Andara gadis cantik berusia dua puluh tahun, harus pergi dari desa nya karna kecantikan nya di anggap sebagai ancaman, khusus nya kaum hawa,
acap kali mendapat perlakuan buruk, dari gadis gadis maupun ibuk ibuk yang sudah bersuami, hingga kepala desa punya niat untuk menjadikan Andara sebagai istri kedua,
dengan terpaksa Andara keluar dari desa nya berniat merantau ke kota, dengan tujuan teman ibu nya,
tujuan utama menghindar dari kepala desa yang ingin menjadikan Andara istri kedua, justru Andara terjebak di lingkaran rumah tangga dengan majikan nya,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rubyna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
puas
''Arga.! Tolong jelas kan sama om. kenapa proyek itu bisa jatuh sepenuh nya ke tangan Emran. kamu bilang akan memberikan bagian kecil saja. Tapi ini apa.'' tanya Wira. tampak marah. mengetahui proyek Mega trans itu Jatuh ke tangan Emran sepenuh nya.
''Aku juga gak tau om. Proyek itu tak lagi ada di kuasa ku.''
''jadi bukan kamu yang memberikan proyek itu pada Emran.'' tanya Wira ingin tau
Agra mengangguk kan kepala. ''Ada orang lain di belakang Emran. Aku tidak tau siapa.''
''Sehebat apa orang itu sampai kamu tidak tau siapa dia.'' tanya Wira penasaran
''Tidak tau om. Orang orang ku tidak bisa mencari tahu sosok di belakang Emran sekarang.''
Kenyataan nya seperti itu. Arga sudah meminta orang orang nya untuk mengawasi Emran. Dan mencari tau sosok di belakang Emran saat ini.
Nyata nya mereka cukup kesulitan mendapat kan informasi tentang sosok yang ada di belakang Emran.
''Seperti nya orang ini. Bukan orang sembarangan yang bisa kita anggap enteng.'' lanjut Arga berkata.
''Nasita bagaimana. Apa dia tau siapa yang memberikan Emran proyek ini.'' Arga menggeleng kan kepala.
''seperti nya Emran merahasiakan sosok ini. Bahkan dengan Nasita tak di beri tau nya.'' ungkap Arga
waktu itu pernah bertanya. Adakah seseorang yang kini tengah membantu Emran. Di perusahaan nya. Nasita mengatakan tidak tau. Dan Emran tidak bilang apa apa.
''Tapi bagus lah kalau Nasita tidak tau.''
''Biar dia berpikir aku yang memberikan proyek itu pada Emran.'' pikir Arga
''Lalu bagaimana dengan ku, kamu bilang akan mengikut serata kan om di proyek Mega trans itu. Nyata nya kamu sama sekali tak memberi tau om. Bahwa proyek itu di pegang Emran sepenuh nya.'' Wira mempertanyakan tentang proyek yang Arga janjikan. jangan kan separuh. Sedikit saja tidak. Karna Emran sudah pegang kendali keseluruhan proyek itu.
''Om tidak usah kuatir soal proyek. om tunggu saja kabar dari ku. Ada proyek lagi tak kalah besar dari Mega trans. Aku janji om akan ikut ambil bagian.'' ucap Arga
Meski Mega trans tak jadi di pegang nya. Pria itu tetap bisa mendapat kan proyek besar setara dengan Mega trans yang sekarang tengah di pegang kendali nya oleh Emran.
Meminta Wira untuk tidak kuatir. Bagi Arga proyek Mega trans hanya bagian kecil yang hilang. Tak berpengaruh apa apa.
''Om tunggu. kamu memang selalu bisa di andal kan.'' ucap Wira menepuk bahu Arga bangga.
berbeda sekali dengan Emran yang menurut nya tidak bisa apa apa. Perusahaan besar milik mendiang ayah nya. Hancur dalam sekejap di tangan Emran. Wira sama sekali tidak bisa mengandalkan kan menantu nya itu.
''Nasita bagaimana.'' tanya Arga. Ingin tau lebih tepat nya hanya menguji Wira
''Nasita kamu jangan kuatir. dia pasti akan bercerai dengan Emran.''
''Emran sudah menikah lagi.'' ucap Arga memotong ucapan Wira
''itu betul. dengan gadis desa. dan kampungan.'' ucap Wira. Seperti yang Nasita, katakan. istri kedua Emran datang dari sebuah desa
''Terus bagaimana kalau. Emran sukses dengan proyek ini. Apa Nasita mau bercerai dengan Emran.'' lanjut Wira berkata
''Karna itu om jangan bilang. Ke Nasita. Proyek itu bukan Emran dapat dari ku.'' Wira mengangguk mengerti.
sedang Arga berpegang dengan janji Nasita. Yang akan bercerai dengan Emran. Wanita itu rela melakukan apa saja demi Emran.
Kehancuran Emran yang sebenar nya adalah tentang Nasita. Bukan tentang seberapa sukses pria itu memimpin perusahaan nya. Meski Emran sudah menikah lagi. Arga yakin istri kedua Emran itu tidak akan pernah bisa mengantikan peran Nasita.
''Baik lah om mengerti. Om tunggu kabar dari mu.''
Wira pamit. keluar dari ruangan Arga. Apa lagi yang di butuh kan pria itu. Selain pekerjaan demi memajukan perusahaan nya. Sekalipun mengorbankan Nasita. Wira tak perduli.
Bukan tentang kebahagiaan puti nya. Wira lebih memilih kehidupan nya. Takut miskin tepat nya. dengan uang banyak Wira bisa membeli kebahagian nya dan Nasita.
bahagia macam apa yang di harap kan dari pria pecundang seperti Emran. Uang bulanan Nasita saja dari Wira tanggung. Tanpa uang hidup bisa apa.
Sementara Emran berada di lokasi proyek yang tengah di bangun nya. Bibir nya melengkung membentuk senyum
Semua berjalan sesuai rencana. Delapan puluh persen sudah rampung.
Emran menatap dua bangunan tinggi tak jauh dari taman dan danau buatan. Pembangunan nya sudah lima puluh persen berjalan.
Tak pernah menyangka akan memegang penuh kendali proyek besar ini. Jika bukan karna om Tara nya. Emran bukan siapa siapa. dan tidak akan pernah bisa mengendalikan proyek di depan matanya.
Jangan kan semua nya. Sebagian kecil saja mereka menolak nya.
''Pak Emran. bagaimana menurut anda.'' tanya salah satu kepala proyek yang bekerja dengan Emran
''Semua sesuai ekspektasi. Saya cukup puas dengan hasil nya. Dua bulan lagi mungkin sudah bisa di resmikan.'' ucap Emran cukup puas dengan hasil nya.
Semua berkat om Tara. jika bukan karna beliau mungkin Emran tak berdiri di sini sekarang.
Hanya berharap proposal yang terus tertolak. karna mereka tak mau bekerja sama dengan Emran.
Semua karna peran Arga. Yang terus menjadi provokasi untuk semua rekan bisnis agar tak bekerja sama dengan Emran.
Tapi sekarang. Tawaran pekerjaan mulai berdatangan. Silih berganti. Mereka sendiri yang datang meminta kerja sama dengan perusahaan Emran
''kami akan bekerja semaksimal mungkin pak. Agar cepat selesai dan hasil nya juga sesuai ke inginan pak Emran.''
Emran mengangguk pelan. Buka. Hanya diri nya dan orang orang kantor yang bekerja keras. Yang di lapangan jauh lebih keras usaha nya. Agar semua berjalan sesuai rencana.
Hari sudah menjelang sore. Emran mengemudi kan mobil nya meningal kan proyek. Pria itu selalu menyempatkan kan waktu melihat proyek yang tengah di kendalikan nya.
''hari ini bisa pulang lebih awal.'' Gumam nya bibir tersenyum membentuk senyum.
dari seminggu yang lalu. dara memasak sendiri di rumah. Dara berbelanja. bahan dapur sendiri
Memang seharus nya seperti itu.
Hal sederhana yang Emran impikan saat pulang ke rumah ada yang menyambut nya pulang. Harum masakan membuat nya bertambah lapar dan bersemangat
Hal ini terjadi sejak seminggu ini. Tak banyak uang belanja yang Emran kasi. Tapi cukup untuk memenuhi kebutuhan Dara di rumah.
Dara tak banyak memakai uang untuk kebutuhan pribadi nya. Menurut Emran istri kedua nya ini cukup hemat.
Berbanding dengan Nasita dulu sebelum sakit. Bukan niat membanding kan. Itu kenyataan nya mereka sangat berbeda