NovelToon NovelToon
TAKDIR CINTA

TAKDIR CINTA

Status: tamat
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:1.9M
Nilai: 4.8
Nama Author: violla

Sequel Mantan Tercinta, biar gak bingung, boleh baca Mantan Tercinta.

Season satu (Sudah tamat di bab 50)

Suci khaidar mengejar cinta laki-laki dewasa yaitu Fery Irawan yang pernah menjadi calon suami sepupunya Anggun.

Awalnya Fery irawan menerima cinta Suci hanya untuk menghilangkan rasa traumanya, namun karena kebersamaan yang mereka jalani, benar-benar membuat Fery mencintai Suci.

Namun sayang disaat keduanya sudah sama-sama saling mencintai, takdir memisahkan dan mempermainkan CINTA SUCI FERY.

Apa yang sebenarnya terjadi?

Masih bisakah CINTA SUCI FERY bersatu?
Peringatan!! Banyak bersabar ya!


Season dua

Pertemuan di malam pertama dengan orang asing di malam itu, membuat Dinda kehilangan kesuciannya, laki-laki yang sudah punya istri itu merenggut kehormatannya dengan paksa.

Kenyataan pahit itu mengubah hidupnya, ternyata benih itu tumbuh di dalam rahimnya. Apa yang terjadi selanjutnya? Mungkinkah Dinda rela menjadi istri kedua Lucas?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon violla, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

CSF 33

Jangan lupa jempol digoyang gaeeess✌☺

Tubuh Suci mendadak kaku, niatnya ingin menangkap maling, tapi kenyataannya dia yang tertangkap basah, saat ini Fery sudah memeluknya dari belakang, meskipun dengan kedua tangan yang terkunci, sekali lagi Suci memberontak, ingin berlari sebelum Fery menyadari keberadaannya, mumpung ruangam ini masih gelap.

"Siapa kau? Berani sekali memukulku?" Fery menelisik dengan punggung yang terasa sedikit pegal, tapi Suci masih tidak bersuara juga.

Harum tubuh ini? Aku tidak asing dengan harum tubuh ini, mungkinkah? Suci....?

Disaat Fery lengah dan larut dalam pikirannya, tiba-tiba saja Suci menarik diri, sampai ia lolos dan maju dua langkah, tapi Fery menarik kuat tangannya, sampai keduanya saling berhadapan.

Keduanya saling menatap, meskipun mereka hanya bisa mencoba mengenali dalam kegelapan, Suci mencoba menarik tangannya namun Fery semakin kuat memegangnya, seakan ia nggan melepaskan tangan itu.

"Le-lepas...!" Suci terpaksa bersuara dengan buang muka kesembarang arah, tapi Fery semakin melangkah maju, sampai tidak ada jarak diantara mereka.

"Aku tidak akan melepasmu untuk yang kedua kali!" Fery sudah semakin yakin, kalau wanita ini Suci miliknya, masih miliknya, dulu, kini, esok dan nanti, Suci hanya miliknya.

Suci menginjak kuat kaki Fery, "akhhh" ia ingin berlari tapi rencananya tidak sesuai harapan, Fery masih enggan melepasnya, Suci memberontak, memukul dada bidang Fery, sampai Fery mundur beberapa langkah ke belakang sampai ia terpeleset saat menginjak pudding mangga yang terjatuh di lantai.

Bug.....

Sudah jatuh tertimpa tangga dan itu tidak ada di dalam kamus Fery, yang ada saat ini keberuntungan dipihaknya, Fery jatuh ke lantai, sementara ada Suci tepat di atas tubuhnya.

"Aku bilang lepaskan, aku!" Suci mengeraskan suaranya.

Fery tidak perduli, ia memutar tubuhnya sampai menjadikan Suci berada di bawah kendalinya.

"Kamu, sudah terlalu lama pergi, dan sekarang kamu masih ingin lari lagi?" Fery menyingkap rambut halus yang menutup sebagian wajah Suci.

Keduanya saling menatap dalam, dan disaat yang bersamaan, tiba-tiba lampu di ruangan itu menyala.

Ceklek

"Suci...?"

Suci dan Fery sama-sama menoleh ke sumber suara.

"Ibu...!" Keduanya bersuara, Suci menolak kuat tubuh Fery dan ia segera mendekati ibunya, sementara Fery masih duduk di lantai.

Pertemuan macam apa ini? Seharusnya mereka bertemu disaat yang romantis. Bukan dalam situasi seperti ini, Fery hanya bisa tersenyum.

"Nak, Fery kapan datang?" Ibu Suci menyapa, Fery bangkit perlahan dan mencium punggung tangan mertuanya, ralat calon mertuanya.

"Belum lama ini, Bu!" Jawab Fery yang sedikit meringis saat memegang bahunya.

"Kenapa punggungmu merah? Kenapa sapu lantai ada di sini?" Ibu heran, melihat dapur berantakan.

Fery menunjuk Suci dengan dagunya, tapi Suci memutar bola mata karena sebal, sementara ibu Suci cuma bisa menggelengkan kepala, ibu membuka laci dan mengambil obat salep dan memberikannya kepada Suci.

"Kamu oleskan obat ini ke punggung, nak Fery, supaya memarnya cepat hilang!" Perintahnya.

"Tapi, Bu ak---

"Aduh, kenapa rasanya semakin sakit, Bu?" Fery pura-pura kesakitan, berusaha menarik simpati Ibu.

Suci berdecak sebal dan jalan mendahului Fery menuju ruang keluarga, Fery merasa menang dan mengikuti Suci.

Kini keduanya sudah duduk di sofa yang sama, Fery memunggungi Suci yang saat ini sudah mengoleskan obat di punggungnya, sebenarnya tidak sakit sama sekali, tapi Fery tidak mau kehilangan moment ini.

"Jadi di sini tempatmu sembunyi? Seharusnya pertemuan ini di tempat romantis, di tengah taman bunga, lalu aku memetik bunga untukmu dan auuu," Fery meringis, saat Suci menekan kuat bahunya.

"Sudah selesai, aku mau tidur!"

"Tunggu sebentar," Fery mencegah Suci dengan mencekal tangan Suci yag masih menempel di bahunya.

"Mau apa sih?"

"Mau apa?? Aku mau bawa kamu pulang ke Indonesia, tempatmu di sana, semua ada di sana, kamu sudah terlalu lama pergi dan---

"Dan aku gak akan pernah kembali!"

"Haruskah aku memaksamu? Atau apa perlu aku juga menetap di sini?" Fery menghadap Suci, memandang lekat wajah Suci yang tidak mengalami perubahan, bahkan wajahnya semakin cantik alami tanpa sentuhan makeup.

"Aku akan menikah, jadi tidak ada alasanku untuk kembali ke Indonesia."

Fery terkejut sampai melepaskan tangan Suci.

"Menikah?"

"Iya, dan besok kakak gak perlu ada di rumah ini lagi!" Suci bangkit dan kembali ke dalam kamar.

Fery menjadi gelisah, lama memandang pintu kamar Suci yang sudah tertutup, malam ini Fery tidak bisa tidur, memikirkan Suci yang akan menikah dengan orang lain.

💮💮💮💮

Pagi kembali menyapa, udara dingin nan sejuk masih terasa, harum bunga dari taman menambah semangat untuk beraktifitas. Seperti biasa, setiap hari ruang makan ini diisi dengan keceriaan, ada Ibu Suci yang masih setia membuat makanan, sementara Suci terlihat menata meja makan.

"Selamat pagi semua ...!" Hani ikut bergabung dan mendudukan Alice di kursinya. "Mama Suci terlihat lebih ceria pagi ini!" Hani memancing, Yogi sudah cerita tentang Fery, ia sengaja mengorek informasi.

Suci cuma diam dan mengangkat bahu dengan acuh. Dari jauh ia melihat Yogi celingukan seperti mencari sesuatu, membuka pintu kamar tamu, memeriksa seluruh ruangan dan menyimpulkan kalau Fery sudah pergi dari rumahnya.

"Daddy, ayo kita makan, Aic lapel!"

"Ok sayang!" Yogi duduk disamping Hani. "Mungkin dia sudah pergi, sepertinya dia belum tahu kalau Suci ada di rumah ini." Bisik Yogi dan Hani terlihat patah semangat, ia sudah terlanjur membayangkan bagaimana kalau keduanya bertemu setelah bertahun-tahun lamanya?

Kini semua orang sudah duduk di meja makan, menyantap sarapan buatan Ibu Suci masakan khas indonesia, dan itu yang membuat mereka betah tinggal di sini.

"Hai Uncle...!" Alice berteriak, ia melambaikan tangan dan tersenyum ceria kepada orang yang baru ikut bergabung, semua orang terdiam melihat Fery berjalan dengan menarik kopernya.

"Kau, masih di sini?" Tanya Yogi tanpa merasa bersalah.

Fery menarik kursi dan ikut duduk di depan Suci.

"Mulai hari ini, aku juga akan tinggal di sini!"

"Uhukkk Uhukkkk!" Suci tersedak dan buru-buru menenggak air minum sampai habis satu gelas.

"Kau bercanda?" Tanya Yogi.

"Kenapa? Apa kau mau mengusirku? Apa kau lupa? Urusan kita belum selesai!" Fery melirik Suci dan Yogi paham maksudnya, sudah lama Yogi menyembunyikan Suci dari Fery.

"Suci ... cepat ambilkan piring untuk Fery!" Titah Ibu Suci yang tidak bisa dibantah.

Fery tersenyum dan tidak sedikitpun melepaskan Suci dari pandangannya, Suci meletakkan piring dan menyiapkan makanan untuk Fery.

"Terima kasih, sayang!" Fery sengaja menggoda, sementara semua orang hanya diam dan saling melirik satu sama lain, mulai hari ini ketenangan di rumah ini akan berakhir.

"Alice, cepat habiskan makananmu! Hari ini Papa yang mengantarmu ke sekolah!" Perintah Yogi.

"No! Aic mau sama Mama Suci!" Tolaknya.

"Alice, sayangnya Uncle, hari ini Mama Suci punya kesibukan lain, jadi Alice sama Papa aja ya!" Seru Fery.

"Ok Uncle!" Alice menjawab dengan semangat.

Senyum kemenangan terpancar di wajah Fery, sementara Suci terlihat kesal.

1
Hani Purwanti
bagus
Adelia ZahrotusShifa
seruuuuu
Anisa Lestari
cih ferel anak haram sok" an menjijikkan
udin si otak anjay
kalo gabut mending baca novelku, dijamin auto ngamuk:v😗🗿
kavena ayunda
kasih tau emak lu bahwa cucunya bkn cucunya biar stroke emak lu jijik liat laki.bodoh gini tasya uda ke neraka kali
kavena ayunda
aneh pada dukung fery hadeh🙄😂 menjijikan meski di jebak.q kasian suci nya lah mending kasih jodoh lain
kavena ayunda
suci.goblok🙄😂
Agustin Ria Astuti
mau dong dipeyuk ☺😍😍😘😘😘
Agustin Ria Astuti
aku jg dah ngantuk tp kutahan😌😌😌
Agustin Ria Astuti
si othor kok tau badan aku bulett 😄😄😄pede dikit napa cerita dah banyak bagus pula ceritanya😍😍😍 kok bilang ndak bisa ngarang, semangat2 aku pasti baca kok
Agustin Ria Astuti
tebak tebak buah manggis si othor suka banget bikin nangis
Agustin Ria Astuti
beugh othor nggak tau ya bawang lg mehong ini😭😭😭
Agustin Ria Astuti
lah klo nggak mau pening tidoorr aja sono, klo aku baca nopel justru hiburan daripada keluar rumah ngibahin orang malah nambah dosa, ceritanya dah keren thor tetap semangat ya👍👍👍
Agustin Ria Astuti
klo menurut aku semua yg aku dah baca 👍👍👍👍👍semangat terus ya thor
Agustin Ria Astuti
aku mampir lagi thor
✨viloki✨
Udaaaah biarkan Ferel sama bapaknyalaah, biar dia jg tanggung jwb.
Suci sama fery ntar bikin anak sendiri aja 😝
✨viloki✨
Aaarrggghhhh
✨viloki✨
Lieur ah
✨viloki✨
Suci nih gemana seh katanya cinta metong ma fery
Ngeselin ah
Neneng cinta
nyesel psti nih rendra....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!