Eva Calista, seorang siswa jenius berusia 17 tahun, terjebak dalam sebuah cerita novel yang membuatnya tertarik. Saat membaca tentang penindasan yang dilakukan protagonis terhadap antagonis, Eva merasa tidak tahan dan tertidur karena kelelahan.
Namun, saat terbangun, Eva menemukan dirinya berada di tubuh antagonis saat masih bayi. Ia tidak mengerti apa yang terjadi, tetapi ada sebuah sistem yang muncul dan menjelaskan bahwa Eva telah bereinkarnasi ke dalam cerita novel.
Sistem tersebut memberitahu Eva bahwa ia harus mengarungi peran sebagai antagonis dan mengubah jalannya cerita. Eva harus menggunakan kecerdasan dan kemampuan analitisnya untuk memahami sistem dan mengubah nasibnya sebagai antagonis.
Dengan sistem yang menemani dan membantu, Eva mulai menjelajahi dunia cerita novel dan menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Apakah Eva bisa mengubah jalannya cerita dan menjadi antagonis sejati? Cerita ini akan membawa Anda ke dalam petualangan yang menarik dan penuh kejutan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Hari ini begitu tenang seperti biasa. Yang berbeda hanyalah tidak adanya Reva di sekolah hari ini.
Seperti biasa, Laila dan yang lain termasuk Mason dan teman-temanya duduk bersama untuk makan siang. Dan seperti biasa pula, Ellie ikut bergabung. Namun, hari ini yang berbeda adalah dia dengan berani duduk di samping Mason. Dan itu dilakukan tepat di depan Reva.
Aura dan Cia menatap sinis kedatangan Ellie sedangkan Laila hanya diam, namun sorot matanya menatap tak suka. Yufran dan yang lain bodo amat dengan kedatangan mereka, asal mereka tidak membuat keributan.
"Wah, bunga putih memang tak tau malu ya," sindir Cia
"Yap! Bunga putih yang memiliki tebal muka. Sungguh memuakkan dan memalukan," sindir Aura
Laila menahan tawa saat acara sindir menyindir itu berlangsung. Reva hanya diam cuek saja. Sedangkan orang yang disindir hanya diam, karena tak tau apa yang dibicarakan Aura dan Cia.
"Bunga putih? Sebenarnya, apa yang kalian bicarakan?" kesal Ellie saat tak bisa mencerna arah pembicaraan.
Cia dan Aura saling pandang lalu menahan tawa mereka.
"Ternyata bukan bunga putih. Hanya bunga parasit yang bodoh sedang menempel mencari inang yang bagus!" ejek Cia yang membuat Aura tertawa keras.
Erika sangat tau bahwa sejak tadi Cia dan Aura menyindir Ellie. Namun, dirinya tak akan membela adiknya itu. Tak ada hubungannya dengan dirinya, sehingga dirinya tak ingin ikut campur.
Neila, sebagai temannya Ellie juga tak memahami arah pembicaraan Aura dan Cia. Neila hanyalah gadis bias ayang berasal dari keluarga menengah dan bisa masuk karena beasiswa. Dirinya tak pernah tau bagaimana kalangan atas saling berbicara dan aksi sindir mereka.
Reva yang merasa bahwa hal yang dilakukan temannya itu sia-sia, dirinya menatap tajam mereka dan berkata, "Kalian berdua, hentikan pembicaraan itu. Aku tak ingin telinga mendengar sebuah obrolan kosong ini, buang-buang waktu!"
Lalu menatap Erika yang sepertinya sejak tadi memahami makna dari obrolan Cia dengan Aura.
"Dan untuk lo, Erika. Jangan menjadi bunga yang indah nan cantik, namun membusuk secara perlahan." Setelah mengatakan itu, Reva memilih pergi tanpa menyentuh makanan miliknya dan berlalu pergi meninggalkan kantin.
Semua orang yang berada di meja terdiam setelah mendengar perkataan Reva. Mereka sangat paham maksud dari perkataan Reva pada Erika. Arti ucapan Reva adalah potensi yang tak dikembangkan. Mereka menatap ke arah Erika yang ikut terdiam setelah mendengar perkataan Reva.
"Apa yang dilihat Reva dari Erika?" pikir semua orang
Namun, Laila berpikir yang lain. Arti ucapan Reva memiliki makna lain yang berbeda. Selama mengenal Reva, Laila cukup tau. Apalagi selama ini, dirinya lah yang mengawasi setiap gerak-gerik Erika.
"Sepertinya, Reva menemukan sesuatu!" batin Laila sambil menatap tajam Erika.
...****************...
Tristan dibuat pusing karena kehebohan yang dibuat teman-temannya. Hanya karena sebuah sinyal yang tak menentu, membuat semuanya heboh. Apalagi Jaka dan Ronan, mereka sungguh berisik dan suara mereka menggema di markas.
"Tak bisakah kalian berhenti dan tidak mengganggu Brian sekarang!" ucap tajam Tristan
Jaka dan Ronan langsung terdiam dan langsung duduk di tempat. Seketika ruangan menjadi hening. Brian yang awalnya terganggu bisa kembali fokus ke pencarian. Saat menemukan titik terang, Brian tersenyum dan menatap ke arah teman-temannya.
"Dia ada di Indonesia!" girang Brian yang disambut suka cita oleh semuanya
Dalam euforia itu, suara telepon mereka berdenting secara bersamaan. Terdapat sebuah pesan misterius dari nomer yang tak dikenal mengirimkan pesan.
Mari bertemu!
Hening! Ruangan menjadi begitu hening. Mereka saling pandang, seolah mengirimkan sebuah sinyal.
"Kalian mendapatkan juga kan? Dari nomer yamg tak dikenal?" tanya Jaka
"Ajakan bertemu?" tanya Ronan
Semua saling pandang. Semua menatap ke arah Brian. Brian yang mengerti pun segera mencoba melacak nomer yang mengirimkan pesan ajakan bertemu itu.
"Tak berhasil! Semua akses di blokir!" kesal Brian
Tristan terdiam. Ia duduk dan mencerna apa yang baru saja terjadi.
"Posisi Kieran ketemu secara tiba-tiba, lalu ada pesan masuk mengenai ajakan untuk bertemu. Semuanya serba secara tiba-tiba dan itu untuk semua anggota inti. Kalau begitu, jangan-jangan...."
"Kieran!" ujar Tristan dengan suara keras hampir berteriak
Semua menatap ke arah Tristan. Mereka bingung saat Tristan tiba-tiba menyebutkan nama Kieran.
Seolah paham pemikiran semua orang, Tristan tersenyum kecil.
"Ini ulah Kieran. Dia sengaja melonggarkan pertahanan dan mengirimkan pesan ini," jelas Tristan
"Jadi, dia sengaja dan meminta kita untuk bertemu?"
"Jika dipikir-pikir sepertinya begitu."
"Bocah satu itu, kita susah nyari-nyari. Eh, malah dia sengaja menampakkan diri!" Jaka begitu kesal saat mengetahui apa yang terjadi.
"Sudahlah, kita nanti bertemu saja dan menanyakan semua pertanyaan yang terpendam," bijak Rudi
"Tentu! Ini semua harus jelas. Enak aja ilang lama eh tiba-tiba nongol gitu aja!" kesal Jaka
Brian menatap ke arah Tristan, lalu berkata, "Bagaimana dengan Reva?"
"Reva?" tanya semuanya
"Bukankah dia juga mencari Kieran?" ujar Brian
"Tidak, ini terlalu berisiko. Kita tidak tau ini bener Kieran atau bukan. Jika sudah pasti, baru kita beritahu dia," ujar santai Tristan
"Bener juga. Kita tidak tau ini bener Kieran atau bukan. Kita tidak bisa membahayakan dedek gemes," ujar Ronan
"Ya, dedek gemes tidak harus tau masalah ini."
"Berarti, kita rahasiakan ini dari dedek gemes?" tanya Brian
"Ya, tentu saja!" ujar mereka serempak
Hidup Reva 😭👊
Untuk menghindari pertanyaan yang menyusahkan, lebih baik diem gess😭🤣