Tentang Jena, wanita malang yang lahir dari hasil perselingkuhan. Dulu, ayahnya berselingkuh dengan seorang pelayan dan lahirlah Jena.
Setelah ibunya meninggal, ayahnya membawanya ke rumah istri sah ayahnya dan dari situlah penderitaan Jena di mulai karena dia di benci oleh istri ayahnya dan juga Kaka tirinya.
selama ini, Jena selalu merasa sendiri. Tapi, ketika dia kuliah dia bertemu dengan Gueen, dan mereka pun bersahabat dan lagi-lagi petaka baru di mulai, di mana tanpa sengaja dia tidur dengan Kaka Joseph yang tak lain kakanya. Hingga pada akhirnya Jena mengandung.
Dan ketika dia mengandung, Josep tidak mau bertanggung jawab karena dia akan menikah dengan wanita lain. Dan kemalangan menimpa Jena lagi di mana dokter mengatakan bahwa bayi yang di kandungnya mengandung down sydrome.
Dan ketika mengetahui Jena hamil, Joseph menyuruh Jena untuk mengugurkan anak mereka, tapi Jena menolak dan lebih memilih pergi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi kim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
''Maksudmu sayang?" tanya Joseph.
"Baby, semua kuncinya ada pada Jena dan anaknya. Bagaimana jika kita berpura-pura minta maaf pada mereka dengan begitu pasti mommy dan Gueen serta daddy akan luluh,'' jawab Kayra, dia mengatakan itu dengan antusias.
"Tidak, aku tidak setuju," jawab Joseph, walaupun tadi sempat terpaku ketika melihat foto putrinya, tapi sepertinya ego Joseph masih tetap sama, dia tidak ingin ada kaitannya lagi dengan Jena dan anaknya, karena menganggap jena yang membuat semua keluarga membencinya.
''Oh baby, ayolah. aku tidak ingin semua keluargamu membenciku, aku ingin mereka menerima anak kita. JIka kita belum di maafkan, keluargamu tidak akan menerima anak kita dan aku tidak mau anak ita merasa terasingkan.”
Mendengar alasan Kayra yang menggunakan kata anak, tentu saja Joseph mulai luluh dan sepertinyaa apa yang di bilang oleh Kayra ada benarnya, dia tidak ingin keluarganya membencinya, dan jalan satu- satunya adalah memakai Jena dan anakknya.
''Baiklah!" dan pada akhirnya Joseph setuju, dia akan menggunakan cara itu untuk mendapatkan maaf dari keluarganya dan ketika sudah mendapatkan maaf dia tidak akan lagi berpura-pura.
"Terimakasih Babby."
"Oh ya, besok ayo kita periksakan kandunganmu, rasanya aku sudah tidak sabar untuk segera melihat calon anak kita, aku juga sudah membuat janji dengan dokter yang bekerja untuk keluargaku," ajak Joseph membuat jantung Kayra berdetak dua kali lebih kencang.
Sebab dia sudah mengatur semuanya seapik mungkin, dia juga sudah membayar dokter untuk berpura-pura dan rencananya jika mereka berkunjung dokter, dokter akan menayangkan rekaman usg, agar Joseph menyangka itu tayangan asli, padahal hanya sebuah rekaman. Tapi setelah dia menyiapkan semua, suaminya malah mengajak untuk periksa ke dokter lain.
''Baby, aku ingin di periksa di dokter langgananku,' jawab Kayra dia berbicara dengan nada pelan dden di penuhi dengan kemanjaan.
"Tidak, sayang. Aku sudah menyiapkan semua bahkan aku juga sudah menyewa satu lantai rumah sakit hanya untuk memeriksakan anak kita, jadi jangan protes oke, ini rekomendasi dari dokter keluargaku dan sudah di pastikan akan membuatmu nyaman,'' jawab Joseph yang kekeh dengan keputusannya,
membuat Kayra di dera kebingungan yang luar biasa.
***
"Kita istirahat dulu sayang,'' ucap Kalindra, ini sudah berjam-jam dia dan Gueen mencari Soraya tapi Soraya tidak di temukan di mana pun, Kalindra dan Gueen juga sudah bertanya ke setiap hotel yang mereka lewati, tapi tetap saja mereka tidak dapat menemukan Soraya.
''Tuhan, semoga dia baik-baik saja," lirih Gueen dengan suara yang pelan, jujur tubuhnya sangat lemas karena dia baru sampai di hungaria, dan langsung ikut mencari Soraya tapi Soraya tidak ditemuakn di mana pun.
''Sayang, aku rasa kita harus pulang dan beristirahat, ini sudah sangat larut jadi kita teruskan besok, jika kita kelelahan dan kita sakit, kita tidak akan bisa mencari Soraya,'' ucap Kalindra sebenarnya dia masih kuat untuk mencari adiknya. Tapi, dia tidak tega melihat Gueen yang terlihat sangat kelelahan.
''Hmm baiklah, kau benar kita harus tetap sehat agar bisa mencari Soraya.''
Dan pada akhinya Kalindra pun menjalankan mobilnya untuk pulang.
Saat sampai di rumah Jena, Gueen dan Kalindra langsung masuk, dan ketika mereka masuk ternyata sedang ada Jena menunggu di ruang tamu, sepertinya Jena tidak bisa tertidur karena memikirkan Soraya hingga dia menunggu Kalindra dan Soraya di ruang tamu.
''Gueenn, bagaimana, apa kau menemukan Soraya?" tanya Jena.
"Aku tidak mau menjawab, aku masih marah padamu," jawab Gueen, walaupun tadi sempat berpelukan. Tapi, dia Gueen sepertinya masih merajuk.
Mendengar itu, Jena hanya menggelengkan kepalanya, “Gueen, ayo duduk." Jena menarik tangan Gueen, hingga Gueen sedikit luluh.
“Gueen, ...."
“Ia, ia, aku tau dan mengerti posisimu,” jawab Gueen. Hingga Jena langsung memeluk Gueen.
“Aku tau kau masih Gueen yang dulu, yang tidak pernah marah padaku," ucap Jena.
“Jujur aku iri pada Soraya, kau lebih memilih bercerita padanya daripada padaku," keluh Gueen.
Jena Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya,
“Aku juga tidak sengaja bertemu Soraya di rumah sakit. Ketika pertama kali kami bertemu aku pikir, Soraya nya sebatas bertanya saja tengang keadaan Haura, dan aku pikir kita hanya akan mengenal sepintas. Tapi ternyata aku salah, saat itu aku pernah membawa Haura ketika Haura kejang dan saat itu pula kartu kredit Josep tidak bisa digunakan, tapi tiba-tiba Soraya datang dan mungkin jika tidak ada Soraya saat itu, aku tidak akan bisa menyelamatkan nyawa Haura, dan banyak sekali kebaikan dia yang aku dan Haura terima. Bahkan dia menggunakan semua uang tabungannya untuk pindah kemari, dan selama 5 tahun ini, semua kehidupanku dan kehidupan Haura ditanggung olehnya. Soraya bahkan rela tidak menggunakan uangnya untuk keperluan sendiri, agar Haura bisa terapi agar Haura bisa sembuh. Kami tidak mempunyai asuransi apapun, hingga biaya rumah sakit ditanggung oleh Soraya dan juga ketika Soraya lumpuh karena menyelamatkan Haura, Soraya tidak pernah mau pergi ke rumah sakit karena biaya pengobatan yang mahal. Dan lagi-lagi yang Soraya pikirkan adalah Haura dan aku tidak percaya Kenapa dia malah pergi," ucap Jena panjang lebar.
Gueen menunduk, barusan dia merasa iri dengan Soraya karena Jena lebih memilih bercerita pada Soraya, tapi ketika mendengar apa yang diucapkan oleh Jena tentang kebaikan adik iparnya, Gueen malah merasa malu telah berpikiran seperti itu.
Helmia tertegun ketika mendengar ucapan Jena dia yang baru saja ingin mengambil air ke dapur tanpa sengaja mendengar percakapan Jena dan Gueen, Helmia memang tahu Soraya membantu Jena, hanya saja dia tidak tau bahwa jasa Soraya sangat besar.
Mendengar apa yang telah Soraya lakukan cucunya, tentu saja Helmia merasa tertegun hingga sekelebat wajah Soraya muncul di hadapannya.
Satu mingu kemudian
Joseph turun dari pesawat, saat ini, dia baru saja menginjakan kakinya di Hungaria, dia sengaja datang untuk menjalankan rencananya. Rencana yang sudah di sepakati olehnya dan Kayra.
Dan sekarang, di sinilah Joseph berada dia sudah sampai di rumah Jena. Joseph bisa dengan mudah mengetahui alamat rumah Jena dari kepercayaan ayahnya..
Saat masuk dan akan memencet bel, Joseph menghela nafas sebanyak-banyaknya. Rasanya, dia begitu muak jika harus bersandiwara, tapi dia tidak punya pilihan lain.
Duh si Joseph sama si Kayra memang bener bener pasangan lucknut.
Nih, aku updTe dua bab lagi, yok bisa yok 200 komen.