Rumah tangga yang baru dibina satu tahun dan belum diberi momongan itu, tampak adem dan damai. Namun, ketika mantan istri dari suaminya tiba-tiba hadir dan menitipkan anaknya, masalah itu mulai timbul.
Mampukah Nala mempertahankan rumah tangganya di tengah gempuran mantan istri dari suaminya? Apakah Fardana tetap setia atau justru goyah dan terpikat oleh mantan istrinya?
Ikuti kisahnya yuk.
IG deyulia2022
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33 Rencana Devana
"Sebetulnya Nala bukan tidak suka Raina tinggal di sini, tapi sikap Raina selalu menunjukkan kalau Raina tidak menyukai Nala," curah Nala sore itu.
"Tuh, sekarang kamu berpikiran buruk sama Raina. Tolong, kesampingkan dulu pikiran buruknya. Namanya juga gadis muda yang baru beranjak remaja, harusnya kamu bisa memahami sikap anak-anak di usia seperti Raina saat ini," sergah Dana kurang suka.
"Lagi-lagi pikiran buruk, Nala hanya punya firasat kalau Raina justru dihasut oleh Mbak Devana. Mas tahu sendiri, kalau Mbak Devana itu licik," dengus Nala sembari berlalu dengan kesal, meninggalkan Dana yang pikirannya kini dilanda kalut.
"Apa benar Raina mendapat pengaruh atau hasutan dari Devana, mamanya?" batin Dana penuh tanya. Namun, ia segera menepis pikiran negatif itu. Tidak mungkin seorang Devana melakukan hal buruk seperti itu, terlebih dia seorang Pengajar.
Permintaan Raina yang mendadak, membuat atmosfer di rumah itu kembali memanas dan menegang.
***
Sementara di tempat yang berbeda, di kediaman orang tua Devana. Devana tengah terlibat obrolan yang serius, bersama seorang wanita paruh baya, yakni ibunya. Kurang lebih umurnya sama dengan Bu Diana.
Wanita itu, mamanya Devana. Mereka terlihat santai dan gembira. Sesekali suara tawa terdengar antara keduanya.
"Bagaimana Deva, rencana kamu berhasil?"
"Tentu saja berhasil dong, Ma. Raina sudah meminta pada papanya untuk tinggal lebih lama di sana, berangkat dan pulang sekolah dari sana. Kan keren, Raina bisa mencegah si Nala dekat-dekat dengan Mas Dana."
Devana sumringah ketika membicarakan kembali keberhasilannya memberi pengaruh pada Raina.
"Kalau Raina tinggal di rumah Mas Dana, Mas Dana tidak akan bisa berkutik apa-apa dengan permintaan Raina. Raina kan anak semata wayang. Sementara si Nala, hanyalah perempuan mandul yang kebetulan saja sedang beruntung karena dinikahi Mas Dana."
"Dengan begitu, hubungan kalian akan semakin dekat, lalu hubungan Dana dan istrinya semakin hari semakin keruh," sambung Bu Dewi bangga dengan niat culas anaknya.
Mereka tertawa tanpa beban, karena merasa berhasil memperkeruh hubungan rumah tangga mantan suaminya dan Nala.
***
Kembali ke rumah Fardana. Keputusan Raina untuk tinggal di rumah Dana, disambut hangat oleh Bu Devana. Tentu saja, sebab Bu Devana bisa sering bertemu dengan sang cucu.
Namun, sikap Nala yang datar, membuat Bu Diana berpikir sama seperti Dana. Bu Diana menganggap Nala tidak suka atas kehadiran Raina di rumah ini.
"Jangan perlihatkan sikap tidak suka atas kehadiran anaknya Dana di sini Nala. Dia berhak di sini karena ini rumah papanya. Dan kamu sebagai ibu sambung, harusnya senang dan tidak perlu mengambil kesimpulan kalau permintaan Raina adalah atas hasutan Devana," tegur Bu Devana saat Nala tengah duduk santai di beranda lantai atas.
Nala terkejut, ini yang kedua setelah tadi dibuat terkejut oleh tudingan Dana bahwa ia keberatan dengan kehadiran Raina di sini. Lalu kini, ibu mertuanya menuding yang sama seperti yang ditudingkan Dana padanya tadi.
"Nala tidak keberatan, Ma. Sudah dijelaskan pada Mas Dana tadi, kalau Nala tidak masalah Raina minta tinggal di sini lagi berapa lama pun. Nala hanya heran dan sempat berpikir kalau permintaan Raina ini justru dibawah perintah Mbak Devana," tutur Nala menjelaskan.
"Bukan cuma itu, Raina bisa kesiangan masuk sekolah, karena jarak sekolah dari rumah ini menyita waktu karena jauh. Nala khawatir baik Raina atau Mas Dana, akan terlambat masuk sekolah dan kantor, karena Mas Dana harus mengantar Raina lebih dulu. Bandingkan dengan jarak rumah Mbak Devana ke sekolah Raina, jauh lebih dekat," jelas Nala.
"Kamu tidak perlu pikirkan hal itu Nala. Dana bisa lebih pagi mengantar Raina sekolah. Kamu nggak usah khawatir, itu akan menjadi urusan Dana. Lagian kamu ini, mentang-mentang belum punya anak, gampang banget ambil kesimpulan," tukas Bu Diana, membuat Nala tidak tahan berlama-lama bicara dengan mertuanya itu.
Nala berjingkat dan pergi dari tempat itu. Dirinya seakan tidak punya tempat di hati mertuanya.
"Lihat saja, Ma. Nala ingin tahu reaksi apa yang akan kalian perlihatkan setelah tahu kalau Nala saat ini hamil." batinnya emosi campur sedih.