NovelToon NovelToon
Kontrak Pernikahan Dengan Tuan Zaidan

Kontrak Pernikahan Dengan Tuan Zaidan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Cinta setelah menikah / Ibu Pengganti / Nikah Kontrak
Popularitas:34.6k
Nilai: 5
Nama Author: Nita.P

Melati, hanya seorang guru honorer di sebuah sekolah elite. Namun, dia harus terjebak dengan seorang Tuan Muda yang ternyata Ayah dari anak didiknya.

Menjadi istri bayaran, bukan salah satu dari cerita yang ingin dia lalui dalam hidupnya. Ketika dia harus menikah dengan pria yang hatinya terkunci untuk sebuah cinta yang baru dan sosok baru setelah kepergian istrinya.

Namun sial, Melati malah jatuh cinta padanya. Bagaimana dia harus berjuang akan cinta yang dia miliki. Dalam pernikahan yang semu, dia harus berjuang membuka kembali hati suaminya yang sudah terkunci rapat. Namun, di saat dia benar-benar ingin berjuang dalam cinta dan pernikahannya ini. Melati, harus menyadari satu hal tentang suaminya.

"Kau tidak akan pernah ada dalam tujuan hidupku. Jadi berhenti berharap lebih!"

Melati hanya bisa diam dengan menatap punggung Zaidan yang pergi menjauh darinya setelah mengucapkan kalimat yang benar-benar menghancurkan harapan rapuh yang sedang dia perjuangkan saat ini.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Apartemen Ares

Ares baru saja akan terlelap dan tenang dalam tidurnya, ketika suara bell pintu membuatnya kembali membuka mata. Menghembuskan napas kasar, dia bangun dengan malas dari tempat tidur. Sedikit mengacak rambutnya ke belakang.

"Siapa yang datang malam-malam begini? Sial, mengganggu tidurku saja"

Ares membuka pintu ketika bel terus berbunyi, sudah di pastikan orang yang bertamu sangat tidak sabar untuk di bukakan pintu. Ares terdiam melihat Zaidan yang berdiri di depannya.

"Aku tidur disini malam ini" ucap Zaidan yang menerobos masuk begitu saja, sedikit menyenggol bahu Ares yang berdiri menghalangi jalannya.

"Hah?!" Ares sampai terbengong dengan sikap Tuannya ini. Dia kembali menutup pintu dan mengikuti Zaidan yang sudah duduk di sofa bed di ruang tengah Apartemennya ini.

"Tuan, ada apa? Kenapa tiba-tiba datang kesini?" Malam-malam begini bukan waktunya bertamu, hey Tuan Muda.

Zaidan meminum sebuah minuman kaleng yang dia ambil dari lemari es di dapur Ares tadi. Meminumnya dengan sedikit kasar, terlihat jika dia sedang mencoba menenangkan amarah dalam dirinya. Membuat Ares semakin bingung saja.

"Tuan kenapa? Seperti habis bertengkar dengan istri saja"

Zaidan langsung melirik tajam pada Ares, membuatnya langsung bungkam seketika. Zaidan jadi teringat pertengkaran yang terjadi diantara dirinya dan Melati, itu juga menyangkut Ares. Meski sebenarnya Ares yang bodoh ini, tidak tahu apa-apa. Tapi, Zaidan tetap kesal dengan ucapan istrinya yang mengatakan jika dia akan mengejar Ares setelah berpisah darinya. Hal yang membuatnya sangat marah.

"Kau sumber permasalahan aku dengan dia!"

Ares langsung terdiam dengan cukup kaget, dia tidak melakukan apapun tapi tiba-tiba Zaidan mengatakan jika dirinya adalah sumber masalah.

"Tunggu sebentar Tuan, memangnya ada apa? Kenapa jadi saya?"

"Arestya, kau menganggap Melati apa selama ini?" tanya Zaidan dengan tatapan yang semakin tajam menusuk.

"Tentu saja sebagai teman. Ah tidak, lebih tepatnya seperti adik sendiri"

"Ah, kau memang bodoh! Dia juga bodoh, untuk apa mempertahankan pria bodoh sepertimu!"

Ares mengerutkan keningnya, semakin bingung dengan ucapan Zaidan barusan. Kenapa juga tiba-tiba dia dikatai bodoh.

"Ya?"

Zaidan tidak menjawab lagi, tidak berniat menjelaskan apa arti ucapannya barusan pada Ares yang kebingungan. Zaidan menyandarkan kepalanya di sofa dengan memejamkan matanya.

"Temani aku merokok dan minum"

Ares menghembuskan napas panjang, menahan rasa kesal dalam dirinya karena sikap Zaidan benar-benar sangat tidak jelas. Berbicara hal yang sama sekali tidak bisa Ares mengerti.

"Jangan seperti orang miskin, cepat keluarkan anggur terbaikmu. Kau tidak ingin menjamu Atasanmu!"

"Baik Tuan, tunggu sebentar"

Ares berlalu beberapa saat, lalu kembali dengan sebotol anggur mahal dan satu bungkul rokok. Di ruang tengah Apartemennya ini, dia menemani Tuannya minum dan merokok. Meski Ares masih belum mengerti apa yang sebenarnya membuat Zaidan seperti ini. Sudah lama sekali Ares tidak pernah melihat Zaidan penuh amarah dan kekesalan seperti ini, hingga berakhir dengan minum dan merokok.

Aku akan tanyakan pada Melati besok, kenapa juga Tuan Muda tiba-tiba datang kesini dan mengajakku minum dan merokok. Aku jadi khawatir dengan Melati, semoga dia tidak jadi sasaran kemarahannya.

Ares menemani Zaidan hingga tengah malam, sampai Zaidan mulai lelah dan akhirnya pergi ke kamar tamu untuk istirahat. Jangan harap Zaidan akan mabuk hanya dengan satu botol anggur. Dia sangat kuat minum. Jadi, keadaannya masih baik-baik saja.

*

Melati terbangun pagi hari, duduk termenung di tempat tidur sebelum turun dan bersiap untuk pergi ke sekolah. Menatap ke arah sofa, dimana tragedi semalam terjadi disana. Masih seperti sebuah mimpi baginya, melihat Zaidan yang begitu marah padanya.

Melati menyingkap selimut yang menutupi kakinya, terlihat kakinya yang masih terpasang perban karena luka semalam. Melati menghela napas pelan, sepertinya hari ini akan cukup sulit dia jalani karena Melati akan sedikit terganggu dengan luka itu. Dia akan kesulitan berjalan normal.

"Dia tidak pulang ya semalam, kemana perginya? Setelah menghancurkan barang dan marah-marah tidak jelas, malah pergi begitu saja. Dasar pria mengerikan"

Melati melangkah menuju ruang ganti dengan sedikit terpincang-pincang. Luka di kakinya masih terasa begitu sakit saat tidak sengaja terlalu menekan kakinya. Selesai bersiap, Melati segera turun ke lantai bawah, ingin membangunkan Zenia, tapi ternyata anak itu sudah siap dengan seragam sekolahnya.

"Wah anak Ibu sudah siap ternyata, maaf ya Ibu bangun terlambat"

"Tidak papa Ibu, Zen bersiap dengan Mbak Maya"

Melati tersenyum pada Maya yang berada di belakang Zenia dengan membawa tas sekolanya. "Terima kasih ya May, sudah membantu Zenia bersiap. Aku bangun kesiangan"

"Tidak papa Nona, lagian apa Nona akan tetap pergi ke sekolah? Kan kaki Nona luka"

"Tidak papa, hanya luka kecil" ucap Melati sambil tersenyum.

"Kaki Ibu terluka ya, kenapa?" tanya Zenia dengan nada khawatir.

"Tidak papa, hanya tidak sengaja menginjak pecahan vas"

Melati membawa Zenia untuk sarapan, setelah itu dia meminta Lina untuk membantunya mengobati lagi kakinya dan mengganti perban sebelum pergi.

"Maaf merepotkan ya Lina, aku kesulitan jika melakukannya sendiri"

"Tidak papa Nona"

Ketika Lina masih mengobati luka di kakinya, suara langkah tegap terdengar mendekat. Melati menoleh dan terdiam melihat Zaidan yang pulang dengan keadaan yang kacau.

"Kenapa kakimu?"

Melati hanya diam tanpa berniat menjawab, malah memalingkan wajahnya.

"Kaki Nona tidak sengaja terkena pecahan vas bunga semalam, Tuan" jelas Lina. Berada diantara pasangan yang sedang bertengkar ini, Lina merasa sangat gemetar.

Zaidan menghembuskan napas kasar, dia beralih ke depan Melati, berlutut di depannya dan mengambil alih kaki Melati dari tangan Lina. Menatap lukanya yang cukup parah juga.

"Memang wanita ceroboh!" Zaidan mengambil alih kapas di tangan Lina dan dia menaruh tangan Melati di lututnya, lalu mengobatinya dengan perlahan.

Melati cukup tertegun melihat sikap Zaidan yang seperti ini. Sangat mengejutkan baginya. Apalagi ketika Zaidan meniup-niup luka Melati dengan lembut agar sedikit meredakan rasa perih.

"Lain kali jangan ceroboh dan melukai dirimu sendiri" ucap Zaidan setelah selesai memasangkan perban di kaki Melati.

"Aku juga tidak akan terluka kalau tidak ada yang memecahkan vas dan meja di kamar" ketus Melati.

Zaidan hanya menghela napas pelan, semalam dia memang cukup keterlaluan. Beruntungnya dia masih bisa menahan diri untuk tidak sampai melukai Melati. Tapi nyatanya Melati tetap terluka karena ulahnya juga.

"Tidak perlu pergi mengajar hari ini, istirahat saja di rumah"

"Tapi 'kan-"

"Jangan membuatku marah lagi, Melati! Cukup turuti saja perintahku" tegas Zaidan.

Melati hanya menghembuskan napas pelan, sebenarnya dia masih takut melihat suaminya ini. Apalagi jika dia berani membantahnya lagi, maka kemarahan Zaidan seperti semalam, mungkin akan terjadi lagi.

"Zenia biar di antar Pak Eka saja, Nona" ucap Lina, mengerti kekhawatiran Melati tentang anaknya.

Akhirnya Melati hanya mengangguk saja, tanpa mengatakan apapun lagi.

Bersambung

Dua bab lagi.. Doain semoga dapat di bab 40 ya.. Kalian jangan nabung bab.. pliss...

1
Jumiah
ya aris menyesal gk berujung ntt x ketika tau ,klo melati mencintaix ..
Rarik Srihastuty
Sany aku tunggu kabar burukmu ya 🤭
Fitria Syafei
Semangat Zaidan semoga kalian kembali bersama dan saling mencintai dan saling memaafkan 🤲 Kk cantik kereeen 🥰🥰
nonoyy
rasanya pengen nampol mulut si sanny kau dan ibumu yg murahan pelakor
skali2 si sany harus dikerasin diberi pelajaran biar nggak makin nglunjak jd perempuan
dika edsel
dih ngancem doang tp gk ada aksi...,klopun ada aksi pasti telaaaaaaaaat...!!!!
Uba Muhammad Al-varo
anaknya si pelakor Sany, percaya diri sekali dia,dia dan ibunya murahan lah malah dia nyalahin melati dasar anaknya si pelakor
Rani R.i
ayuk zaidan Aris selidiki dan cari melati sama ibunya serta adik nya..jgn sampai mereka terluntang lantung.cukup sudah penderitaan mereka..beri pelajaran pada dua rubah itu
Oma Gavin
kita lihat apa yg bisa dilakukan zaidan pada sany yg jelas" merampas rumah keluarga melati
🌷Vnyjkb🌷
marii kita masak sany dan mboknya d kuali ceker dowerrr😈
ken darsihk
Yuuhhh bersambung
Uba Muhammad Al-varo
kejamnya si pelakor, Melati sementara mengalah untuk menang, biarkan sejenak Sany dan ibunya menikmati nya, tapi lihat sebentar lagi berbalik Sany yang jatuh terpuruk paling dalam, seenaknya aja itu ayah nya Melati udah menyakiti ibunya Melati sekarang ngambil juga hartanya, ayahnya,Sany dan ibunya harus digetok/Hammer//Hammer//Hammer//Hammer//Hammer/supaya sadar.
Fitria Syafei
Yang sabar ya Melati 😔 Kk yang baik hati kereen 🥰🥰
nonoyy
ayah banjingan 😡

kasihan melati ibu dan adiknya 😢
he sany ulat bulu sialan kau dan ibumu nggak tau diri bgt!... 😏
Oma Gavin
ini kapan melati bisa sedikit saja bahagia kenapa selalu menderita jadi tulang punggung keluarga dibuang suami kontrak nya sekarang diusir dari rumah peninggalan ayahnya komplit banget penderitaan mu melati
🌷Vnyjkb🌷
ayah sany ( mel ), ibu sany, sany - penjahat!!!
Rani R.i
satu kata buat ayahnya melati ANJ**G

semangat melati,ibu dan Fattah,,pergi sejauh jauh nya,,,biar zidan gila mencari mu,,trs zen kritis karna rindu,,,biar ibunya zidan sadar,pasti sudah memakan omongan shani tuu ibunya zidan,,trs zidan stresss biar mampusss semuanya..

berbahagia lah melati bersama ibu dan adik nya...
ken darsihk
Satu kata untuk ayah nya Melati BERENGSEKKK
nonoyy
eh kok tiba2,, wah nambah rumit nh masalah mu mel...
Siti Koyah
jangan sampai lah melati adik dan ibu nya kluar dri rumh itu soal nya kan yang banyak berkorban itu melati untuk melunasi hutang ayah nya
ken darsihk
Lha ternyata Sany dan Melati saudara se ayah , terus akan kah Melati bersama adik dan ibu nya tersingkir dari rumah itu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!