Di khianati adik tiri dan pacar nya, Airin langsung memilih seorang Pria secara acak hari itu. Tanpa ia tahu, Pria itu adalah seorang narapidana yang sedang menghadiri sebuah acara penting. Airin pun terjebak. Ia tak bisa menghindar dan terpaksa menikah dengan laki-laki itu.
Bagaimana kah kehidupan Airin setelah menikah dengan seorang narapidana? Akan kah ia bertahan atau kah ia harus menyerah?
Selamat membaca. Jangan lupa tinggalkan komentar.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uul Dheaven, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
Acara tukar cincin pun selesai hari itu. Dan para tamu undangan sedang menikmati makanan dan juga minuman yang sudah tersedia.
Berbeda dengan Airin dan Leo. Mereka lagi perang dingin. Sesaat setelah Leo menci-um Airin, gadis itu langsung terdiam dan pikiran nya langsung berkelana jauh.
Ia langsung berpikir hal yang buruk terhadap Leo. Pantas jika Leo berani mencium nya. Leo bahkan sudah pernah memperko-sa. Jadi, hal itu sudah biasa bagi laki-laki tersebut.
"Kak Airin, selamat ya. Akhir nya bisa tunangan juga. Aku nggak nyangka kakak bisa tunangan dengan paman nya calon suami ku."
"Aku juga nggak nyangka pencuri seperti mu di izinkan masuk ke acara ini. Aku takut, kamu malah menjadikan tamu-tamu undangan di sini target mu."
"Kak Airin! Kakak mau mempermalukan aku? Aku kan cuma minjam barang milik kakak."
"Aku bahkan tidak tahu jika barang pribadi ku kamu ambil. Apalagi nama nya kalau bukan mencuri. Dan, kamu bahkan mengosongkan kamar ku. Semua barang pemberian mertua ku kamu curi dan kamu bawa entah kemana."
Airin berkata dengan suara yang besar. Tamu undangan pun melihat ke arah Meta. Apalagi saat ini, tanpa diketahui oleh Meta. Jika gadis itu malah memakai tas yang diberikan oleh nenek Lina untuk Airin.
Plak
Pipi Meta di tam-par oleh nenek Lina. Ibu nya Leo marah karena melihat tas khusus yang ia pesan untuk Airin, lagi-lagi di pakai oleh Meta.
Meta yang begitu bodoh dan pelupa, tidak bisa membedakan barang nya sendiri, dan barang yang ia ambil dari kamar Airin.
"Nek, kenapa nenek menam-par ku? Apa nen k percaya apa yang dikatakan oleh kak Airin? Nek, dia itu penipu. Aku sudah mengembalikan semua barang pemberian nenek."
"Diam kamu! Aku sudah cukup marah waktu itu. Dan saat ini, kamu malah membuat ku semakin marah. Antonio, Meri. Cepat pergi ke rumah keluarga Airin. jika di kamar nya tak ada barang pemberian ku, cari di kamar pencuri ini."
"Baik, Nyonya Lina. Kami akan segera pergi."
Tubuh Meta bergetar. Ia begitu ketakutan dan langsung ingin mengambil ponsel nya. Saat ia mencoba untuk menghubungi orang tua nya, para penjaga keamanan langsung saja menyita ponsel nya.
"Nek, aku."
"Aku tahu. Kamu pasti ingin menghubungi orang tua mu, bukan? Kita lihat saja. Apa yang akan terjadi pada mu nanti. Oh ya, bagaimana kamu bisa datang ke acara ini? Bukan kah kamu tidak aku undang?"
Nenek Lina menatap Meta dengan mata yang ta-jam. Sedangkan gadis itu, sungguh tak tahu harus berbuat apa lagi dan pasrah.
"Kami yang membawa nya masuk. Dia adalah calon menantu ku, Bu. Ibu tak bisa ikut campur dalam hubungan anak ku." Ucap Mama nya Arman.
"Aku tidak pernah ikut campur. Tapi, jika wanita ini menyakiti calon menantu ku, aku juga tidak tinggal diam. Bukan kau saja yang punya calon menantu. Tapi, aku juga."
Dari dulu, Mama nya Arman dan nenek Lina memang tidak pernah akur. Nenek Lina memiliki dua anak. Yaitu Leo dan juga adik nya.
Sedangkan orang tua Arman, mereka terlahir dari hubungan yang tak di inginkan oleh Ayah nya Leo.
Maka dari itu, sejak dulu mereka selalu saja ribut dalam membahas hak warisan. Hingga saat ini, mereka selalu saja bermasalah.
"Oh, Airin? Dia adalah wanita yang di buang oleh Arman. Ternyata, Leo yang memungut nya?"
Leo begitu marah dan hampir saja bangun. Terlihat jika wajah nya sudah seperti seseorang yang mau membu-nuh.
Untung saja Airin cepat-cepat menarik tangan Leo dan menenangkan nya. Pria itu pun langsung duduk kembali sambil memalingkan wajah nya ke tempat lain.
"Aku tidak menyangka Tante menormalisasikan perselingkuhan. Setelah aku cari tahu, ternyata aku tahu apa penyebab nya." Ucap Airin sambil tersenyum.
"Apa maksud mu, Airin?"
"Maaf. Aku tidak ada maksud apa-apa. Arman ku anggap sampah. Meta adalah pemulung. Jadi, mereka cocok. Dan sekarang, pekerjaan Meta berubah. Dari pemulung, jadi Pen-cu-ri."
Hahahahhahaha
"Aku bukan pencuri. Aku memakai barang-barang ku sendiri."
"Oh ya? Apa kamu yakin, Meta? Ibu mertua Kak Airin, bahkan tahu jika kamu suka mencuri apa yang menjadi milik kakak."
Semua tamu undangan ricuh. Mereka menyalahkan Meta yang mencuri barang pribadi Airin.
Dan tidak lama kemudian, kedua orang kepercayaan Nenek Lina pun tiba. Mereka mengatakan jika semua barang pemberian Nenek Lina untuk Airin, berada di kamar Meta.
Bukan itu saja. Bahkan, mereka juga melaporkan hal itu pada pihak kepolisian. Saat ini, mereka datang bersama polisi untuk membawa Meta ke pihak yang berwajib.
"Kak Airin! Maafkan aku. Aku adik kakak. Wajar jika aku ambil punya kakak ku sendiri." Ucap Meta sambil berlutut. Ia benar-benar ketakutan.
"Adik? Aku tidak punya adik. Jadi, punya hak apa kau selalu mencuri barang-barang ku di rumah? Coba tanya pada semua tamu yang ada di sini, apa adik-adik mereka pernah mencuri barang-barang milik kakak nya selama ini?"
Para tamu melihat keadaan Meta dan terus saja menyalahkan gadis itu. Meta tak tahu lagi harus berkata apa. Ia sungguh malu.
Padahal niat nya datang untuk mempermalukan Airin yang akan menikah dengan narapidana.
Tapi malah diri nya yang malu dan terancam di penjara. Meta benar-benar tak menyangka akan seperti itu cerita nya.
"Bawa pencuri ini. Dia sudah dua kali mencuri barang milik calon menantu saya."
"Baik."
Meta pun langsung di bawa pergi. Ada pun tas yang ia pakai tadi, langsung di ambil oleh Nyonya Lina dan seluruh isi tas nya di hamburkan begitu saja.
Yang membuat beberapa tamu lebih terkejut, di dalam tas nya terdapat obat kb dan juga kon-dom yang belum di pakai.
Semua yang ada di sana pun bersorak. Meta benar-benar habis hari itu. Rasa malu bukan hanya akan diterima oleh nya dan juga keluarga nya. Tapi juga oleh keluarga Arman yang sejak awal terus membelanya.
Airin begitu puas. Adapun tas milik nya, langsung di berikan pada orang lain.
"Menantu ku tak pantas pakai barang bekas pencuri. Kamu tenang saja. Ibu akan memberikan tas yang lebih indah dan mahal dari ini."
Airin pun tersenyum sambil melirik ke arah keluarga Arman. Ia begitu puas. Keluarga Arman pun pulang karena tak ingin menahan malu.
Sedangkan acara hari itu, berlangsung lama dan sangat meriah. Para tamu sudah mendapatkan hiburan, jadi mereka pun sungguh sangat terhibur.
Dalam diam nya, Leo tersenyum. Entah apa yang membuat nya tersenyum diam-diam. Entah karena tangan Airin sejak tadi berada di atas paha nya. Dan Airin, sama sekali tak sadar.
Leo,, benarkah ia adalah seorang pembu-nuh dan pemer-kosa?
dlu pembacamu bnyk lho kk dr nopel pertama mu itu ayok kk smgt dong
ohh airin rontok.sudah rasa malu mua kek mana pun dia suami mu lho wkwkwk
mkne kau liaht dlu baik2 siapa lawan mu kali ini gooo
nahh kann ayo nyonya lina
kek di ibutiri ku agen kusgus keren
saiki rasak no wae
teus nikmati wae hasil.pilihan mu ya kann
wkwkk
benerw bodoh macam itu pun jadi sekertaris ohh ya ampum jadi apa coba nnti
akal.licik sudah berjalan
ohh demi harta smpe mengorbN kan sodara
wow keren dehh