NovelToon NovelToon
One Night Stand

One Night Stand

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / One Night Stand / Hamil di luar nikah
Popularitas:7.7k
Nilai: 5
Nama Author: Fatzra

Aruna terjebak ONS dengan seorang CEO bernama Julian. mereka tidak saling mengenal, tapi memiliki rasa nyaman yang tidak bisa di jelaskan. setelah lima tahun mereka secara tidak sengaja dipertemukan kembali oleh takdir. ternyata wanita itu sudah memiliki anak. Namun pria itu justru penasaran dan mengira anak tersebut adalah anaknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fatzra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Maafkan Aku, Papa sudah membuatmu kecewa. Jujur saja waktu itu kita dijebak dan melakukan hal itu. "Julian berterus terang.

"Bukan begitu maksud Papa. Jelas-jelas Papa sudah menginginkan cucu laki-laki dari sejak lama. Kenapa kau baru bilang sekarang, kalau Papa tahu dari dulu, Papa tidak mungkin menyia-nyiakannya. Kau harus segera pertemukan aku dengan dia." Hans menjelaskan supaya putranya itu tidak salah paham.

Julian tertegun sejenak. "Maaf, Pa, aku juga baru bertemu dengan dia beberapa minggu ini dan aku baru tahu kalau dia benar-benar anakku. soalnya, ibunya tidak mau aku mengetahui anak tersebut, dia takut aku merebut anak itu darinya."

Hans diam sejenak ia memikirkan cara bagaimana agar dia bisa bertemu cucunya dan juga calon menantunya. Ia berharap bisa dekat dengan mereka. Namun, sebelum itu ia akan menguji calon menantunya dengan sesuatu hal yang berbeda. Ia tidak mau pilihan salah memilih pasangan lagi.

"Kalau begitu besok kita ke sana. Papa ingin bertemu mereka secara diam-diam. Untuk sementara kau sembunyikan identitasku." pinta Hans.

Julia hanya mengangguk setuju dengan keputusan ayahnya itu. Ia juga ingin anaknya merasakan kasih sayang dari kakeknya. Beruntung pria setengah baya itu mau menerima kehadiran Raven dan sepertinya ia sangat bahagia.

Hari semakin larut Julian memutuskan untuk tidur, ia akan menantikan hari esok memberikan surprise yang tidak akan pernah dilupakan oleh Celine. Ia meringis geli membayangkan wajah wanita itu, malu di depan umum. Tanpa sadar ia terlelap hingga pagi.

Pagi ini ia telah bersiap mengenakan setelan jas yang keren terlihat sangat tampan. Ia menyusun rencananya sedemikian rupa dibantu anak buahnya. Pria itu mengendarai mobilnya menuju tempat pernikahannya.

Setelah sampai, ia disambut oleh keluarga Celine Mereka terlihat sangat bahagia, Ia juga melihat wanita itu sudah berdiri di tengah-tengah para tamu undangan. Julian tersenyum sinis, lalu menghampiri wanita itu.

"Wow, pengantinku sangat cantik," ucapnya, seraya membelai rambut pipi wanita itu.

Celine tampak tersipu, dengan senyum salah tingkahnya. "kau juga terlihat tampan hari ini,"

Julian terkekeh, "Bukankah setiap hari aku terlihat tampan?"

Celine tersenyum, "Iya, Kau memang terlihat tampan setiap hari. "

Julian hanya tersenyum, sementara di depan sana MC sudah memulai acaranya. Semua mata tertuju ke sana. Ia memanggil membelai pria dan wanita untuk mendekat dan duduk di kursi yang sudah disediakan.

Celine dan Julian bergandengan menuju singgasana mereka hari ini, para tamu undangan memandang takjub kedua pasangan mempelai itu, yang terlihat sangat serasi. Cantik dan juga tampan mereka tidak tahu saja apa yang akan terjadi setelah ini.

Mereka telah duduk di kursi yang sudah disediakan sekarang giliran Julian melaksanakan aksinya. "Sebelum kita mulai acara hari ini aku ingin menunjukkan sesuatu, ini adalah momen terindah yang paling membahagiakan yang pernah Celine berikan kepadaku." Ia memberi kode kepada anak buahnya untuk segera memutar video yang sudah di persiapkan sejak semalam.

Di awal video tidak ada yang aneh karena sudah diedit menggunakan foto Celine. Namun, di detik-detik terakhir terselip sebuah video kemesraan Celine dengan pria lain, membuat semua orang tercengang dan saling berbisik menggunjing wanita itu.

Celine menutupi wajahnya, ia sangat malu, lalu kedua orang tuanya menghampirinya. "Anak kurang ajar! apa yang sudah kamu lakukan Celine? kau membuat keluarga kita sangat malu mau taruh di mana muka kita!" orang tua wanita itu memakinya. Mereka sangat malu dan tidak punya muka lagi di acara itu. Ia menyeret anaknya keluar dari sana. Liana mencoba mengejar mereka. Namun, tidak dihiraukan oleh keluarga Celine.

Para tamu saling memandang dan berbisik. "Aku tidak menyangka wanita itu sudah mengkhianati, Tuan Julian yang tampan,"

Julian tersenyum sinis. "Pertunjukan yang bagus,"

Hans menepuk pundak Julian, sama-sama tersenyum puas menyaksikan keluarga Celine, yang sudah tidak punya muka untuk kembali, setelah itu mereka pergi keluar gedung.

Liana tampak kesal memandangi Julian dan juga Hans. "Kalian keterlaluan, bagaimana kalau keluarganya menuntut kembali dana yang sudah pernah diberikannya dulu?"

Julian terkekeh. "kenapa kau memperdulikan itu? ayo pa, kita pergi ke rumah cucu kesayangan Papa," ucapnya seraya tersenyum ke arah Hans.

Hans hanya menganggukkan kepalanya sementara Liana tampak terkejut, "Cucu apa maksudmu?"

"Aku sudah mendapatkan cucu laki-laki idamanku, jadi kau tidak perlu lagi mencarikan anakku ini jodoh!" ucap Hans dengan nada tegas, lalu tertawa bahagia menatap Julian.

Hans dan Julian bertolak ke bandara mereka akan menemui Raven. Selama perjalanan pria setengah baya itu tampak sangat antusias ingin bertemu dengan cucunya.

Setelah 2 jam mengudara mereka sampai di bandara. Kebetulan kemarin mobil Julian masih ada di parkiran bandara tersebut jadi tidak perlu lagi seseorang menjemput mereka.

Tuan mobilnya sudah saya siapkan," ucap Vincent yang terlebih dahulu keluar dari area bandara menuju tempat parkir.

"Baguslah. Ayo jalan. "

Selama perjalanan, Julian dan Hans banyak bercerita, pria itu menceritakan bagaimana anaknya sangat menggemaskan. ayahnya semakin tidak sabar untuk bertemu Raven.

"Julian, Papa ingin membeli sesuatu untuk cucuku tercinta. Kira-kira apa kesukaannya? "

"Aku tahu kesukaannya. Dia sangat suka mainan, tapi dia tidak ingin memiliki banyak mainan. Katanya jadi bingung kalau terlalu banyak mainan di rumahnya, ada satu hal lagi yang menjadi favoritnya ice cream," Julian menjelaskan.

Hans terkekeh, ia tidak habis pikir ternyata cucunya sangat mirip dengan putranya sewaktu kecil. Julian juga tidak terlalu suka banyak mainan di rumah ia juga sangat suka dengan ice cream. Pria setengah baya itu jadi bingung harus membelikan apa, tidak mungkin membelikan ice cream bisa-bisa meleleh di tengah jalan.

Hans mengerutkan kening, berpikir sejenak. "Papa bingung mau kasih hadiah apa. Kalau calon menantu papa sukanya apa?"

"Julian tidak tahu, pa, dia tidak pernah bercerita apa favoritnya apa kemauannya karena selama ini dia hanya mementingkan anaknya," jelas Julian. Lagi pula mereka belum pernah mengobrol sampai sejauh itu. Aruna sangat sulit diajak bicara.

"Astaga ternyata selama ini papa telah salah kepada mereka, karena membiarkan mereka hidup sengsara sendirian di luar," ucap pria setengah baya itu menyesal.

Julian mengusap punggung ayahnya, seraya menundukkan kepala. "Papa jangan menyalahkan diri sendiri, karena di sini aku juga salah,"

"Maaf, Tuan bagaimana kalau membeli ikan bakar untuk Raven, beberapa hari yang lalu saat kita memancing dia bercerita, ingin sekali mengadakan pesta bakar ikan bersama keluarga besar. Saya harap kalian mempertimbangkannya, itu adalah impian terbesarnya," Vincent menjelaskan kepada mereka.

Hans kekeh bahagia. "Wah, ikan bakar rupanya, kebetulan itu adalah makanan favoritku. kalau begitu kita beli ikan segar di nelayan sekitar sini pilih ikan yang besar-besar dan segar," ucapnya bersemangat.

"Papa ini bagaimana? kau yang menyuruhku untuk menyembunyikan identitasmu terlebih dahulu, kenapa sekarang Papa yang sangat antusias?" tanya Julian bingung.

Pria setengah baya itu terkekeh lalu menepuk lutut Julian. "Astaga, aku terlalu bersemangat. Ya, sudahlah setelah dia tahu identitasku baru kita akan mengadakan pesta besar-besaran titik terdapat"

"Baiklah kalau begitu, kita harus menyewa tempat untuk kita tinggal sementara di sini," udah Julian karena rasanya tidak mungkin kalau mereka harus menginap lagi di hotel dalam waktu yang agak lama

"Tidak perlu menyewa tempat, karena Papa punya rumah di sini. Namun, semenjak ibumu meninggal bapak sudah tidak pernah ke sana lagi, rumah itu sekarang di tempat di bibimu," jelas Hans berterus terang sebenarnya rumah itu adalah rumah privat pria setengah baya itu bersama istri pertamanya, ibu dari Julian.

Julian mengernyitkan kening. "Oh ya, aku baru tahu papa punya rumah di sini."

Hans menganggukkan kepalanya. "Yang tahu rumah itu hanya ibumu dan aku."

Setelah beberapa menit perjalanan, Julian merasa tidak asing dengan jalanan itu, bukankah itu gang menuju rumah Aruna? jangan-jangan rumah yang di maksud Hans berada di kompleks yang sama dengan rumah wanita itu.

Benar saja Hans menunjuk salah satu rumah yang berada di area sekitar rumah Aruna. Hanya berjarak beberapa langkah saja, dari kediaman wanita itu. Mereka turun dari mobil.

"Julian, kenapa ada di sini?"

1
Fatzra
Halo semuanya, terima kasih yang sudah membaca cerita ini. jangan lupa follow + like+ komen, ya. biar Author semangat updatenya 🥰
Terima kasih.
Ritsu-4
Datang ke platform ini cuma buat satu cerita, tapi ternyata ketemu harta karun!
Sterling
Asik banget bisa nemuin karya yang apik seperti ini.
Murasaki Kuhouin
Jauh melebihi harapanku.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!