NovelToon NovelToon
Kasih Terlarang Sang Hostess

Kasih Terlarang Sang Hostess

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Single Mom / Crazy Rich/Konglomerat / Nikah Kontrak / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:916
Nilai: 5
Nama Author: Wulan_Author

Amarah, kebencian, cacian, hinaan, penderitaan, masa lalu, kesalahan dan akhir yang tragis. Kisah mana yang menurutmu belum pernah kamu rasakan?

Hidup Alma tidak pernah berjalan mulus, penderitaan sepertinya enggan menjauh dari wanita malang itu.

Plak!

"Anak sialan, tidak tahu diuntung! kamu sudah mencoreng nama baik keluarga ini dengan hamil tanpa suami dan sekarang malah bekerja ditempat kotor itu sebagai penyaji minuman!"

"Kamu sudah menyebabkan cintaku mati sebelum kami bersama, maka akan aku buat hidupmu seperti mati tetapi masih bisa bernafas!"

Lalu kemana lagi aku harus lari?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wulan_Author, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Trauma

Alma melepaskan cengkeramannya, lalu mengeluarkan sebuah foto dari dalam saku celananya.

"Apa ini tujuan kamu menikahi ku?"

Alma melemparkan foto itu tepat ke atas wajah Gevan.

Pemuda yang masih kesakitan itu masih menatap Alma dengan tatapan kesal, ini pertama kalinya dia diperlakukan buruk oleh seorang perempuan. Setelah rasa sakit ditangannya mereda, Gevan mengambil foto itu lalu melihatnya dengan seksama.

Jantungnya berdebar kencang, sorot mata yang tadinya garang mendadak sayu saat melihat foto dirinya dan kekasihnya sebelum dia tiada.

"Dari mana kamu dapat foto ini?" sentak Gevan.

Alma menoleh dengan wajah teduh, "Jadi semua yang kamu ucapkan saat pertama kali bertemu semua bohong? kamu sudah mengatur ini semua untuk membalas kematian tunangan kamu?" tanya Alma bertubi-tubi.

"Lancang!"

Gevan menarik lengan Alma dengan kuat sambil mendorongnya hingga tersudut didinding.

"Kenapa kamu marah? Tebakan ku benar, bukan?"

"Kamu pantas menderita tanpa tahu apa kesalahan yang telah kamu perbuat!"

Alma mendorong tubuh Gevan, "Jika memang tujuan kamu adalah untuk balas dendam, maka lakukanlah."

Wajah yang semula garang dan kesal mendadak teduh dan dingin.

"Wanita jalang seperti kamu tidak pantas tidak berhak dapat pengampunan! Apa menurut kamu setelah berbicara seperti ini aku akan luluh dan memaafkan kamu? Cih, jangan harap!" sarkas nya sambil meludah.

Alma hanya terdiam membisu, jika dari awal mereka berkata siapa mereka sebenarnya mungkin saja Alma tidak akan merasa kecil hati saat dianggap sampah oleh keluarga ini. Namun, kini dia mengerti mengapa keluarga suaminya ini sangat membenci Alma, selain dia miskin dan seorang janda beranak satu, mungkin alasannya karena kematian Aluna.

Gevan tersenyum sinis, "Karena kini kamu sudah tahu tujuanku, maka aku tidak akan berpura-pura lagi. Aku akan membuat hidup kamu merasakan pedih dan sakit setiap detiknya!"

"Maka aku akan menerimanya!" sahut Alma dengan tenang.

Wajah menyebalkan Alma sangat membuat Gevan kesal, tidak ada ketakutan yang ditunjukan wanita itu padahal Gevan sudah mengancamnya dengan penekanan yang sangat jelas.

"Ternyata aku memang belum mengenal siapa wanita jalang ini! Padahal, aku sudah menantikan momen ini bertahun-tahun hanya untuk melihat wajah ketakutan kamu!"

Alma tersenyum remeh, "Apa kamu sedang memainkan drama? Jika kamu ingin balas dendam, kenapa harus sembunyi-sembunyi! Apa kamu takut menghadapi ku?" cetusnya.

Lagi, Gevan terpancing emosi dan hampir meledak karena Alma. Sungguh wanita ini adalah wanita gila. Namun, sekarang Gevan tahu apa kelemahan wanita ini.

"Aku tidak akan menyentuhmu begitu saja, sebagai balasan yang setimpal, aku akan menggunakan anakmu untuk menghancurkan hidup mu yang penuh warna selama ini!"

"Jangan pernah coba-coba!" tunjuk Alma dengan wajah murka.

Gevan tertawa lantang, "Sudah aku duga! Ternyata kelemahan Nyonya Alma adalah putri tercintanya."

Alma mengepalkan tangannya dengan kuat, lalu siap untuk meninju wajah Gevan untuk memberinya pelajaran. Namun, sialnya Gevan bisa menghindari pukulannya hingga membuat Alma jatuh di atas kasur dengan Gevan ada diatasnya.

"Apa kamu tidak sabar ingin bermalam denganku?" bisik Gevan yang berhasil menahan kedua lengan Alma.

"Kurang ajar! Jangan pernah kamu sentuh putriku atau kamu akan menyesal!" ancam Alma.

Gevan kembali tertawa, "Kamu yang akan menyesal disini, bukan aku!"

"Lepaskan! lepaskan aku!" teriak Alma sambil memberontak.

Gevan perlahan-lahan mendekatkan wajahnya hingga hampir menempel pada bibir Alma.

"Apa sekarang kamu takut?"

"Sebenarnya apa mau kamu? Kamu ingin aku bagaimana?" tanya Alma dengan nafas tersengal.

Gevan menggigit daun telinga milik Alma hingga wanita itu merasakan geli sekaligus nyeri bersamaan yang membuat tubuhnya ikut meremang.

"Menderita lah dan mati perlahan-lahan."

Ucapan Gevan sangat keterlaluan, karena tak bisa lagi manahan emosi, akhirnya Alma menendang kemaluan Gevan hingga pemuda itu meringis kesakitan.

Alma bangkit setelah Gevan tersungkur berguling-guling menahan sakit.

"Aku akan terima balas dendam apa pun yang mau kamu lakukan kepadaku, asalkan tidak melibatkan anakku! Dia tidak tahu apa-apa, dan dia masih sangat kecil! Jadi, jika kamu ingin aku menderita baiklah aku akan ikuti semua perintahmu!"

Alma membanting pintu dengan kasar lalu keluar dari kamar itu untuk menghindari Gevan malam ini. Tindakannya tadi membuat Alma hampir tak bisa bernafas, kenangan pahitnya dan trauma masa lalunya kembali terngiang di kepalanya.

"Sial!"

Alma menggigit lengannya dengan kuat agar ingatan buruknya tak kembali menghantui dirinya. Trauma Alma hampir sembuh, Alma mulai memaafkan rasa sakit yang pernah dia terima dahulu, dia kira dia sudah sembuh sepenuhnya. Namun, ternyata Alma salah, luka dan traumanya tidak pernah hilang dari ingatannya.

Alma menangis tersedu-sedu di sudut rumah yang berada jauh dari kamarnya dan ruangan lainnya. Saat mengingat kejadian dia dilecehkan empat tahun yang lalu, Alma tidak pernah bisa mengendalikan dirinya sendiri bahkan hampir membuatnya kehilangan nyawa dengan cara meminum racun serangga.

"Aku terima jika mereka ingin membalas ku, tapi jangan lakukan itu lagi .. jangan kembalikan ingatan itu lagi."

Alma menangis tanpa henti, air matanya semakin deras mengalir membasahi pipinya.

"Nyonya Alma, apa yang terjadi? Mengapa Anda ada di sini?"

Seorang pelayan menemukan Alma sedang menangis tersedu-sedu di sudut ruangan sambil terus mencakar rambut dan bajunya. Karena merasa khawatir, pelayan langsung berlari meminta bantuan.

Tok

Tok

"Tuan, Tuan muda tolong!" teriak pelayan dari luar kamar.

Gevan yang masih merasakan ngilu tak bisa berjalan dengan cepat, pemuda itu berjalan perlahan-lahan menuju pintu.

Karena mendengar keramaian dari luar, Arga yang hampir terlelap pun ikut bangun lalu segera menghampiri pelayan di sebrang kamarnya.

"Ada apa ini?" tanya Arga yang lebih dulu sampai daripada Gevan.

Pelayan nampak sangat khawatir namun juga bingung.

"Katakan ada apa?" tanya Arga lagi dengan nada sedikit menyentak.

"Di sana .. Nyonya.."

Pintu kamar terbuka lebar.

"Ada apa ini? Kenapa kamu membuat keributan di tengah malam!" sentak Gevan dengan wajah masih meringis.

Sekilas Arga mengintip ke arah kamar yang terlihat berantakan. Pikirannya mulai nakal, apa mungkin Gevan dan Alma baru saja melangsungkan malam pertamanya?

"Tuan, Nyonya Alma ada dibelakang sedang menangis tersedu-sedu," ucap pelayan setelah melihat Gevan.

"Apa?" teriak Arga.

Gevan mengerutkan keningnya melihat ekspresi kakaknya itu.

"Kenapa kamu terkejut?" tanya Gevan yang penasaran.

Arga tak menghiraukan pertanyaan adiknya, justru Arga sekali lagi bertanya pada pelayan tentang Alma.

"Di mana Nyonya Alma? Apa yang terjadi padanya?" sentak Arga.

Pelayan menundukkan kepalanya, "Ada di belakang, Tuan."

"Bodoh!"

Arga langsung berlari menghampiri Alma.

"Al? Kamu kenapa?"

Alma belum sadar jika saat ini Arga ada disampingnya. Wanita itu masih menangis tersedu-sedu sambil terus mencakar rambut dan bajunya hingga berantakan. Alma berteriak keras dengan mata kosong menatap ke arah depan.

Gevan yang baru sampai heran melihat tingkah Alma yang seperti ini. Baru saja wanita ini bertengkar dengannya dan bahkan sampai melukai barang berharganya, namun mengapa kini tingkahnya seperti seorang yang sedang kesurupan? Sebenarnya apa yang terjadi pada wanita ini, apa mungkin dia sedang berpura-pura untuk mencari perhatian?

"Sebenarnya kenapa dia?" tanya Gevan pada pelayan.

Pelayan menggelengkan kepalanya, "Saya juga tidak tahu Tuan, saat saya sampai di sini keadaan Nyonya sudah seperti ini," tutur pelayan.

Karena merasa khawatir Arga langsung menggendong Alma untuk membawanya ke dalam kamarnya. Namun, Gevan langsung menghentikan Arga.

"Mau dibawa kemana dia?"

"Dia harus segera diperiksa! Apa kamu tidak lihat keadaannya tadi?" sentak Arga.

Gevan menghembuskan nafasnya dengan kasar, "Aku tahu, tapi lepaskan dia! Dia adalah istriku bukan istrimu, untuk apa kamu menggendongnya?"

Arga berdecak kesal, "Baiklah, ini!" Arga membiarkan Gevan yang menggendong Alma mengingat dialah suaminya sekarang, "Bawa dia ke kamar dan pastikan keadaannya membaik," sambung Arga.

Melihat wajah Arga yang begitu khawatir kepada istrinya, membuat Gevan merasa sebal. Tapi kenapa Arga begitu perhatian? Apa mereka saling mengenal?

"Panggil dokter!" titah Gevan kepada pelayan.

Pemuda itu kemudian membawa Alma segera ke kamarnya walaupun dia masih sangat kesal pada Alma yang sudah membuat barang berharganya hampir tidak berharga lagi.

"Gevan, kenapa dia?"

1
Xvoid_99
lanjutt🔥
Wolfmoon: Terima kasih untuk supportnya Kak, selalu dukung aku yaa.. jangan lupa beri saran jika ada yang kurang 🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!