Novel ini aku tulis berdasarkan kisah nyata dari seseorang, tapi disini aku menambahkan sedikit ceritanya..
Namaku Melati, aku memiliki seorang sahabat , Lani namanya, yang sudah ku anggap seperti saudara sendiri.
Tapi Lani dengan teganya mengkhianati aku. Ia menikah dengan suamiku secara diam diam.
Marah... benci dan kecewa... itu yang aku rasakan ketika aku mengetahui pengkhianatan suami dan sahabatku.
Aku mencoba bertahan dengan menerima Lani sebagai maduku karena ia lagi mengandung anak dari suamiku.
Akankah aku sanggup bertahan selamanya atau aku pergi meninggalkan suami dan sahabatku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab Tiga puluh Tiga
Sampai di rumah sakit, Willy langsung menggendong Melati ke ruang IGD. Dokter langsung menangani Melati.
Nabila di gendong sama mami nya Rangga. Karena bayi tak bisa masuk, mami menunggu di lobby.
Setelah beberapa lama diperiksa akhirnya dokter keluar dari ruang IGD itu.
"Bagaimana keadaan istri saya dok... "
"Bisa kita bicara di ruang saya.. "
"Baik dok... "ucap Willy mengikuti langkah Dokter itu menuju ruang kerjanya.
Sesampainya diruang kerja dokter itu, Willy dipersilakan duduk.
"Apa penyakit istri saya dok..."
"Apa istri anda ada masalah yang sedang dipikirkannya ..."
"Maksud dokter... "
"Dari pemeriksaan tadi istri anda menderita penyakit yang disebut gangguan psikosomatis"
"Penyakit apa itu dok... "
"Gangguan psikosomatis itu gangguan yang dikarenakan terlalu banyak pikiran yang menyebabkan kecemasan, kurang tidur dan gangguan makan yang menyebabkan penyakit fisik seperti sekarang ini... "
"Oh gitu ya dok...Jadi apa yang harus dilakukan... "
"Saat ini istri anda harus dirawat untuk menyembuhkan sakit fisiknya. Setelah sembuh sebaiknya istri anda harus menjalankan psikoterapi dan meditasi, biar bisa menghilangkan stres atau pikiran yang sedang mengganggu saat ini. Jangan menambah beban pikirannya karena itu bisa menyebabkan penyakit yang lebih parah lagi... "
"Baik dok... lakukan apa yang terbaik buat istri saya... "
Setelah konsultasi dengan dokter Melati dipindahkan ke ruang perawatan.
Mami Rangga ikut masuk keruang perawatan membawa Nabila.
"Willy sebaiknya kamu pulang, bawa pakaian ganti Nabila,dan susunya. Biar ibu yang menunggu Melati.. "
"Baik bu.. terima kasih banyak."
"Bawa saja mobil ibu.. biar bisa cepat kesini lagi"ucap Mami Rangga sambil memberikan kunci mobil
"Bu.. saya pamit pulang sebentar kerumah bundanya Melati, saya titip Melati dan Nabila dulu. "
"Baiklah.. Tapi nak Willy bisa beli susu formula dan dot nya di apotik rumah sakit buat sementara nggak. Kelihatannya Nabila sudah sangat haus"
"Tentu bu.. biar saya beli dulu sebelum pulang.. "
Setelah membeli dan menyerahkan susu dan bubur yang dibelinya, Willy segera pamit pulang.
Rangga yang dihubungi maminya,setelah selesai ujian langsung ke rumah sakit dengan membawa makanan pesanan maninya.
"Selamat siang mi... "ucap Rangga begitu masuk kamar tempat Melati di rawat
"Selamat siang nak... bagaimana ujiannya,dapat diselesaikan dengan baik. Dan ini UN terakhir kamu kan... "
"Ya mi... insya allah bisa aku jawab mi. Melati kenapa mi.. mengapa sampai dirawat"
"Demam... kamu sudah makan.. ayo makan sekalian. Mami juga mau makan.. mumpung Nabila masih tidur"
"Kasihan Melati dan Nabila mi"
"Kamu makan saja sekalian.. "
"Mami saja makan duluan.. aku mau lihat kondisi Melati dari dekat, bolehkan Mi"
"Boleh.. tapi nanti jika suaminya datang, kamu nggak boleh duduk disamping Melati, nanti bisa jadi salah paham"
Rangga mendekati tempat tidur Melati dan duduk disampingnya. Ia mengusap telapak tangan Melati dan merasakan pergerakan tangan Melati.
"Mela.... kamu sudah sadar"
"Rangga.. Nabila mana"
"Nabila tidur dengan mami"
"Maaf... lagi lagi aku harus merepotkan kamu dan mami"
"Nggak apa Mel. Bagaimana perasaan kamu saat ini... apa yang kamu rasakan"
"Aku hanya merasa sedikit pusing dan mual"
"Kamu hamil... "
"Nggak mungkin aku memakai kontrasepsi "
"Kamu mau makan... biar aku suapin"
"Mas Willy nya kemana.. "
"ia pulang mengambil keperluannya dan Nabila "
"Tante.. "panggil Melati pelan
"Ya.. ada apa.. kamu sudah agak enakan"
"Masih terasa pusing.. tante aku boleh minta tolong "
"Ya... apa yang harus tante lakukan"
"Tante aku boleh titip Nabila. Jika tante dan Rangga pulang, bawa Nabila ke rumah tante, aku tak mau nanti Mas Willy bawa Nabila ke tempat mamanya"
"Apa nanti Willy mengizinkan.. tante sih nggak keberatan, cuma tante segan dengan suami kamu saja"
"Mami... bukankah itu permintaan Melati, nggak mungkin suaminya marah"
"Nanti biar Melati yang mengatakan pada mas Willy. "
"Terserah kamu saja Mela...tante tidak keberatan menjaga Nabila, karena anaknya juga baik dan tak rewel. Tapi kamu harus kuat, jangan lemah. Kamu harus ingat Nabila."
"Ya tante.. "
"Kamu makan dulu ya Mel... "ucap Rangga mulai menyuapinya.
Willy yang datang dengan tas ditangannya, melihat Melati lagi disuapi Rangga. Ia lalu mendekat ketempat tidur Melati.
"Maaf mas.. tadi aku bantu suapi Melati saja"
"Nggak apa apa.. kamu anaknya bu Mia"
"Iya mas... "
"Bu Mia mana.. "
"Mami di kamar mandi, Nabila buang air besar "
"Terima kasih ya.. aku jadi merepotkan kamu dan bu Mia. Melati... bagaimana sayang. Apa yang sakit "ucap Willy sambil menggenggam tangan Melati dan mengecupnya.
"Aku nggak apa apa. Aku akan kuat demi Nabila, mas jangan merasa kuatir dan kasihan begitu. "
"Mela...mas tanya baik baik"
"Aku juga jawab baik baikan mas... "
"Mela... wajar aku kuatir. Kamu istri aku dan ibunya Nabila "
Rangga mendengar perbincangan mereka sambil memandangi Willy dengan sinis.
"Terima kasih mas.. karena kamu masih mengkuatirkan aku"
"Mela...aku nggak mau bertengkar, kamu sedang sakit. Dokter bilang sakit kamu karena kamu banyak pikiran. Aku tak mau menambah pikiran kamu dengan pertengkaran kita. Lagi pula apa kamu nggak malu, disini ada orang lain.. "
"Semoga saja sakit yang aku derita saat ini tidak sampai membuat aku gila.. "
"Mela... kamu bicara apa... "
"Karena jika aku gila.. Nabila nanti sama siapa. Tak ada yang menyayangi Nabila kecuali aku"
"Mela... aku ini ayah Nabila, tentu saja aku menyayanginya. Dan juga ada mama aku, Oma nya.. pasti juga menyayanginya. Aku sudah menghubungi mama, aku ingin Nabila dengan mama sampai kamu sembuh"
"Nggak mas,aku nggak mengizinkan Nabila dengan mama.. "
"Mela... jangan buat aku pusing.. jika tidak bersama mama, Nabila dengan siapa. Lingkungan rumah sakit tak baik buat Nabila, nggak mungkin ia ikut menginap di sini"
"Nabila dengan tante Mia. Ia sudah terbiasa dengan tante Mia"
"Melati... itu akan merepotkan orang, lebih baik Nabila dengan mama"
"Aku tak mengizinkan.. jika mama membawa Nabila ke rumahnya, aku akan keluar dari rumah sakit ini menjemput Nabila "
"Mela.. itu Oma nya Nabila. Mengapa mama tak boleh menjaga Nabila. Mengapa kamu membenci mama aku seperti itu, apa salah mama"
"Apa mas tak salah bicara. Bukankah mama yang selalu membenci aku. Dari kita menikah mama selalu saja mencari kesalahanku.. aku tak mau anakku dijaga mama.. aku takut nanti anakku diapakan mama.. "
"Melati... kamu keterlaluan... mama tak mungkin mencelakai Nabila"ucap Willy keras.
Rangga sudah berdiri dari duduknya di sofa. Tangannya ditahan mami dengan kode menggelengkan kepala, agar Rangga tidak ikut campur.
"Aku tak mau Nabila dengan mama.. aku mau pulang saja"ucap Melati sambil menangis dan berusaha menanggalkan selang infusnya.
"Melati apa yang kamu lakukan... jangan gila."ujar Willy
"Ya.. aku sudah gila mas... aku gila karena apa yang telah kamu lakukan padaku, mengapa kamu, mama dan Lani melakukan semua ini. Kalian berharap aku gilakan. Biar kalian bisa melakukan apapun yang kalian mau"teriak Melati histeris.
Melati menarik dengan kuat selang tali infus dan saat tercabut darah mengucur dari pengelangan tangannya yang dipasang infus.
Rangga yang melihat itu spontan memegang pergelangan tangan Melati dan memencet bel memanggil dokter atau perawat.
*****************************
Terima kasih buat semua pembaca setia novel ini.
ternyata ada ya, kisah nyata yg mirip kisah halu di dunia pernovelan..
ternyata main ku kurang jauh, hehehe..
semua memang telah ditakdirkan dan kita hanya tinggal menjalankan..
tetapi dalam menjalani kehidupan, kita jg diberi kesempatan untuk memilih mana jalan yg akan kita tempuh..
jadi walau semua telah ditakdirkan, tetapi kita jg tetap punya andil dalam memilih jalan yg akan dilalui..
rasanya bener2 gak habis pikir, sekeluarga dipenuhi dg laki2 yg suka mendua bahkan lebih..
semua perbuatan pasti ada balasannya..
dan semua tokoh telah mendapatkan balasannya sesuai dg perbuatan masing2..
semoga kita bisa menjadi pribadi yg selalu bersyukur dg apa yg kita punya dan terhindar dari penyakit hati, salah satunya iri dengki..
manusia memang tempatnya salah dan lupa..
tapi dengan belajar ilmu agama, kita bisa memilih jalan benar untuk ditempuh..
keren banget ceritanya mam..
kadang ikut kesel jg sama mama Elly terutama..
kok ada orang sesombong dan se-egois itu..
maunya menang sendiri dan gak mau disalahkan..
selalu berprasangka buruk dan keinginannya harus selalu dituruti..
oke deh mama, semoga sehat terus yaa..
tetap semangat berkarya dan semoga sukses selalu..
💪🏻🙏🏻😘🥰😍🤩💕💕💕
cuss lanjut novel berikutnya.. 🏃🏻♀️🏃🏻♀️🏃🏻♀️