NovelToon NovelToon
Berakhir Di Aku

Berakhir Di Aku

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Matabatin / Diam-Diam Cinta
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: ibu ditca

Di usia mudanya, Falya terpaksa menjadi tulang punggung keluarga. Padahal sebelumnya kehidupannya sangat sempurna. Tapi karena kesalahan fatal ayahnya, akhirnya ia dan keluarganya menanggung beban yang sangat berat.

Dan suatu hari,ia tak sengaja bertemu dengan sosok arwah penasaran yang justru mengikutinya ke mana pun dia pergi.

Siapakah sosok itu sebenarnya? Dan seberapa kuatnya seorang Falya menjalani kehidupannya???/

########
Untuk pembaca setia tulisan receh mak othor, mangga....di nikmati. Mohon jangan di bully. Mak othor masih banyak belajar soalnya. Kalo ngga ska, skip aja ya! Jangan di ksaih bintang satu hehehehe

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ibu ditca, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.26

Falya sedang memakaikan baju yang bagus untuk Kirey. Gadis itu memang sering cek out barang dari aplikasi belanja online. Selain karena harganya yang murah, Falya yang tak punya waktu untuk ke toko membeli barang-barang kebutuhan baby Kirey itu.

Fida sendiri sedang mandi jadi Kirey di urus oleh Falya.

"Tantik banget ponakan ate...??'' puji Falya. Entah lah, suatu saat nanti mungkin Kirey akan memanggilnya kakak seperti Gio. Atau mungkin selamanya Kirey tetap keponakannya, anak dari sang kakak sulung!

"Harusnya tadi mah mam dulu ya, baru pake baju!'' kata Falya. Tapi meski begitu, Falya tetap memakaikan celemek di dada Kirey. Ia akan menyuapi Kirey lebih dulu sambil menunggu Fida selesai mandi. Falya yang akan menjadi paling terakhir untuk mandi.

"Kak!'' Gio memanggil kakaknya. Falya pun menoleh pada adik lelakinya itu. Remaja belasan tahun itu memaki kemeja putih dengan celana hitam, tak lupa dengan songkok hitamnya.

Ada perasaan yang sesak dalam hati Falya. Bocah yang dulu menjadi teman bertengkarnya, sebentar lagi akan menjadi seorang suami sekaligus ayah. Usianya yang masih belasan tahun yang membuat Falya merasa berat!

"Kenapa?'' tanya Falya. Gio memeluk Falya dari belakang karena ada Kirey ynag ada di dalam gendongan Falya. Falya menghela nafas panjang.

"Maafin Gio yang selalu membuat kakak pusing! Maafin Gio yang semakin menambah beban kak Falya!'' kata Gio.

Falya menurununkan bahunya.

"Mau bagaimana lagi, Yo! Semua sudah terjadi!'' sahut gadis itu.

"Maaf kak, Gio udah ngecewain kakak! Pasti kakak merasa gagal jadi pengganti mama. Padahal semuanya salah Gio sendiri!'' kata Gio.

Apa yang Gio katakan memang benar, Falya merasa gagal tak bisa mendidik adik lelakinya itu. Tapi siapa yang tahu akan seperti ini bukan?

Fida yang sudah selesai memakai baju pun menghampiri Falya dengan maksud untuk meminta Kirey agar Falya bisa bersiap mandi.

"Amah mama!'' kata Fida mengulurkan tangannya pada Kirey. Sayang bocah mungil itu menolaknya. Mungkin dalam gendongan Falya, Kirey mendapat ketenangan.

"Kak Fida sarapan aja sekalian. Biar Kirey sama aku dulu'' kata Falya.

"Hamu mahndi''

"Nanti, ini masih setengah delapan. Keburu kok kak, aku mandi ngga lama'' tolak Falya. Kakaknya masih menyusui, wajar kalau dia butuh asupan makananan yang banyak.

"Kak...''

"Udah-udah! Mending kamu ngapain ke sana, sholat apa gimana! Biar acaranya nanti lancar. Terus habis itu pesen taksi online biar jemputnya ngga terlalu mepet!'' titah Falya. Gio hanya bisa menuruti perintah sang kakak. Setelah mendapat titah sang kakak, Gio pun meninggalkan Falya dan Kirey.

"Mam yang banyak ya sayangnya ate....'' Falya menyuapi dengan telaten.

.

.

.

Falya sudah mandi dan mengenakan pakaiannya yang sopan dan rapi tanpa kesan mewah. Tapi dasarnya cantik, tetap saja sesederhana itu terlihat menawan.

Hanya di cepol sederhana dan polesan make up tipis yang menjadi pilihan Falya. Sedang Fida sudah mengenakan abaya dengan warna senada seperti Falya dan Kirey.

Ponsel Falya berdering, muncul nomor yang belum Falya beri nama. Ia lupa tak menamai kontak milik Rayan.

[Hallo, kamu kemana aja sih Ya?]

[Apa sih, sekalinya telepon marah-marah. Ini buka jam kerja ku lho. Nanti sore aku baru dinas]

Dari suaranya saja Rayan sudah tahu kalau Falya kesal.

[Lagian kamu ngga kasih aku kabar]

[Lah...emang kenapa sih bang? Kemaren aku kan udah bilang mau ngurusin nikahannya Gio]

Arrayan menggaruk pelipisnya. Ia pun heran kenapa akhir-akhir ini ia merasa seperti bukan dirinya. Kenapa begitu posesif dan ingin tahu apa yang Falya lakukan.

[Ng-ngga apa-apa sih, cuma mau ingetin nanti kerja ya! Jangan sampe ngga, nanti ngga ada yang urusin aku]

Falya menjauhkan ponsel dari telinganya. Lalu memutar bola matanya dengan jengah.

[Iya iya bawel! Ya udah aku mau berangkat dulu bang!]

[Ya udah, hati-hati semoga acara lancar! Jangan nangis di sana ya, boleh nangis kalo lagi sama aku aja!]

Falya menggigit bibirnya. Ia merasa Rayan perhatian padanya, tapi di sisi lain ia merasa kalau perhatian Rayan sudah biasa di lakukan pada orang lain bukan padanya.

[heum!]

Gumaman singkat dari Falya memutuskan sambungan telepon itu. Di saat yang sama Gio mengetuk pintu kamarnya.

"Iya, kakak udah selesai!'' kata Falya dari dalam kamar. Tak lama kemudian, Falya pun bergabung dengan Gio da Fida yang berjarak cukup jauh. Kakak beradik itu masih belum bertegur sapa. Tepatnya Gio yang menciptakan jarak dengan Fida dan Kirey.

"Taksinya di depan kak'' kata Gio. Falya mengangguk lalu menyuruh Gio mengenakan jaket untuk menutup kemeja putihnya. Begitu juga barang bawaan yang mereka angkat ke mobil tak seperti orang yang akan menikah.

"Mba Falya mau ke mana?'' tanya tetangga yang kebetulan lewat.

"Mau ada acara bu'' jawab Falya singkat.

"Eh...semuanya ikut? Kosong dong rumahnya?'' tanya tetangga itu.

"Cuma sebentar kok bu. mari bu duluan!'' pamit Falya. Si ibu itu hanya mempersilahkan Falya naik ke mobil. Mobil itu pun meluncur ke lokasi kediaman keluarga Celin..

.

.

.

"Ada yang ingin bertemu dengan anda pak Hendra!'' kata sipir. Hendra menautkan kedua alisnya.

"Siapa pak? Anak-anak saya?'' tanya Hendra dengan nada tak percaya. Petugas itu menggeleng pelan.

"Bukan pak'' jawabnya sambil membukakan pintu sel. Hendra merapikan kopiahnya dan berjalan mengikuti petugas ke ruangan khusus bertemu dengan tamu.

"Waktunya lima belas menit!'' kata petugas. Hendra pun mengangguk lalu duduk di sebuah kursi berhadapan dengan sosok yang terlihat berwibawa. Bukan hanya dari tampilannya, tapi juga auranya yang begitu berkarisma.

Lelaki itu mengulurkan tangannya ingin menjabat tangan Hendra. Hendra menyambut uluran tangan lelaki itu.

"Maaf, anda siapa?'' tanya Hendra.

"Saya Hanan Jayadiningrat'' jawab Hanan. Hendra pernah mengenal nama itu, tapi belum pernah bertemu secara langsung dengan pemilik nama itu.

"Kita tidak saling mengenal sebelumnya. Untuk apa anda menemui saya?'' tanya Hendra.

"Saya hanya ingin meminta bantuan anda'' jawab Hanan.

"Bantuan apa? Bahkan kita tidak saling mengenal, dan lagi pula saya sedang menjalani hukuman!'' sahut Hendra.

Hanan menumpu kan kedua tangannya di atas meja.

"Saya sudah mempelajari kasus anda pak Hendra, saya berjanji akan membantu anda untuk mengeluarkan anda dari sini atau setidaknya meringankan masa hukuman anda.''

Hendra tersenyum kecil. Ia tak pernah berharap kalau akan keluar dari penjara karena bantuan orang kaya seperti Hanan.

 "Putri anda bekerja di rumah sakit keluarga kami. Dan saat ini, ia menjadi perawat khusus putra kami'' kata Hanan.

Hendra menatap mata Hanan yang menyiratkan ketenangan namun juga tegas.

''Maksud anda bicara seperti ini apa tuan?'' tanya Hendra. Hanan menyerahkan bukti video yang ia dapatan dari orang kepercayaannya itu. Hendra melebarkan matanya melihat apa yang ada di depan matanya.

"Dia, putra ku!'' Hanan menyandarkan punggungnya ke sandaran kursi. Hendra mengusap kasar wajahnya. Ternyata aib nya yang juga mengantarkannya ke jurang kehancuran tidak hanya ia yang tahu. Tapi justru Hanan yang mengetahuinya.

"Bagaimana bisa anda...''

"Saya hanya butuh bantuan dan kerja sama anda!'' kata Hanan mengulurkan tangannya ke hadapan Hendra. Hendra menatap tangan itu. Apa ia siap bekerja sama dengan Hanan? Dan apakah dengan membantunya...semua akan membaik, dengan anak-anaknya yang tak lagi membencinya???

**********

terimakasih

1
dewi rofiqoh
Mungkin dengan kerjasama ini akan mengungkap tabir penyebab terjadinya petaka dalam keluargamu hendra. Dan anak-anakmu bisa menerimamu kembali
dewi rofiqoh
Rayan hubungan seperti apa yang kamu inginkan? Jika kamu memiliki perasaan istimewa pada falya Jangan sampai boy tahu
hidagede1
ayo donk papi hanan gercep buat selidiki mas boy...
dewi rofiqoh
Mulai sedikit terbuka teka-tekinya. Selidiki terus dan tetap waspada
hidagede1
pernyataan nya ambigu bang...🤭
dewi rofiqoh
Temanin gimana bang Zidan 🙄🙄
hidagede1
tp kan suster angel dan suster rita udah punya pasangan... lain lagi sama kamu yg masih ting" falya🤭🤣
dewi rofiqoh
Sepertinya o yang dekat dan peduli dengan rayan harus berhati-hati. Si boy mengawasi setiap gerg gerik mereka
dewi rofiqoh
Bis jadi adegan divideo rayan itu ayah falya, rayan dan ayah falya dijebak
dewi rofiqoh
Hati-hati falya, kamu masih diawasi
dewi rofiqoh
Si boy benar-benar menargetkan falya, sampai2 dia ngirim orang untuk mengawasinya
dewi rofiqoh
Wah si boy musuh dalam selimut. Kayaknya, apa dia yang menyukai rayan? Ataukah benci sehingga ia membuat seolah rayan kaum pelangi
hidagede1
ternyata yg menyimpang tuh mas boy... (pake logat nya emon)
dewi rofiqoh
Akhirnya rayan sadar juga, falya bersyukur meskipun menahan Sakit karena dilupakan oleh Zidan/rayan
dewi rofiqoh
Syukurlah, rayan masih hidup
dewi rofiqoh
Apa yang terjadi dengan rayan?
hidagede1
nah loh,,, dua" nya pake topeng
hidagede1
misterius.. ada apa sebenar nya sama rayan🤔
hidagede1
kudu di ciriin nih yg nama nya BOY
hidagede1
pasti zidan 🤭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!