Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Ketika Mantan Istri Mas Kapten, Hadir

Bab 1 Kedatangan Mantan Istri Dana

     Ketika tubuhnya baru saja tiba di depan pintu rumah, Nala merasa heran. Di teras rumah itu terdapat dua pasang sendal perempuan yang masih asing baginya. Apakah sedang ada tamu? Pikirnya.

     Suara celotehan dan cekikikan manja terdengar sangat jelas dari dalam ruang tamu rumah itu. Nala semakin mempertajam pendengarannya. Ada dua suara perempuan berbeda generasi, yakni suara perempuan dewasa dan anak remaja.

     "Raina senang liburan di sini bersama Papa." Suara anak remaja itu terdengar girang diakhiri tawa.

     "Tentu saja, karena ini libur panjang. Jadi, kamu harus menikmati kebersamaan dengan papa kamu. Selama liburan, kamu tinggal di sini bersama papa kamu," balas suara perempuan dewasa terdengar tidak canggung lagi.

     "Siapakah mereka? Dari obrolannya sih bisa ditebak kalau anak perempuan itu anaknya Mas Dana. Dan perempuan itu? Jangan katakan itu mantan istrinya," batin Nala seraya mulai melangkahkan kaki ke dalam lalu mengucap salam.

     "Assalamualaikum."

     Nala mengucap salam sembari membuka pintu depan lebar-lebar. Semua yang ada di dalam, menoleh ke arah Nala. Reaksinya berbeda-beda, ada yang terkejut ada juga yang datar.

     "Wa'alaikumsalam. Sayang, kamu baru pulang?" Salam Nala disambut Dana sang suami yang tadi sempat terkejut saat melihat kedatangan Nala.

     "Iya, Mas."

     Nala meletakkan kantong kresek yang dibawanya, di lantai. Matanya dialihkan pada dua orang perempuan berbeda generasi. Anak remaja yang duduk di samping perempuan dewasa itu, sudah Nala kenal, dia Raina anak kandung suaminya. Sementara perempuan di samping Raina, Nala yakini sebagai mantan istri dari suaminya, sebab wajah Raina begitu mirip dengan perempuan itu.

    Mantan istri Dana begitu cantik dengan dandanan sedikit menor dan gaya pakaian yang bisa dibilang modis. Maklum, mantan istri Dana merupakan seorang Guru yang sudah menjadi PNS.

     "Nala, kenalkan itu Devana mantan istriku. Dia datang kemari untuk menitipkan anak kami Raina di sini. Raina ingin liburan di sini. Jadi, selama liburan, Raina ingin tinggal bersama kita. Apakah kamu tidak keberatan, Sayang?" Dana menatap Nala dalam, meminta sebuah persetujuan dari perempuan yang baru dinikahinya setahun ini.

     "Tentu saja boleh, Mas." Nala menjawab dengan penuh senyum. Ucapan Nala disambut gembira oleh Devana mantan istri Dana.

     "Terimakasih banyak Nala. Akhirnya aku bisa tenang menitipkan Raina di sini," ujar perempuan itu. Nala kemudian menghampiri Devana, untuk menyalaminya karena sejak tadi mereka belum salaman. Namun, Devana segera mengangkat tangannya ke atas. Menangkup tangan layaknya bersalaman dengan lawan jenis. Padahal Nala sudah mengulurkan tangannya dan sedikit lagi menyentuh tangan Devana.

      "Sejenak Nala terkejut, tapi buru-buru dia menguasai keadaan, membuang rasa herannya jauh-jauh.

     "Nala." Nala pun akhirnya mengikuti gaya salaman Devana, walau dalam hati masih dilanda heran.

     "Devana," balas Devana dipenuhi senyum.

     Akhirnya Nala dan Devana saling memperkenalkan diri. Dana cukup senang melihat keakraban Devana bersama Nala, meskipun awalnya ia pun merasa heran dengan sikap Devana yang menolak salaman langsung dengan Nala.

     Sejauh ini Dana melihat sepertinya mereka akan cocok jika berteman. Begitu yang ada dalam pikiran Dana kala itu.

     Sikap Devana yang mudah akrab, membuat suasana di dalam rumah itu menjadi hangat. Kesan Nala terhadap Devana di hari pertama pertemuan mereka, cukup positif. Nala menilai sejauh ini Devana sangat asik dan baik juga ramah. Nala berpikir, seorang Guru tentu saja selalu memiliki attitude yang baik.

     Setelah beberapa jam Devana berada di rumah Dana, perempuan yang masih belum menikah setelah bercerai dari Dana lima tahun lalu itu, berpamitan. Dia datang ke rumah Dana, hanya untuk menitipkan Raina selama liburan di rumah Dana. Devana segera keluar, lalu menuju mobil yang diparkir di depan pagar rumah.

     "Oh, ternyata mobil yang diparkir di depan pagar itu, milik Mbak Devana." Nala berbicara di dalam hati seraya menatap kepergian mobil Devana yang mulai menjauh. Setelah melihat kepergian mantan istri dari suaminya itu, Nala membalikkan badan, menyambut Raina sang anak sambung.

    "Raina, mari mama tunjukkan kamar untuk kamu," ajak Nala sembari bermaksud meraih lengan Raina. Sayangnya gadis remaja yang baru beranjak 12 tahun itu menghindar. Dia langsung berdiri lalu menempel di tubuh Dana, sang papa.

     "Papa, nanti aku tidur sendiri dong?" ujarnya bernada protes seraya menatap Dana manja.

     "Ya iya dong, Sayang. Kamu, kan sudah gede dan beranjak remaja. Paling kalau kamu takut tidur sendiri, biar Bi Marni menemani kamu tidur," ujar Dana sembari mengusap bahu Raina.

     "Sayang, antarkan Raina ke kamarnya," titah Dana mengalihkan pembicaraan pada Nala. Nala segera mengangguk.

     "Ayo, ikuti mama Nala. Raina akan diantar ke kamar Raina," ujar Dana seraya menggiring tubuh Raina mendekati Nala.

     "Ayo, biar mama Nala antar Raina ke atas. Kamar Raina ada di lantai atas," ujar Nala sembari menyodorkan tangannya untuk meraih lengan Raina seperti tadi.

     "Aku tidak mau diantar Tante. Biarkan Bi Marni yang antar," tampik Raina membuat Nala terkejut.

     "Jangan panggil tante dong Sayang, panggilnya Mama Nala," sela Dana tidak setuju dengan sikap Raina yang tidak mau memanggil Nala dengan sebutan Mama Nala.

     "Mama aku, kan, cuma satu, hanya Mama Devana," kelit Raina membuat hati Nala tiba-tiba dirundung sedih. Nala tidak masalah dengan kemauan anak sambungnya itu, yang ia tidak suka adalah, sikap Raina seakan-akan menolak kehadirannya. Raina juga kesannya terlihat kurang ramah. Tapi Nala berusaha memaklumi sikap Raina yang polos dan ceplas-ceplos, Nala menganggap Raina hanya gadis beranjak remaja yang emosinya masih belum stabil.

     Bi Marni yang namanya sempat disebut, segera menghampiri majikannya yang masih di ruang tamu.

     "Ayo Non Raina, bibi antar ke kamar." Bi Marni meraih tas ransel milik Raina lalu berjalan duluan menuju tangga, diikuti Raina.

     Nala diam menatap kepergian Bi Marni dan Raina yang berjalan menuju lantai dua.

     "Sayang, kamu tidak apa-apa? Bagaimana di toko, apakah tadi ramai pembeli?" Dana meraih bahu Nala sembari membawanya ke dalam, menaiki tangga yang sama yang dinaiki Raina dan Bi Marni.

     "Alhamdulillah Mas, seperti biasa. Tapi lumayan," jawab Nala.

     "Syukurlah." Dana terlihat senang dengan jawaban Nala. Nala merupakan salah satu pemilik toko kecantikan di kota ini. Sejak Nala menikah dengan Dana, Nala dilarang Dana untuk bekerja. Sebagai kompensasinya, Dana memilih memberikan modal usaha untuk Nala, untuk mendirikan sebuah toko sebagai usahanya.

     Dana melarang Nala bekerja, dia lebih suka Nala banyak menghabiskan waktu di rumah. Sementara usaha toko kosmetiknya, Nala pasrahkan pada beberapa pekerja untuk dijaga dan dikelola. Nala sesekali datang hanya untuk menerima laporan keuangan dan hasil penjualan.

     "Kamu tidak apa-apa, kan, selama liburan Raina tinggal bersama kita?" ulang Dana setelah mereka berada di dalam kamar.

     "Kan sudah aku bilang tadi, Mas. Aku tidak apa-apa. Apalagi Raina anak kandung kamu, masa aku larang liburan di sini." Jawaban Nala membuat Dana bahagia, dia memeluk Nala dan mengecup keningnya sebagai ungkapan terimakasih.

     "Sayang, nanti kalau Raina minta jalan-jalan, kamu harus mau menemani, ya. Kita jalan-jalan bertiga," lanjut Dana.

     "Asikkk, tentu saja dong, Mas. Aku pengen juga jalan-jalan bareng kamu. Kita, kan, jarang jalan-jalan, karena kamu selalu sibuk bekerja," celoteh Nala bahagia sembari memeluk lengan Dana erat.

Terpopuler

Comments

Puput Assyfa

Puput Assyfa

aq mampir ka setelah baca Elyana dan Excel

2025-10-25

1

Nasir

Nasir

Terimakasih like pertamanya Kak Arie Sumarsono

2025-10-24

0

muna aprilia

muna aprilia

lanjut

2025-10-26

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!