Ziora Tasya Olyne adalah anak yatim piatu, dan sekarang dia tinggal bersama neneknya di kontrakan...
"Nenek, Ziora sudah siap untuk men.... " ucapan Ziora terhenti saat melihat tangannya neneknya yang penuh dengan darah.
Ziora pun berlari mendekati neneknya dan dia sangat khawatir, Ziora juga menyayangi neneknya seperti orang tuanya yang sudah tiada.
"Nek, kenapa tangan nenek banyak darah?" tanya Ziora.
"Ini hanya pewarna makanan, Ziora." jawab nenek Maya.
Uhuk!
Tiba-tiba saja nenek Maya berbatuk, dan setetes darah segar menodai bibirnya yang keriput.
"Nek, kita pergi ke rumah sakit sekarang." ucap Ziora berkaca-kaca.
"Ziora, nenek tidak apa apa." jawab nenek Maya berusaha tidak membuat Ziora khawatir.
"Aku mohon nek, Ziora tidak mau kehilangan nenek... hiks." ucap Ziora di selak tangisnya.
Tok! Tok! Tok!
-------------------------------
SETIAP AUTHOR YANG MENULIS NOVEL PENYEMANGAT MEREKA HANYA DUKUNGAN KALIAN... JADI SEMOGA KALIAN MENYUKAI JUGA NOVEL INI...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ᴀᴜᴛʜᴏʀ_ʀᴀʙʙɪᴛ¹⁸, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
"Ibu, apakah wanita tua ini bibi Ayyana?" tanya Vino sambil menujuk Ayyana.
"Hei! Kamu bilang saya ini wanita tua? Saya ini bidadari Vino." ucap Ayyana.
"Hem... ibu, kenapa bibi Ayyana yang ada di telpon sangat cantik tapi... ini kenapa terlihat seperti wanita tua?" tanya Vino.
"Vino, dia adalah bibi Ayyana. Bibi kamu ini cantik seperti bidadari." jawab Gisel.
"Kamu dengarkan, ibu kamu aja mengujiku masa kamu tidak menguji kecantikan saya." ucap Ayyana.
"Kamu tidak cantik, yang cantik itu nenek." ucap Vino dan berjalan mendekati mommy Bella.
"Baru kali ini saya di bilang tidak cantik bersama anak kecil." gumam Ayyana.
"Ayyana, kamu jangan menganggap serius ucapan Vino." ucap Gisel.
"Iya Gisel, saya juga memaklumi ucapan Vino." jawab Ayyana.
Vino pun melihat sekitar seperti mencari seseorang, daddy Nathan yang memperhatikan Vino yang sedang mencari seseorang. Dia pun bertanya kepada Vino.
"Vino, kamu mencari siapa?" tanya daddy Nathan.
"Kakek, paman Revan mana?" tanya Vino.
"Hem... Semalam paman kamu tidak pulang, mungkin saja dia punya urusan jadi semalam dia tidak pulang." jawab daddy Nathan.
"Ya sudah kek, ayo kita pulang. mungkin saja hadiah dari saya sudah sampai di mansion Kakek." ucap Vino.
"Ehh... hadiah?" tanya daddy Nathan.
"Iya paman Nathan, hem... Vino menyiapkan hadiah yang sangat banyak. Jadi hadiah itu semua di bawa sama helikopter." jawab Gisel.
"Ya sudah ayo kita pulang, kakek sangat penasaran hadiah apa dari cucu ganteng ini." ucap daddy Nathan yang mengusap kepala Vino.
Mereka semua pun masuk ke mobil dan sopir pun melajukan mobil menuju ke mansion, sesampai di mansion. Terlihat Revan yang sedang berada di depan mansion menunggu mereka.
"Hai pak satpam tampan." ucap Vino tanpa menyadari siapa pria yang ada di depan mansion.
"Hah? Saya satpam?" batin Revan bertanya tanya.
Di saat mobil sudah berhenti, mereka pun keluar dari mobil dan sopir pun membawa koper Gisel masuk ke mansion.
"Gisel, akhirnya kamu kembali." ucap Revan.
"Hei paman satpam! menjauhlah sama ibu saya!" tegas Vino.
"Hehehe, ma-maaf atas kelakuan putra saya kak Revan." ucap Gisel cengengesan dan dia melihat putranya.
"Vino, itu bukan satpam tapi itu paman Revan." ucap Gisel.
"Hem... iyakah, terus kenapa dia terlihat seperti seorang satpam? dan kemejanya seperti kemeja perempuan." ucap Vino.
Daddy Nathan, mommy Bella dan Ayyana begitu pun Gisel melihat Revan, sedangkan Revan yang melihat kemejanya. Dia pun merasa kesal.
"Sialan, kemeja ini milik Friska." batin Revan kesal.
"Revan, apa benar itu kemeja milik seorang wanita? jika benar kenapa kamu memakai kemeja wanita?" tanya daddy Nathan.
"Ah... Kemeja ini ukurannya tidak seperti ukuran saya, semalam aku punya urusan dan tadi pagi hanya baju ini yang ada di lemari apartemen saya." jawab Revan.
Ayyana pun berjalan mendekati Revan dan dia pun melihat model kemeja tersebut.
"Kak, apa benar ini kemeja kakak?" tanya Ayyana.
"I-iya, tentu saja ini kemeja saya." jawab Revan gugup.
"Ini kemeja milik aku, kak!" teriak Ayyana.
"Hah?!"
"Apa kemeja Friska mirip seperti kemeja Ayyana?" batin Revan bertanya tanya.
"Dari mana kakak mendapatkan kemeja ini? Mom, kemeja kesayangan saya di pakai sama kak Revan." ucap Ayyana memesan wajah sedih.
"Buat apa menangis, beli saja yang baru." ucap Vino menghela napas.
"Mulut anak dingin ini kepada dia tidak bisa mengontrol ucapannya, saya sudah 2 kali patah hati sebab ucapannya..." batin Ayyana.
Bersambung....
...----------------...
Dukungan kalian adalah penyemangat untuk setiap author yang menulis novel....
Tinggalkan jejak kalian🙏
➩ LIKE
➩ KOMENTAR
➩ VOTE
➩ SUBSCRIBE
➩BANTU FOLLOW JUGA YAA
kalau di anime 😭🤣