Terjerat Cinta Tuan Muda

Joe dan Anna masih mengingat kenangan manis mereka bersama handphone yang kini telah tiada, sementara Freya sedang merebahkan tubuh sembari menonton televisi dengan toples makanan di tangan kirinya dan tangan kanannya sibuk mengambil dan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Sesekali ia tertawa lepas ketika acara Favorite-nya menampilkan adegan lucu. ia masih terpaku di depan televisi sampai ia mendengar suara para pelayan yang menyambut kedatangan Louis. Seperti di sambar petir, tubuh Freya berhambur, ia berlari masuk ke dalam kamar, mengunci pintu dan menyelimuti seluruh tubuhnya.

“Di mana Nona?” tanya Louis

“Nona sedang menonton televisi Tuan Muda” jawab Anna, seketika pandangan mata Anna tertuju ke ruang keluarga di rumah itu. Anna mengedipkan matanya. Bukankah tadi Nona ada di situ? Gumamnya

“Sudahlah, siapkan makanan” pinta Louis

“Baik Tuan Muda” Jawab Anna sopan

Louis berjalan dengan langkah lebar menuju kamarnya, ketika tangan Louis membuka gagang pintu ia mendapati pintu kamar yang sudah terkunci.

Sapi kecilku, apa kau ingin bermain-main denganku? Batin Louis.

“Sayang, buka pintunya. Dalam hitungan ke tiga jika kau tidak membuka pintu, kau akan menanggung akibatnya” Louis berteriak dari depan pintu kamar, tangan Louis masih sibuk menggedor-gedor pintu. hening tak ada jawaban.

“Baiklah, kau yang memintanya” dengan satu kali tendangan pintu kamar sudah terbuka.

Astaga apa dia Hulk, dalam sekali tendang saja pintu yang begitu besar bisa terpental, pantas saja dia begitu mudah melempar tubuhku. Batin Freya

Louis memperhatikan sekeliling, ia tak melihat apapun kecuali gundukkan selimut di atas ranjang. Louis tersenyum licik. Ia menarik paksa selimut yang menutupi tubuh Freya.

“Apa kau gila? Kau bahkan menghancurkan pintu kamar?” Freya bertanya dengan posisi ke dua tangan yang menutupi bagian dada. Louis merangkak naik ke atas ranjang. Ia mendekatkan bibirnya ke telinga Freya. “Jika untuk menemukanmu, aku bahkan bisa menghancurkan rumah ini” Louis berbisik pelan, hembusan nafas Louis membuat tubuh Freya bereaksi.

“Sayang, telingamu benar-benar sensitif” ledek Louis

“Paman, kau mesum!” Freya berteriak,

Mendengar Freya memanggilnya dengan sebutan paman, seketika membuat Louis marah.

“Jangan panggil aku paman!” Louis menarik kedua kaki Freya sampai terjatuh di atas ranjang, kini tubuh Freya berada dalam posisi yang menguntungkan Louis. Tanpa menunggu waktu lama, Louis menaiki tubuh Freya, memegang ke dua tangan Freya dengan tangan kirinya, sementara tangan kanannya mencengkram dagu Freya.

“Jangan panggil aku paman, panggil aku Louis” Louis menatap tajam mata Freya, meski sebentar Freya merasakan ada aura menakutkan datang dari tatapan mata Louis.

Dasar psiko, hanya karena aku memanggilmu paman apa kau harus menyakiti tubuhku.? Batin Freya

“Ba..baik baik, aku akan memanggilmu Louis” Freya mengatakannya dengan terbata, Louis tersenyum. Kali ini Freya melihat tatapan hangat di mata Louis, Freya benar-benar tidak mengerti dengan perasaan Louis. Terkadang Louis membuat Freya marah dan ketakutan, terkadang membuat Freya sedih dan khawatir, tak jarang juga membuatnya merasa nyaman dan berdebar.

“Katakan lagi” Pinta Louis, ia tidak mengubah posisi tubuhnya.

“Louis” Jawab Freya

“Lagi” Pinta Louis

“Louis”

“lagi”

“Louis, Louis, Louis, Louis, Louis. Apa kau puas?” Mendengar Freya memanggil namanya berkali-kali membuat Louis bergairah.

“Apa kau sedang menggodaku sayang?” Louis tersenyum puas

“Tu-tunggu, siapa yang menggodamu?” Freya berusaha melepaskan cengkraman tangan Louis.

“Bukankah kau memanggil namaku untuk menggodaku?” Kali ini Louis semakin mempererat cengkraman tangannya.

Kesimpulan macam apa ini? Bukankah dia yang memintaku memanggil namanya, aku mana ada niat menggoda dia. Batin Freya

“Katakan! Apa kau sedang menggodaku?” Louis kemballi bertanya tanpa mengubah posisi tubuh sedikit pun.

“Aku tidak berniat menggodamu, apa kau pikir aku sengaja memanggil namamu. Aku memanggil namamu karena kau yang memaksa” Freya menjawabnya dengan nafas tersengal, cengkraman tangan Louis membuat nafas Freya tidak beraturan.

Mendengar jawaban Freya, Louis merasa kesal. Ia mencium paksa bibir Freya. Freya yang merasa belum siap dengan kondisi ini hanya bisa menggigit bibir Louis.

Merasakan reaksi Freya membuat Louis terpaksa melepaskan ciumannya.

Sial. batin Louis

Louis bangun dari tempat tidurnya dengan tatapan tajam. Freya mengerti jika dirinya telah membuat Louis marah.

Pria ini benar-benar tidak bisa menerima penolakkan. Dasar gila, aku harus mencari cara untuk mengembalikan perasaannya. Batin Freya

“Paman, maksudku Louis. Aku minta maaf” Freya menundukkan pandangan, kedua tangan Freya memegang ujung baju dan memainkannya. Louis tersenyum, ia benar-benar melihat Freya seperti anak kecil yang sedang merajuk.

“Sudahlah. Ke luar dari sini, dan minta Lei membereskan pintu kamar” pinta Louis, sesaat kemudian ia melangkah pergi dan tubuhnya menghilang di balik pintu kamar mandi.

“Baiklah” Jawab Freya singkat

Freya menghela nafas panjang, baginya Louis seperti lautan yang dalam. Semakin Freya berusaha menyelami lautan itu, ia akan semakin tenggelam ke dasarnya. Entah kesalahan apa yang membuat Freya terikat dengan Louis. Jika itu hanya soal hutang, Freya bisa membayar Louis dengan uang. tapi jika itu soal perasaan, bukankah artinya Freya harus membayar dengan seluruh hidupnya, karena lari dari Louis lebih menakutkan daripada berada di sisinya.