Kirana berusaha menjaga keluarga, sementara Riana menyimpan rahasia. Cinta terlarang menguji mereka. Antara keluarga dan hati, pilihan sulit menanti.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siti Gemini 75, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bayangan Masa Lalu di Antara Kita
Setelah meninggalkan kafe, Riana merasa gelisah dan bersalah. Ia tahu bahwa ia harus menceritakan semuanya kepada Andre, tetapi ia takut Andre akan marah dan kecewa padanya. Ia takut pertemuan dengan Bima akan merusak hubungan mereka.
Namun, ia tahu bahwa ia tidak bisa menyembunyikan kebenaran dari Andre. Ia mencintai Andre dan ia ingin membangun hubungan yang jujur dan terbuka dengannya.
Malam itu, saat mereka sedang makan malam di rumah, Riana akhirnya memberanikan diri untuk berbicara.
"Andre, ada sesuatu yang ingin aku ceritakan padamu," kata Riana dengan suara yang gugup.
Andre menatap Riana dengan tatapan yang penuh perhatian. "Ada apa, sayang?" tanyanya dengan lembut.
Riana menarik napas dalam-dalam dan menceritakan semuanya kepada Andre: tentang telepon dari Bima, tentang pertemuan mereka di kafe, dan tentang pengakuan cinta Bima.
Andre mendengarkan dengan seksama, tanpa memotong pembicaraan Riana. Wajahnya terlihat tegang dan matanya memancarkan kekhawatiran.
Setelah Riana selesai bercerita, Andre terdiam sejenak. Ia tampak sedang memproses semua informasi yang baru saja ia dengar.
"Jadi, Bima masih mencintaimu?" tanya Andre dengan suara yang pelan, namun terdengar jelas di telinga Riana.
Riana mengangguk pelan. "Dia bilang begitu," jawabnya dengan lirih.
Andre menghela napas panjang dan mengusap wajahnya dengan kedua tangannya. Ia tampak frustrasi dan bingung.
"Kenapa kamu tidak memberitahuku sebelumnya?" tanya Andre dengan nada yang sedikit meninggi.
"Aku... aku takut kamu akan marah," jawab Riana dengan suara yang bergetar.
"Marah? Tentu saja aku marah! Mantan pacarmu tiba-tiba muncul kembali dan menyatakan cintanya padamu, dan kamu menyembunyikannya dariku?" kata Andre dengan nada yang semakin tinggi.
"Aku tidak menyembunyikannya dengan sengaja, Andre. Aku hanya butuh waktu untuk memproses semuanya. Aku ingin menceritakannya padamu saat aku sudah siap," balas Riana dengan nada yang sama tingginya.
"Siap? Siap untuk apa? Siap untuk meninggalkanku demi dia?" tanya Andre dengan nada sinis.
"Jangan bicara seperti itu, Andre! Aku tidak akan meninggalkanmu. Aku mencintaimu," kata Riana dengan air mata yang mulai mengalir di pipinya.
"Benarkah? Atau kamu hanya merasa nyaman denganku? Atau kamu masih memiliki perasaan terhadap Bima?" tanya Andre dengan nada yang penuh keraguan.
"Tidak, Andre! Aku tidak memiliki perasaan apa pun terhadap Bima. Dia adalah masa laluku. Kamu adalah masa depanku," jawab Riana dengan suara yang penuh keyakinan.
Andre menatap Riana dengan tatapan yang tajam, mencoba mencari kebenaran di matanya. Ia tampak ragu-ragu, tidak yakin apakah ia bisa mempercayai Riana atau tidak.
"Aku ingin mempercayaimu, Riana. Aku benar-benar ingin mempercayaimu. Tapi, aku tidak bisa menghilangkan rasa cemburu dan khawatir ini," kata Andre dengan suara yang lebih lembut.
"Aku tahu, Andre. Aku mengerti. Aku akan melakukan apa pun untuk membuatmu percaya padaku. Aku akan membuktikan cintaku padamu," kata Riana, meraih tangan Andre dan menggenggamnya erat.
Andre membalas genggaman Riana, tetapi tatapannya masih terlihat ragu dan khawatir. Bayangan masa lalu, yang diwakili oleh Bima, kini menghantui hubungan mereka, mengancam untuk merusak kebahagiaan yang telah mereka bangun bersama.
"Aku butuh waktu untuk memikirkannya, Riana. Aku butuh waktu untuk mencerna semua ini," kata Andre, melepaskan genggaman Riana dan berdiri dari tempat duduknya.
"Kemana kamu mau pergi?" tanya Riana dengan cemas.
"Aku hanya ingin keluar sebentar. Aku butuh udara segar," jawab Andre, berjalan menuju pintu.
"Jangan pergi, Andre. Kumohon, jangan tinggalkan aku," kata Riana dengan suara yang memohon.
Andre berhenti sejenak di depan pintu, menatap Riana dengan tatapan yang penuh dengan keraguan, cinta, dan kebingungan, sebelum akhirnya berbalik dan pergi, meninggalkan Riana sendirian dengan air mata dan ketakutan yang mencengkeram hatinya.
\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*\*