NovelToon NovelToon
Obsesiku Tawananku

Obsesiku Tawananku

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Percintaan Konglomerat / Hamil di luar nikah / Fantasi Wanita / Berondong / Playboy
Popularitas:7.4k
Nilai: 5
Nama Author: Dewi Adra

Meira, gadis muda dari keluarga berantakan, hanya punya satu pelarian dalam hidupnya yaitu Kevin, vokalis tampan berdarah Italia yang digilai jutaan penggemar. Hidup Meira berantakan, kamarnya penuh foto Kevin, pikirannya hanya dipenuhi fantasi.

Ketika Kevin memutuskan me:ninggalkan panggung demi masa depan di Inggris, obsesi Meira berubah menjadi kegilaan. Rasa cinta yang fana menjelma menjadi rencana kelam. Kevin harus tetap miliknya, dengan cara apa pun.

Tapi obsesi selalu menuntut harga yang mahal.
Dan harga itu bisa jadi adalah... nyawa.



Ig: deemar38

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dewi Adra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

OT 33

Telepon itu hanya berdering sebentar sebelum tersambung.

“Kev?” suara Meira langsung terdengar, gugup dan penuh cemas. “Kamu beneran nggak apa-apa? Aku lihat beritanya, kamu sempat pingsan... aku takut banget.”

Kevin tersenyum kecil, meski wajahnya masih tampak letih.

“I’m okay, Meira. Really. Cuma capek aja, terlalu banyak hal yang terjadi.”

Nada suaranya tenang, menenangkan seperti seseorang yang berusaha menenangkan bukan cuma lawan bicaranya, tapi juga dirinya sendiri.

Suasana di antara mereka sempat hening beberapa detik, sampai akhirnya Kevin berkata pelan,

“You wanna see me? Let’s do a video call.”

Jantung Meira langsung berdegup cepat. “H-hah? Sekarang?”

“Yeah, just for a bit,” jawab Kevin ringan.

,"Nggak tau kenapa, aku juga sangat ingin melihatmu, Meira."

Dengan tangan gemetar, Meira menekan ikon kamera. Layar ponselnya berubah, menampilkan wajah Kevin rambut sedikit berantakan, dengan kaos abu-abu, tapi senyumnya tetap sama seperti yang sering ia lihat di panggung.

“See? I’m still alive,” katanya sambil tertawa kecil.

Meira tak bisa menahan senyum. “Ya Tuhan... aku beneran liat kamu. Kamu kelihatan capek, Kevin. Tapi aku seneng kamu baik-baik aja.”

Kevin menatapnya dari layar, ekspresinya lembut. “Thanks, Meira. Kamu care banget, ya.”

Meira menunduk malu, pipinya memanas. “Aku cuma... ya, khawatir aja. Kamu kan...”

“....orang terkenal?” Kevin menyela sambil tersenyum kecil. “No, I’m just a person. Sama kayak kamu.”

Sekelumit keheningan muncul di antara mereka. Meira hanya bisa menatap layar, matanya berbinar tapi juga tak tahu harus berkata apa. Hatinya seperti menari pelan, tak percaya bahwa seseorang yang selama ini cuma ia kagumi lewat layar masih menyempatkan diri berbicara dengannya.

Meira menatap Kevin di layar dengan khawatir.

“Kamu udah makan belum?” tanyanya lembut. “Kamu kelihatan masih pucat, deh.”

Kevin terkekeh pelan.

“Not yet... maybe I’m just waiting for someone to cook for me,” katanya dengan nada menggoda, alisnya sedikit terangkat.

Meira memutar bola matanya, tapi tak bisa menahan senyum. “Kamu tuh ya... bercanda terus. Aku serius, Kev. Kamu harus makan makanan sehat. Nanti aku masakin aja deh, biar nggak asal makan.”

Kevin tampak terkejut.

“You can cook?” katanya dengan ekspresi kaget tapi penuh kagum.

Meira mengangguk pelan. “Sedikit-sedikit bisa lah. Tapi kalau buat kamu, aku bisa usahain yang terbaik.”

Kevin tersenyum lebar, matanya menatap Meira dengan cara yang membuat jantung gadis itu berdebar. "Ya ampun... ganteng banget sih lo, Kev...", batinnya.

“Wow... pretty and can cook? Dangerous combo,” katanya sambil terkekeh pelan.

Meira pura-pura manyun. “Ih, apaan sih. Aku serius loh.”

“I know,” jawab Kevin cepat, suaranya melunak. “And that’s… really sweet, Meira. Thank you.”

Wajah Meira memanas, pipinya merona. Ia menunduk, menatap layar dengan senyum malu-malu. Di sisi lain, Kevin masih menatapnya dari balik layar, senyumnya kecil tapi tulus, senyum seseorang yang baru saja menemukan sedikit ketenangan di tengah kekacauan.

Kevin tiba-tiba terdiam. Pandangannya tak lagi sekadar menatap layar tapi seolah menembusnya, memperhatikan setiap detail wajah Meira.

“Meira...” suaranya merendah, sedikit serak. “Matamu...kenapa?”

Meira tersentak kecil, refleks menunduk dan menyentuh bawah matanya.

“Nggak, nggak apa-apa. Cuma kurang tidur aja.”

Kevin menggeleng pelan, tatapannya tetap lembut.

“You’ve been crying, haven’t you?” katanya lirih. “Dan... kamu kelihatan lebih kurus dari terakhir kita video call.”

Meira terdiam. Ia mencoba tersenyum, tapi senyum itu rapuh.

Kevin menatapnya beberapa detik lagi sebelum menarik napas panjang.

“I wish I could be there,” ujarnya pelan. “I hate seeing you like this.”

Wajah Meira melembut, tapi air matanya hampir jatuh. Ia cepat-cepat tersenyum untuk menutupinya.

“Aku baik-baik aja kok. Kamu aja yang harus jaga diri. Jangan bikin orang khawatir lagi.”

Namun di mata Kevin, kekhawatiran itu tetap tergambar jelas bukan hanya karena Meira terlihat rapuh, tapi karena dalam diamnya ia menyadari... gadis itu sungguh peduli padanya.

Kevin menatap Meira lama lewat layar. Suaranya pelan tapi penuh ketulusan.

“Dengar ya, Meira... kamu harus kuat. Jangan biarkan apa pun bikin kamu jatuh. Hidup kadang berat, aku tahu itu... tapi kamu harus tetap berdiri, tetap tersenyum."

Meira menunduk sedikit, menahan air mata yang hampir jatuh.

“Kamu selalu bisa ngomong hal-hal yang bikin aku tenang,” katanya pelan.

Kevin tersenyum kecil.

“Aku cuma ngomong apa yang aku pengen kamu tahu. Kamu lebih kuat dari yang kamu kira.”

Hening sesaat. Lalu Meira mengangkat wajahnya, mencoba membalas dengan senyum lembut.

“Sekarang gantian,” katanya. “Kamu juga harus kuat, Kev. Aku tahu tekanan kamu berat banget... semua orang ngomongin, semua mata ngelihat kamu. Tapi kamu nggak sendirian, oke?”

Kevin memejamkan mata sejenak, seperti menyerap tiap kata Meira.

“Thanks, Meira...” bisiknya. “Aku nggak tahu kenapa, tapi setiap kali denger suara kamu, I feel at ease.”

Meira tersenyum malu, matanya menatap layar penuh perasaan.

“Berarti aku berhasil bikin kamu tenang,” katanya sambil tersenyum.

Kevin tertawa kecil, nada suaranya hangat.

“Lebih dari itu. Kamu bikin aku pengen cepet sembuh dan balik ke panggung.”

Kevin tersenyum tipis dan berkata pelan,

“By the way, dua hari lagi aku bakal tampil di Harmony Hall. Kamu udah tahu, kan?”

Meira langsung mengangguk kecil.

“Iya, aku tahu... tapi sayangnya aku nggak kebagian tiket. Udah sold out semua,” jawabnya sedih.

Kevin tampak menyesal.

“Ah, sayang banget... harusnya aku bisa...”

Belum sempat ia melanjutkan kalimatnya, suara pintu dibuka Anton.

Anton muncul tiba-tiba di depan pintu kamar dengan ekspresi lega bercampur cemas.

“Akhirnya kamu bangun juga,” katanya sambil masuk pelan. “Kamu tahu nggak, kamu tidur hampir seharian, Kev. Aku sampai mikir mau manggil dokter lagi. Udah makan belum? Minum obatnya juga belum, kan?”

Kevin yang masih memegang ponsel langsung tersentak kecil. Dalam sepersekian detik, ia buru-buru menekan tombol dan mematikan video call. Layar ponselnya gelap, seolah tak terjadi apa-apa.

“Tadi cuma lihat berita, kok,” katanya cepat sambil menaruh ponsel di meja samping tempat tidur.

Anton menghela napas, menatapnya tajam namun penuh kekhawatiran.

“Kamu jangan bandel, Kev. Kondisimu belum sepenuhnya pulih. Aku ngerti kamu capek, tapi kamu tetap harus makan dan minum obat. Nggak bisa cuma tidur terus.”

Kevin tersenyum kecil, mencoba menenangkan.

"Yeah, yeah, I know. I just need a little time to calm down."

Anton mengangguk, lalu keluar untuk meminta asisten rumah tangga menyiapkan makanan ringan. Begitu pintu menutup, Kevin menatap ponselnya lagi, tersenyum samar melihat layar gelap yang baru saja menampilkan wajah Meira. Dalam hati ia berkata pelan,

“Hfft... Luckily, he didn’t get to see it.

1
Aksara_Dee
seakan dia yang diajak masuk ya🤣
Aksara_Dee
iya emang ih, pernyataan cinta di saat jadi temenan iyu lbh asik kayak racun mematikan, jd illfeel.
Aksara_Dee
agak susah terwujud sih kayaknya kalau sama Kevin, Mey.
musti pake bodyguard berapa banyak 😅
D. A. Rara
buset Kevin cute bngt Thor😍
Dee: Aku sendiri jg gemez liat visualnya😆
total 1 replies
D. A. Rara
Meira udah diluar batas kewajaran, aku takut Kevin kenapa2 Thor🫣
Dee: Kevin bakalan terjerat, krn Kevin terlalu baik
total 1 replies
Aksara_Dee
kelakuan manager! yg penting rating dan cuan
Aksara_Dee: lama-lama Anton yg ambisi tenar
total 2 replies
Aksara_Dee
mey? melambung ya mei 🤔
Dee: /Joyful//Joyful/
total 1 replies
Aksara_Dee
ketika itu dia belum tahu harga susu yang mahal dan popok yang wajib ada di daftar belanja bulanan.

dia pikir punya anak banyak ngak mumed 😅
Aksara_Dee: royalti lagunya juga bs buat dana pensiun 😅
total 2 replies
Aksara_Dee
jika tidak ada telinga yang mendengarkan keluh kesahmu, ada kertas kosong yang selalu teduh menjadi media mengukir lukamu, Mei.
Aksara_Dee: aku ngerti 😉
total 2 replies
D. A. Rara
kak up nya yg bnyk donk
Dee: Cari mood yg tepat, Kak
total 1 replies
D. A. Rara
Ini sih udah ngk bener, Kevin kamu harus hati²
Dee: Iya, udah mulai posesifnya, padahal bukan siapa2
total 1 replies
Aksara_Dee
eehh jangan yaa
Dee: Hihi..😁
total 1 replies
Aksara_Dee
repot kalau beda keyakinan gini 🥺
Dee: Always thinking the worst,
total 1 replies
Aksara_Dee
ntar tak bayangin dulu ya, suaranya siapa ini
Dee: Nggak terinspirasi dari siapa2 kok, cuma hasil menghaluku aja. Tapi mungkin secara nggak sadar kebawa suasana dari film2 bertema obsesi yg pernah aku tonton 😅
total 5 replies
Aksara_Dee
nah bener tuh, kevin bisa illfeel
Aksara_Dee
Aseekk... jika duit bicara begini nih 🤭
Dee: Betul itu Kak
total 9 replies
Randa kencana
ceritanya sangat menarik
Dee: Wah, makasih ya Kak Randa Kencana. Senang banget kamu suka. Tungguin lanjutannya ya
total 1 replies
D. A. Rara
lampu kuning Kevin udah mulai ngerasa kepemilikan ini😱
Dee: Bener banget, Kak
total 1 replies
Aksara_Dee
agak-agak emang Lora ini
Dee: Iya, kena penyakit mental
total 1 replies
Aksara_Dee
warning Kev... tiatii
Aksara_Dee: yap betul. dan itu nggak mudah
total 4 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!