Noda Pernikahan

Hari berganti, rasanya begitu cepat berlalu. Prasetya masih disibukkan dengan kegiatannya menjadi suami dengan dua istri terlebih Sabrina semakin mendekati hari persalinan, alhasil dirinya harus berada disamping wanita itu lebih lama guna untuk menjadi calon ayah yang baik

Sementara Tari? Entahlah, hidupnya terasa sedikit hampa. Seperti ada yang hilang tapi ia sendiri tidak tahu apa itu

Rumah tangganya dan Prasetya berjalan tanpa gangguan setelah Zayyan pergi. Entah dimana pria itu sekarang, apa Tari merindukannya? Mungkin sedikit, dirinya tidak pernah memiliki teman selain Latifah dan Zayyan hadir menjadi teman yang baik, namun cintanya merusak ikatan persahabatan antara keduanya

"Mas mau pergi lagi?" Tanya Tari pada sang suami, dirinya tengah mempersiapkan beberapa keperluan suaminya yang akan berangkat keluar kota untuk beberapa hari

"Iya, maaf ya sayang! Joshua lagi nggak bisa soalnya makanya mas yang harus tinjau langsung prosesnya" Terang Prasetya pada sang istri

"Ya udah, mas bersih-bersih sana!" Prasetya segera masuk kedalam kamar mandi dan Betari melanjutkan pekerjaannya

"Apa ini?" Tari tengah membereskan jas yang tadi suaminya kenakan

"Hasil USG? Ini punya siapa?" Sebuah foto dan sebuah amplop putih menarik perhatiannya

Tangannya bergerak hendak membuka isi dari amplop tersebut dan membaca apa isinya

"Mas" Tari terkejut, karena tiba-tiba saja sang suami sudah berada dibelakangnya dan merebut amplop serta foto yang merupakan gambaran bayi dalam kandungan

"Itu punya siapa?" Tanya Tari yang jelas merasa curiga

"Ini.. ini punya istrinya Joshua!" Jawab Prasetya yang jelas terlihat gugup

"Punya Helena? Kenapa ada sama kamu?" Tanya Tari lagi

"Itu.. emm.. kemarin Joshua lagi nggak bisa temenin istrinya untuk pemeriksaan, makanya aku yang nolongin dan hasil ini jatuh dimobil, ini juga mau mas balikin lagi ke Joshua!" Kata Prasetya. Matanya jelas tidak bisa berbohong dan Betari dapat melihat itu

"Ya udah kita tidur sekarang!" Prasetya meletakkan kembali hasil pemeriksaan milik Sabrina pada laci nakas

Pagi harinya Prasetya mengantarkan Tari ke toko sebelum dirinya berangkat, yang katanya keluar kota padahal tiga hari ini pria itu akan bersama Sabrina mengingat persalinannya beberapa minggu lagi

"Hati-hati ya mas!"

"Kamu juga baik-baik disini! Kalau ada apa-apa langsung kabari mas, oke!" Prasetya mendaratkan satu kecupan lembut di kening sang istri sebelum mobil miliknya menjauh dari toko

"Helena?" Sapa Tari pada seorang wanita yang tengah memilih beberapa cake

"Tari!" Wanita bernama Helena itu mendekat lalu keduanya berpelukan

"Waah.. badan kamu masih bagus aja walaupun lagi hamil!" Ujar Tari sambil memandangi tubuh ramping Helena

"Kamu becanda!" Helena terkekeh "Arjuna bahkan baru satu tahun, nggak mungkin aku hamil lagi"

Betari memaksakan senyum di bibirnya, apa ini? Apa suaminya berbohong? Tapi untuk apa Prasetya membohonginya?

"Ya udah aku kebelakang sebentar! Have fun" wanita itu berlalu dan Helena melanjutkan kegiatan belanjanya

Malam harinya Tari masih memikirkan tentang hasil USG itu, apa suaminya sungguh mengkhianatinya? Tapi kenapa? Apa salahnya?

"Itu jelas bukan punya Helena! Tapi itu milik siapa? Dan kenapa mas Pras sampai bohong?" Betari terus memikirkan itu, dirinya semakin gelisah karena sang suami tengah berada di luar kota

Entahlah tapi Tari mulai berpikir apa suaminya benar sedang bekerja atau mengunjungi perempuan lain

Tari bangkit dari duduknya, namun kepalanya tiba-tiba pusing dan penglihatannya sedikit memburam

"Ini pasti karena aku banyak pikiran!" Betari segera menuju kamar mandi saat merasakan kejolak dalam perutnya, wanita cantik itu memuntahkan isi perutnya bahkan makan malam yang baru saja ia santap keluar semuanya

"Aku kenapa ya? Pasti karena kepikiran foto itu! Astaga!" Tari berjalan gontai menuju kamar, dirinya berbaring agar merasa lebih baik

"Neng Tari keliatan pucet! Neng sakit?" Tanya Ida saat melihat sang majikan hendak keluar rumah

"Enggak kok bik! Mungkin karena kecapean aja! Pesanan di toko lagi banyak banget soalnya" Tari memaksakan senyum di bibirnya

"Neng nggak mau sarapan dulu?"

"Nggak usah bik, Tari buru-buru soalnya!" Betari meninggalkan rumah dengan menumpang taksi online yang sejak tadi sudah menunggu

"Ini kenapa bau banget gini sih?" Baru saja masuk dapur, wanita cantik itu sudah dihadapkan dengan aroma aneh dari tempat produksi itu

"Bau? Bau gimana mbak?" Tanya salah seorang pekerja

"Ya bau! Ini bau apa sih" Tari bahkan sampai mengibaskan tangannya didepan wajah

"Astaga ini kejunya basi ya?" Tari sadar jika aroma tidak sedap itu berasal dari salah satu bahan untuk membuat cake

"Bau kejukan emang kayak gini mbak! Kita kan selalu sedia bahan dalam keadaan fresh!" Terang salah seorang lagi

"Buang!"

"Kita mau buat cheesecake mbak, mana ada cheesecake nggak pake chees!" Para pekerja yang berada disana sampai bingung melihat tingkah aneh atasan mereka pagi ini

"Mbak Tari kenapa?" Seorang karyawan wanita mendekati

"Saya juga nggak tau, tiba-tiba aja saya mual karena baunya" Betari sendiri bingung dengan tubuhnya, pagi-pagi sekali dirinya bangun karena mual dan sekarang malah membenci aroma keju

"Apa mbak Tari sedang hamil? Soalnya mbak Tari juga keliatannya pucet"

"Saya nggak yakin!" Betari hanya tidak ingin kecewa saja

"Mending mbak kerumah sakit sekarang! Kalau beneran hamil kan kita bisa jaga kandungannya biar nggak kenapa-napa!" Sambung salah seorang lagi

"Apa aku beneran hamil?"

"Nggak ada salahnya dicoba mbak"

"Kamu bener, ya udah saya tinggal sebentar yaa"

Dengan menumpang taksi Online, wanita itu menuju salah satu rumah sakit

"Kalau aku beneran hamil mas Pras pasti bahagia banget, oh aku tau! Aku bisa jadiin hasil tesnya sebagai hadiah untuk hari anniversary pernikahan aku sama mas Pras!" Selama perjalanan, Betari tampak gugup bahkan jemarinya saling meremas sejak tadi hingga mobil tersebut berhenti diarea parkir rumah sakit

"Terima kasih ya pak!" Tari hendak keluar, namun wanita itu kembali menutup pintu saat melihat seseorang yang sangat ia kenal keluar dari gedung rumah sakit bersama seorang wanita

"Mas Pras?" Tari mengerutkan keningnya melihat sang suami tengah berjalan bersama seorang wanita yang tengah mengandung

"Bukannya mas Pras diluar kota? Lalu perempuan itu siapa?" Betari jelas bertanya, dari interaksi antara keduanya jelas mereka memiliki hubungan. Prasetya bahkan terlihat bahagia sesekali mengusap perut buncit wanita itu, bahkan sampai membukakan pintu mobil baginya

"Pak, tolong ikutin mobil yang didepan itu!" Titah Tari pada sang supir taksi

Pria paruh baya itu segera menyusul mobil berwarna hitam yang baru saja keluar dari area rumah sakit tersebut

"Enggak.. mas Pras nggak mungkin selingkuh! Tapi perempuan itu siapa? Bagaimana bisa mas Pras membohongi aku?"