu, tapi apapun itu pasti terdapat sesuatu yang besar dibaliknya. Aku mau kalian tetap awasi sekitar dan laporkan jika menemukan keanehan”.
Semua mengangguk paham dengan wajah serius.
“Jika memang perang besar akan terjadi, kita tidak bisa mengelak. Saat ini tugas kita mempersiapkan semuanya sampai waktu itu tiba. Imperial Palace tidak boleh lengah sedikitpun”.
“Beruntung yang mulia membebaskan kalian bekerja, semua orang tidak mengetahui itu jadi manfaatkan sebaik mungkin sebagai batu loncat penyerangan”.
“Aku sudah mengirimkan surat pada baginda Arthur, kemungkinan besar dalam waktu dekat beliau akan datang atau mengirimkan pasukan ke sini. Jadi, bersiaplah untuk rapat besar”.
Setelah rapat panjang semua orang kembali bubar, hanya saja Felix memutuskan untuk tinggal membuat Elvis mengernyit bingung.
“Ada apa Felix?”.
“Anda memang bijak dan cepat dalam mengambil keputusan, penasehat Elvis. Kuharap anda tidak salah langkah”.
“Apa maksudmu?”.
Felix bangkit berdiri tepat di depan Pria tampan berambut panjang tersebut.
“Ingat. Jangan selalu melihat ke depan, sesekali menoleh kebelakang”. Ucapnya berlalu pergi meninggalkan Elvis yang terdiam dengan wajah kebingungan.
Pandangan Elvis jatuh pada potret Freya tergantung pada sisi dinding sebelah kanan, tatapan tajam dengan wajah penuh aura jahat.
Entah apa yang Ada dipikirannya hanya dirinya dan tuhanlah yang tau. Dalam hati semua perasaan bercampur menjadi satu tak terbayang bagaimana rasanya.
Semua keanehan yang akhir-akhir ini semakin lama semakin tampak, menimbulkan puluhan teka-teki yang butuh pengorbanan besar untuk bisa menyelesaikannya. Semuanya dipertaruhkan termasuk nyawa sekalipun.
Perlahan Elvis bangkit menuju jendela yang menampilkan suasana langit yang sedang sibuk mengumpulkan awan hitam dengan hembusan anginnya, saat semua terkumpul maka rintikan air mulai jatuh dan terjadilah hujan badai.
“Apapun itu semoga imperial palace tetap bertahan”.
-o0o-
Di kerajaan seberang Arthur menghempaskan semua barang dari atas meja kerjanya. Rahangnya mengeras dan matanya menggelap. Menciutkan nyali semua orang yang berada di sana, kecuali Scarlet tentunya. Gadis itu sudah kebal dengan segala bentuk kepribadian majikannya.
Belum cukup satu minggu dirinya pergi dari Imperial Palace, kabar kritisnya Freya datang begitu saja. Mengalihkan segala bentuk pekerjaan yang harus selesai hari itu.
“Scarlet segara cari tau siapa dan apa maksud dari penyerangan tersebut. Lalu panggilkan dokter psikologi terhebat untuk dikirim ke Imperial Palace, katakan jika bayaran mereka bukan masalah sama sekali”.
“Baik yang mulia”.
“Besok Ray harus sekolah, suruh dayang pengasuh mengawasinya di asrama selama aku pergi. Siapkan kereta kuda, kita berangkat ke Imperial Palace”.
“Bagaimana dengan prajurit”.
“Tidak perlu, kesatria yang bertugas menjaga Ray tetap pergi selebihnya ikut aku”.
Scarlet mengangguk patuh kemudian berlalu pergi. Arthur bangkit melangkah menuju pintu berlapis emas di sisi ruangan, perlahan masuk langsung tertuju pada sebilah pedang yang terpajang rapi dan mengkilat tajam.
“Hai teman, maafkan aku mengganggu tidurmu- lagi”. Gumamnya meraih pedang tersebut.
Seketika cahaya putih menyilaukan datang dan secara perlahan meredup digantikan dengan sosok arwah manusia. Arthur tersenyum memandang dalam diam namun penuh misteri.
-o0o-
Di sisi lain tempat antah berantah, sebuah istana kecil berdiri tegap di tengah hutan terkutuk yang cahaya matahari pun menyerah untuk menembusnya.
Jika masuk ke sana maka kalian akan merasakan aura jahat terbang kesana-kemari, menggoda siapa saja yang lancang masuk. Untuk ke sana kalian harus memasuki goa bawah tanah langsung tembus ke hutan terlarang penuh hewan buas mematikan, jurang dalam dan titik akhir yaitu istana hitam.
Disaat semua orang gagal sekedar melewati goa maka sosok berjubah hitam ini dengan santainya masuk dan melewati seluruh rintangan tanpa kesulitan apapun.
Kakinya berjalan ringan hingga mencapai pintu besar tampak menyeramkan dengan bekas cakaran dan beberapa sisi sudah lapuk akibat termakan usia.
Krek~
Pintu perlahan terbuka dan lagi-lagi dia masuk dengan berani, terus berjalan hingga berhenti tepat di depan singgasana raja yang telah dihuni oleh sosok hitam. Sulit melihat dengan jelas karena cahaya dari obor tidak mencapai singgasana.
“Terlambat”. Suara serak penuh amarah terdengar menggema membuat beberapa kelelawar berterbangan ke luar.
“Maafkan aku, rajaku”. Suara lembut yang menandakan bahwa sosok berjubah hitam itu adalah seorang perempuan.
“Cih jangan remehkan ancaman ku untuk menghabisi orang tak terkecuali wanita sekalipun”.
Sosok berjubah itu menunduk dalam namun sama sekali tidak menimbulkan tanda-tanda ketakutan.
“Bagaimana dengan misi mu?”.
“Berjalan lancar, semua sesuai keinginan anda”.
Sosok hitam itu tertawa. “Bagus. Setidaknya kau tidak pernah gagal dalam bertugas. Terus lanjutkan dan jangan sampai mengecewakanku”.
“Aku akan selalu mengingat kontrak kita, rajaku”.
“Jangan cemas, tugas utamamu adalah membunuh kaisar sok hebat itu dan aku akan membantu kau menghancurkan imperial palace”.
“Hamba mengerti, rajaku”.
“Kalau begitu kembali dan persiapkan semuanya. Jangan ada kegagalan karena aku sangat membencinya”.
“Perintah mu adalah tugas dariku”. Ucapnya sembari berlalu pergi.
Saat wanita berjubah hitam itu masuk ke kamarnya tak sengaja cahaya obor membuat kita bisa melihat bayangan bibirnya tersenyum miring. Apalagi lagi arti dari senyuman itu”.
Diluar semua bayangan hitam telah stand by akibat bantuan dari goblin pekerja. Saling memasang senjata secara bergantian, tak mau menganggu si jubah hitam lewat sesekali menendang goblin yang lancang mendekat dan menyentuhnya.
Tubuh goblin memang besar walaupun mereka kerdil, tapi entah berkat dari kekuatan kaki yang kuat karena sosok itu tidak menyentuh kakinya sedikitpun atau memang pengaruh tubuh goblin yang ringan, si goblin langsung gerbang jauh entah kemana.
“Merepotkan”. Gumamnya berlalu pergi.
Gadis berjubah berhasil keluar goa langsung mendapati langit sudah gelap dan juga terjadi hujan badai. Seketika tangannya menyentuh dada bagian kiri mendongak menatap langit yang sibuk menurunkan airnya.
Perasaan sakit timbul dan sangat menganggu.
“Semua akan berakhir, ya dan tidak akan ada yang berani membantahnya”.
aku suka..
semangatt sllu yah