Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
"Gimana dok dengan keadaan istri saya?" pertanyaan itu langsung Rakha sodorkan pada sang dokter yang menangani istrinya
"Semuanya baik, tidak ada luka serius hanya saja tubuhnya masih terlalu lemah dan butuh istirahat total." tutur sang dokter
Rakha mengangguk. "Makasih dok, apa saya boleh masuk?"
"Boleh," ucap sang dokter membuat Rakha langsung masuk ke dalam sana
Disisi lain, tepatnya diluar ruang rawat Afan. Smua dibuat khawatir dengan kondisi pemuda itu pasalnya sejak satu jam yang lalu dokter yang menanganinya belum juga memberikan kabar baik.
"Ck! Kok lama banget sih? Jangan-jangan dokternya ketiduran lagi."
Plak
Satu tamparan mendarat di wajah Zayyan, Haura lah yang melakukannya. "Kebiasaan kalo ngomong gak perna di filter dulu."
"Sakit sayang!" Zayyan mengelus wajahnya yang terasa panas, tamparan Haura tak main-main.
Ceklek
Pintu ruang IGD terbuka lebar, menampilkan pria baya yang memiliki gelar dokter.
"Gimana dengan keadaan suami saya, dok?" Devi langsung menyodorkan pertanyaan itu
Dokter tersebut terdiam dengan netral memandang Devi yang mengaku sebagai istri dari pemuda yang ia tangani saat ini, beberapa pertanyan terlintas di benak sang dokter namun segera ia tepis pikiran itu.
"Kondisi pasien sangat lemah, kita tunggu selama 24 jam ke depan kalo pasien belum siuman maka dengan berat hati saya sampaikan kalo pasien dinyatakan koma. Mungkin dalam jangka lama ..."
Degh!
"Koma dalam jangka lama?"
"Iya, mungkin berbulan-bulan. Ada juga yang bertahun-tahun." ucap sang dokter. "kita doakan yang terbaik untuk pasien ..."
Bruk!
Setelah kepergian sang dokter, tubuh Devi langsung merosot ke lantai. "Hiks... Afan ..."
"Sebaiknya kita sholat berjamaah, doakan buat kesadaran Afan." tutur Eby
Semua menganggukan kepala sebagai persetujuan
...****...
"Ayo buka mulutnya sayang Aaaa.." tutur Rakha yang saat ini tenga menyuapi Mala
Mala menggeleng. "Gak mau, gak enak kha ..."
"Gak boleh gitu, harus di makan sayang biar cepet. Ayo buka mulutnya cantik.."
"Dih," Mala terkekeh mendengar ucapan Rakha barusan. "Aku gak suka buburnya kha."
Huft..
Rakha pasrah, kalo sudah begini istrinya tak akan mau memakannya. "Yaudah kamu mau apa?"
"Seblak yang pedes!" seru Mala
"No, jangan seblak. Kamu baru sembuh, gak boleh makan yang pedas-pedas."
"Ya udah ak—"
Ceklek
Pintu ruang rawat Mala terbuka membuat ucapan Mala terhenti.
"Devi.."
Devi datang dengan mata sudah sembab. "Hiks.. hiks.. Mala tolong!"
"Lo kenapa Dev? Apa yang bisa gue tolong buat lo?" ucap Mala yang terlihat bingung
"T-tolong bujuk suami lo buat temui Afan ..."
Degh
Mendengar ucapan Devi membuat wajah Rakha seketika berubah. Afan juga sudah siuman setelah mereka menunaikan ibadah sholat seperti yang di anjurkan Eby tadi dan benar saja saat mereka kembali keruangan Afan tak lama dari itu Afan sadar namun sangat di sayangkan Afan tak dapat melihat orang-orang sekelilingnya.
Afan lah yang mendonorkan matanya untuk Devi pada saat itu, Devi benar-benar terkejut mendengar penuturan dari mama mertuanya tadi. Afan ingin bertemu dengan Rakha karena itu Devi meminta bantuan sama Mala agar membujuk Rakha, tadi Zayyan sudah meminta Rakha datang keruangan Afan namun laki-laki itu tak mau dengan alasan sedang menunggu istrinya yang belum siuman.
"Gue mohon kha, tolong temui Afan. Dia pengen ketemu sama lo ..." Devi menjatuhkan dirinya, ia berlutut.
"gak bisa, gue mau jaga istri gue."
"Gue mohon kha, sekali ini aja tolong temui Afan."
"Lo budek? Gue bilang gak bisa, ya gak bisa!" Rakha bangkit dengan wajah memerah. "Keluar lo sekarang!"
Devi terperanjat kaget kala di bentak Rakha bahkan matanya kini tertutup, gadis itu bangkit dengan kepala tertunduk. "Maaf ganggu waktu kalian, kalo gitu gue pergi ya."
Mala menatap lekat Rakha membuat sang empuh mengerutkan jidatnya. "Kenapa kamu liatin aku gitu? Aku ganteng, iya?"
"Gak, kamu jelek."
"Loh, kok jelek sih?"
"Iya, kamu jelek kalo marah-marah kayak gitu. Pasti Devi takut banget sama kamu.."
"Biarin, salah sendiri udah pancing emosiku."
Huft..
Mala menghela napas berat, di ambilnya tangan Rakha untuk di genggam. "Gak boleh gitu sayang, Devi 'kan datangnya baik-baik masa kamu marahin kayak gitu. Kamu masih marah ya sama Afan?"
"Gimana gak marah coba? Gara-gara kebodohan yang dia lakukan, aku hampir saja kehilangan bidadariku ini." Rakha mengusap pucuk kepala Mala. "Jangan tinggalin aku lagi, la."
"Gak akan," ucap Mala. "Sayang, aku boleh minta sesuatu gak sama kamu?"
"Apa?"
"Anterin aku ke ruang Afan, aku mau jenguk dia."
Mendengar ucapan Mala membuat Rakha menghentikan usapannya di kepala Mala. "Gak boleh, kata dokter kamu butuh istirahat total."
"Aku udah sehat kha, gini aja kalo kamu mau anterin aku ke sana aku mau deh makan bubur itu." ucap Mala sembari menunjuk bubur yang berada di meja samping ranjangnya
Rakha terdiam, tak memberi respon sama sekali.
"Yaudah aku gak bakal mau makan apapun kalo gitu,"
Mendengar ucapan Mala membuat Rakha terpaksa mengikuti maunya Mala.
... ...
...****...
"Rakha mana Dev?" ucap para sahabat saat melihat kedatangan Devi tak bersama Rakha
Devi menggelengkan kepalanya pelan.
"Rakha masih marah ya, sama aku?" ucap Afan terdengar lirih
Devi berjalan menuju brankar suaminya. "Enggak kok, Rakha udah maafin kamu cuma dia gak bisa tinggalin Mala sendiri diruangan itu kamu tau sendirikan Rakha gimana orangnya." ucap Devi tentunya hanya kebohongan
"Iya, tapi aku merasa Rakha masih marah sama aku ..."
"Siapa yang masih marah?" semua menoleh ke ambang pintu kala mendengar suara seseorang yang tak asing di telinga mereka
Senyuman mengembang di bilah bibir orang-orang yanga ada di ruangan Afan. "Rakha!"
Rakha tersenyum sembari mendorong kursi roda yang di atasnya ada istrinya, ia mendorong kursi rodanya mendekat brankar Afan. "Fan, gimana keadaan lo?" ucapnya saat tiba
Afan beraba-raba tempat itu dan duduk, Rakha yang belum mengetahui jika Afan buta mengerutkan jidatnya. Ia menatap teman-temanya secara bergantian guna meminta penjelasan.
"Afan gak bisa liat lagi, kha, dia yang udah donori matanya buat gue."
Deg
Mendengar ucapan Devi membuat tubuh Rakha terhuyung.
"A-aku buta kha, aku gak bisa lihat kalian lagi." ucap Afan terdengar lirih namun bibir pemuda itu membentuk senyuman.
Grep!
Rakha membawa tubuh sahabatnya itu kedalam dekapannya. "Maafin gue fan, maafin gue."
Afan menggelengkan kepalanya. "Lo gak salah, gue yang harusnya minta maaf sama lo. Gara-gara perbuatan gue lo hampir saja kehilangan istri lo."
"Nah gini dong baikkan, 'kan jadi enak liatnya." ucap Eby serta Zayyan yang kini ikut berpelukan.
"Ehm, lupa sama istri ni yah?" sindir para perempuan membuat pelukan itu terlepas.
"Enggak lah, mana mungkin aku lupa sama sama istriku." Rakha memeluk istrinya yang berada di kursi roda itu, begitu 'pun yang lainnya memeluk istri masing-masing.
"Fan, lo tenang aja gue pasti bantu mama sama papa lo buat cari donor mata buat lo." ucap Rakha yang saat ini masih memeluk istrinya
"Kita juga bakal bantu cari!"
...****...
Part selanjutnya bakal......😀
LANJUTT secepatnya 💪💪💪💪💪💪💪💪❤️❤️
mumpung LG hotspot ma adek
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻