Kisah Iyan yang terpuruk karena ayahnya pergi dan meninggalkan banyak hutang,sedangkan Iyan masih SMA,iya pun menjadi tukang ojek untuk membayar hutang tersebut.iyan menemukan system tukang ojek tanpa sengaja bagaimana kisah selanjutnya silahkan dibaca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alijapul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17: Pengawal dan Pembantu yang Tak Terduga Juga Petualangan
Setelah pesta megah di rumah baru Iyan, kehidupan tampaknya semakin berwarna. Namun, dengan semua kebahagiaan itu datanglah tanggung jawab baru. Mendapati kenikmatan rumah tiga tingkat, Iyan kini harus menghadapi fakta bahwa itu juga berarti lebih banyak pekerjaan terutama dengan hadirnya 30 pengawal di rumahnya!
Suatu pagi, saat Iyan bangun, dia meninggalkan kamarnya dan mendapati semua pengawal berkumpul di ruang tamu untuk briefing. “Selamat pagi, Tuan Iyan! Kami di sini untuk memastikan rumah ini aman!” Arkan, pengawalnya, menyapa.
“Aman? Bagaimana kalian semua akan membuatku merasa aman? Kita bukan di film superhero!” Iyan mendengus, merasa aneh melihat begitu banyak pengawal di rumahnya.
“Setiap pengawal memiliki keahlian khusus, Tuan. Ada yang ahli bela diri, ada yang ahli dalam taktik keamanan, dan beberapa juga jago memasak!” Arkan menjelaskan.
“Jadi, kalian semua adalah superhero ya? Keren! Bisa saja kita mulai sekolah seni bela diri di sini!” Iyan bercanda, mencoba menghadapi situasi konyol ini.
“Sayangnya, kami lebih ahli dalam melindungi daripada memasak, meskipun kami bisa menjamin makanan Anda selalu aman!” jawab salah satu pengawal, yang membuat Iyan tersenyum lebar.
Kemudian, saat dia menjelajahi rumah, Iyan bertemu pembantu rumah yang ternyata sangat bisa diandalkan. Namanya Lila, dan dia sangat mahir dalam seni bela diri. “Selamat pagi, Iyan. Apa ada yang bisa saya bantu?” Lila bertanya sambil bersiap melakukan gerakan tarung ringan.
“Iya, tolong ajari aku beberapa gerakan bela diri juga, Lila! Mungkin bisa bermanfaat jika ada Riko datang mengganggu lagi!” Iyan berkata dengan bercanda.
“Baik, tapi pertama-tama, kita perlu memastikan keselamatan saat berlatih. Tidak ada yang lebih penting!” Lila menjawab dengan serius, tetapi dengan senyum di wajahnya.
Di samping itu, Iyan tidak mau ketinggalan untuk menunjukan kemampuan barunya kepada teman-temannya. Dia mengundang mereka untuk datang ke rumah baru dan memperkenalkan pembantunya yang handal.
Ketika semuanya berkumpul, Udin langsung mencolok. “Di mana itu superhero yang kau katakan? Aku tidak melihatnya! Apa dia akan muncul dengan kostum unik?”
“Oh, tidak, itu bukan superhero! Dia seperti ninja!” Iyan menjawab, membuat teman-temannya lebih penasaran.
“Itu artinya kita bisa menggelar kompetisi ninja!” Sari berkata riang. “Dan Iyan, kau bisa jadi mentor!”
“Iya, coba lihat Lila beraksi!” Iyan menunjukkan Lila yang mulai melakukan gerakan bela diri yang spektakuler.
“Itu gerakan apa, sih? Kok aku kelihatan kayak main beruang!” Udin berkomentar.
“Yang penting kita harus percaya diri. Meski beruang ini bikin nyenyak!” Iyan menjawab sambil tertawa bersama teman-temannya.
Di tengah keramaian, Arkan mendekati mereka dan berkata, “Jika kalian mau, kami bisa mengatur kursus bela diri yang menyenangkan di sini! Benar-benar bisa menjaga tubuh tetap sehat!”
“Wah, itu terdengar seru! Ayo kita ikuti!” Joko teriak penuh semangat. “Beruang dan ninja bersatu!”
Iyan merasa senang melihat semua orang bahagia di rumah barunya. Dia tersenyum kepada Nuxee, yang kini menjadi bagian dari setiap langkah yang diambilnya. “Lihat, Nuxee! Akhirnya hidupku menjadi lebih berwarna! Aku berterima kasih padamu!”
“Nikmati semua perubahan ini, Iyan! Ini adalah hasil dari usahamu yang keras!” Nuxee menjawab dengan suara ceria, bersemangat menyaksikan perkembangan Iyan.
Pada akhirnya, rumah tiga tingkat itu tidak hanya menjadi tempat tinggal Iyan tetapi juga tempat berkumpul untuk sahabat-sahabatnya. Semua bisa saling belajar dan tumbuh bersama dengan tawa yang tak pernah berhenti.Iyan merasa beruntung memiliki detak jantung kehidupan yang baru, dan dia tahu, petualangan mereka masih panjang!.
Setelah menghadapi banyak kejadian lucu dan tidak terduga di rumah barunya, Iyan kembali ke rutinitas sehari-hari sebagai tukang ojek sambil menjalani kehidupan sekolahnya. Namun, di balik semua keseruan itu, Nuxee, sistem tukang ojeknya, terus menyiapkan misi-misi baru yang penuh tantangan.
Suatu pagi di sekolah, Iyan menemukan pesan baru dari Nuxee. “Iyan, siap untuk misi baru? Kamu harus membuat acara ‘Ojek Carnival’ di sekolah! Ini akan meningkatkan popularitas Ojek Asyik dan menarik lebih banyak pelanggan!”
“Tapi… apa itu ‘Ojek Carnival’? Apakah itu bentuk pertunjukan sirkus atau festival?” Iyan merasa bingung.
“Bisa dibilang itu adalah pengalaman unik! Siapkan permainan, atraksi, dan promosi menarik, dan kamu akan mendapatkan hadiah besar setelahnya!” jawab Nuxee.
Iyan merasa bersemangat dan juga sedikit tertekan. Dia harus menyampaikan ide itu kepada teman-temannya. “Ini akan jadi tantangan besar!”
Di jam istirahat, Iyan berkumpul dengan Mira, Udin, Sari, Encep, dan Joko di kantin. “Teman-teman, aku punya ide super gila! Kita harus mengadakan ‘Ojek Carnival’ di sekolah!”
Semua menatap Iyan dengan bingung. “Apa itu carnival? Seperti festival kuda?” Joko bertanya, nyengir.
“Bukan, bukan kuda! KARNIVAL! Semacam festival yang meriah dengan banyak permainan!” Iyan mencoba menjelaskan sambil bersemangat.
“Oh, itu jadi acara yang kerennya, ya! Mari kita buktikan!” Udin berteriak dengan antusias.
“Baik! Kita butuh banyak permainan dan hadiah menarik! Siapa yang bisa membawa makanan?” Mira bertanya.
“Aku bisa bikin pizza bentuk hewan!” Iyan menjawab optimis.
“Pizza lagi? Kita akan membuka restoran pizza ‘Ojek Kucing’!” Joko bercanda, menyenggol Iyan.
Acara itu pun mulai terbentuk secara perlahan. Semua bersiap membagi tugas. Sari dan Encep akan menangani meja pendaftaran, Joko bertugas sebagai pengantar snack, dan Udin bersiap untuk hiburan lucu.
“Betul! Mari kita buat acara ini sangat menghibur!” Udin tertawa. “Dan jangan lupa… kita juga perlu baju kostum!”
“Baju kostum? Kenapa kita perlu? Kita bukan sirkus!” Iyan kelihatan bingung.
“Tapi semua carnival punya kostum, Iyan! Kita harus tampil beda dan mencolok!” Mira menjelaskan.
“Baiklah kalau begitu! Aku akan membuat bajuku sendiri dan akan jadi raja carnival!” Iyan mengiyakan.
Hari-hari berlalu, dan persiapan semakin matang. Iyan mengerjakan kostumnya, sementara teman-teman membantu dalam membuat papan permainan lucu untuk acara.
Di hari H, sekolah dipenuhi dengan suasana ceria. Para peserta terlihat antusias, dan para pengunjung mulai berdatangan. Iyan, mengenakan kostum gila berbentuk ojek, berdiri di tengah panggung.
“Selamat datang di Ojek Carnival! Mari kita bersenang-senang!” teriak Iyan, merasa percaya diri.
Mira dan teman-teman beraksi dengan permainan di bawah tenda warna-warni. Ada lomba lari menggunakan sepeda mini, dan Joko bertugas menjadi juri dengan gaya panggung komedi.
“Lihat, lihat! Siapa yang menyumbang pizza saat permainan? Karena kami bisa kehilangan pelakunya!” Joko menambahkan canda yang membuat semua orang tertawa.
Suasana semakin riuh. Dalam keramaian,Iyan sempat kehilangan sepatu sebagai maskot. “Awas, mas, sepatu saya melayang!” Iyan berteriak.
Seluruh acara berlangsung sangat seru, dan Iyan merasa bangga melihat semua orang terlibat. Di tengah pesta itu, Nuxee menghubungi Iyan lagi. “Kamu telah melakukan pekerjaan hebat! Hadiah akan datang setelah acara ini selesai!”
“Hadiah? Apa yang akan kuterima kali ini?” Iyan bertanya dengan rasa ingin tahu.
“Jika kalian membuahkan hasil yang baik, kamu akan mendapatkan motor baru untuk Ojek Asyik!” Nuxee memberi semangat.
Iyan hampir melompat kegirangan. “Woohoo! Kita pasti bisa mendapatkan hadiah ini!”
Bersambung...