NovelToon NovelToon
ACADEMY INDOAGE : Pecahan 7 Batu Langit

ACADEMY INDOAGE : Pecahan 7 Batu Langit

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Cinta Murni / Pulau Terpencil
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Fahmi Juliansyah N

Pada abad ke-19, para ilmuwan yang tergabung dalam ekspedisi arkeologi internasional menemukan sebuah prasasti kuno yang terkubur di reruntuhan kota tak bernama, jauh di tengah gurun yang telah lama dilupakan waktu. Prasasti itu, meski telah terkikis oleh angin dan waktu, masih menyimpan gambar yang mencengangkan, yaitu sebuah batu segi enam besar, diukir dengan tujuh warna pelangi. Setiap sisi batu itu dihiasi lukisan rumit yang menggambarkan kisah kelam peradaban manusia, seolah menjadi cermin dari sisi tergelap hati nurani.

Nila Simbol kerakusan, Ungu simbol nafsu, Kuning simbol ketamakan, Hijau simbol kemalasan, Biru simbol Iri hati, Orange simbol keangkuhan, Dan terakhir merah simbol amarah
Tadi setiap lambang yang mengartikan masalah ini ada sebuah kekuatan, yang Sangat besar dalam setiap kristal membuat banyak orang saling berebut dan dizaman modern kristal itu dikabarkan sudah terpisah menjadi 7

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fahmi Juliansyah N, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 rapat yang di tunggu

Di sore hari itu pukul 3.30 sore 10 keputusan yang berjumlah 9 orang dan satu izin serta satu menguping pun, dimulai dengan pembukaan ketua pelaksana acara sekarang yaitu Andrew, keadaan ruangan rapat cukup. dingin karena ruangan itu ber-AC serta cukup kedap suara sekarang yang sedang mengikuti rapat akan diabsen,.oleh Andrew Fahmi pertama disebut dan ia membalas hadir dengan satu tangan, lalu Alisa yang memiliki muka musam hari ini, seperti nya cukup banyak siswa melanggar hari ini, lalu athila ya dia masih sempat-sempatnya ngemil, Antonio ya .. langsung absen berikutnya "hei...kenapa aku secepat itu, di lewat...?!" Lalu Siti hadir dengan mengangkat tangan, Fatmawati pun juga seperti biasa, tapi Andrew kaget mereka berdua bisa melakukan hal konyol tapi, tetap kaya serius.

"Bisa-bisanya mata kanan ke kanan dan mata kiri kalian ke depan, berhasil sambil angkat tangan pula" kata Andrew sekali bertanya sedang liat apa.

"Ohhh..itu ane sedang melihat, sedikit fitur dari alat baru nya"

"Yap...kalau boleh, saya juga mau sekalian minta buat masukin nanti di acara".

Setelah Rhidos berbicara tentang alat, rapat pun dimulai tapi elric yang nguping di pintu jadi gigil rasanya kaya ada yang liat ia, tapi ia tetap positif dan mungkin aja itu karena suhu AC di dalam, rapat pun dimulai pada 24 Januari pukul 3.45 sore dengan Fatmawati sebagai noted, Antonio dan Fahmi sebagai pengawas, aku sebagai pembicara hari ini dan para hadirin sekalian.

"Baiklah rapat kita Kali ini, membahas acara festival hari raya panen padi sekolah kita yang dimana, kemungkinan acara di awal Maret, perkiraan awalnya" kata Andrew.

"Kira-kira ada yang setuju atau tanggal berapa"

Alisa pun mengangkat tangan dan berkata "gimana pas banget tanggal 2 nya, jadi tanggal 1 kita bisa beres-beres"

"Terlalu mepet sih ku kata, apalagi takutnya bikin kualitas panen menurun kalau terlalu cepat" kata Siti.

Fahmi yang tadi santai pun langsung angkat bicara, pendapat Alisa dan tanggapan siti “Aku pun setuju sama Siti. Kalau kita dorong ke awal Maret, misalnya tanggal 2, itu memang secara kalender kelihatan pas. Tapi secara musim tanam, kita harus ingat... panen padi itu butuh cuaca stabil minimal dua minggu sebelum hari H."

Ia lalu menyambung,

“Berdasarkan data cuaca yang terakhir aku baca, musim hujan tahun ini agak mundur—diprediksi baru benar-benar mereda di sekitar tanggal 20 sampai 25 Februari. Nah, kalau kita maksa panen dan adain acara di tanggal 2 Maret, kita bakal ngejar panen di bawah tekanan waktu, dan hasil panen bisa nggak maksimal.”

"Ya benar kata Fahmi, apalagi menurut data ku" kata Rhidos sambil mengganti saluran laptop “tingkat kelembapan tanah pasca hujan tinggi itu bisa bikin proses pengeringan gabah lebih lama. Kita butuh minimal 4 hari panas berturut-turut biar pengeringan aman, dan takutnya membuat ekonomi eksul bertani jadi hancur karena buat acara"

"Begitu... kira-kira ada lagi yang mau kasih saran tanggal acara?" tanya Andrew ke orang-orang walau ada yang malas, ada yang fokus lagi ke hal lain, ada yang bingung dan ada yang malu karena kaya salah jawab (ya itu Alisa)

Tapi disaat pada ga mau athila yang dari tadi ngemil pun, angkat bicara untuk tanggal yang cocok "bagaimana kalau tanggal 7-8 Maret ?"

"Kenapa 7-8 Maret athila?" Tanya Andrew.

Sambil ngemil di athila menjawab kalau" ya acara kita perkirakan juga bukan hanya siswa, ada orang lain hari libur lebih baik, lagian Acara juga dari sore ke malam"

Lalu Andrew mengangguk pelan, seolah mempertimbangkan usulan dari Athila. Ia menoleh sebentar ke Fahmi dan Antonio sebagai pengawas, dan mereka berdua pun memberikan anggukan setuju.

“Baiklah, kalau begitu kita tetapkan dulu sementara tanggal 7 sampai 8 Maret sebagai tanggal utama festival hari raya panen, dengan catatan kita masih bisa revisi kalau ada perubahan cuaca atau kebijakan mendadak dari sekolah,” ucap Andrew tegas.

Para peserta rapat lainnya, meski beberapa tampak setengah sadar dan sibuk sendiri, ikut mengangguk pelan tanda menyetujui keputusan tersebut. Alisa yang tadi sempat salah perkiraan pun hanya senyum canggung dan mencatat tanggal baru itu dengan cepat. Siti yang duduk di sampingnya berbisik pelan, "Tenang aja, setidaknya kamu ngasih awal diskusi."

Andrew lalu membuka topik berikutnya, “Oke, kita lanjut ke bahasan selanjutnya. Pertama, mengenai surat perizinan tempat dan keamanan acara. Ini penting karena kita akan pakai sebagian area ladang dan aula malam hari, seperti biasa Fahmi dan Alisa tolong.." kata Andrew kepada mereka.

"Anggaran sponsor kemungkinan aman kan" kata Andrew ke Siti dan Siti membalas dengan ok.

"Buat acara nanti dipanggung..."

"Kaya biasa aja orang-orang suka drama dan tema tentang kisah cinta petani " kata rafel.

"Alay bet.." kata semua bahkan elric yang nguping disaat bersamaan anak buah elric Sebastian mengatakan, kalau ia sudah tidak bisa menahan dan mencoba menghapus data cctv robot seorang ahli itu, yang kemungkinan lagi tidak fokus dan disaat itu elric bertanya-tanya CCTV apa dan melihat lalat dari kejauhan dan benar perasaan tadi ada yang liat dan bergegas pergi serta hapus bukti dia nguping, dan katanya, didalam lagi pada fokus jadi harus nya bisa.

"Eh...dia dimana!! Dan (hilang!!! Ampun aku gagal fokus, hah ya sudah liat nanti lagi)" kata Rhidos.

"Kenapa hemm...Suah pergi dia?!" Tanya Rafel.

"Ya sudah pergi dan bukti hilang"

"Huhuhu kalah kau..." Kata rafel sambil ejek Rhidos dan beri sedikit tempeleng kepala Rafel serta langsung fokus lagi rapat, dan elric berhasil keluar sekolah dan langsung pergi balik menaiki motor nya.

"Ok rapat Sampai situ dulu..!"

"Oh... Andrew kamu nanti juga bakal drama ?"

"Liat aja nanti, lagian aku kan ketuplak nya takut jadi kacau kalau, ikut satu nanti drembet sama anak-anak buat ikut yang lain" kata Andrew dan yang lain tertawa lalu Andrew juga ikutan sebagai penutup rapat.

Di atas motor sport-nya yang tak begitu mencolok namun punya mesin garang, Elric melaju perlahan menyusuri jalan kecil di pinggiran sekolah. Angin sore meniup rambutnya yang sedikit acak-acakan, dan meski helm sudah menutup sebagian wajahnya, matanya tetap waspada, sesekali melirik kaca spion.

"Seperti nya tidak ada yang mengejar...pyuhhh.."

"Itu Rapatnya santai, penuh canda... tapi keamanan informasi mereka, sistem CCTV, dan komunikasi data internal... nggak main-main padahal sekolah nya cuman se nasional belum internasional tapi udah sekelas 6 sekolah internasional," pikir Elric sambil mengetuk-ngetukkan jari ke stang gas.

"Untung Sebastian langsung APUS pas kunci keamanan nya, lagi fokus rapat kalau ga bukti diriku disana banyak"

"Seperti nya aku harus mencoba lebih, dekat dengan mereka...karena mereka paling bisa bikin gagal rencana, apalagi Alice... termasuk salah satu dari mereka"

"Kira-kira apa ya, oh iya ada kegiatan menyenangkan apa itu es-es-eskul ya itu, biar terlihat dekat kita gabung eskul"

"Hahah awas kalian yang bikin diriku kaget, aku pasti yang akan menang"

Kata elric di motor dan Rhidos yang tiba-tiba bersin "haduh kaya nya ada yang ngomongin aku"

Andrew yang selesai rapat dan pulang terakhir lagi, tapi kali ini berbeda kali ini ia benar-benar sendiri tanpa Alice, dengan wajah murung sambil jalan tiba-tiba hatinya yang beku jadi hangat lagi karena melihat ia Alice sedang sendirian di taman , Alice hanya menatap langit yang mulai menguning, kedua tangannya memeluk tubuh sendiri, Ia tampak sedikit menggigil.

Andrew mendekat perlahan, lalu melepas jaket sekolahnya tanpa banyak bicara dan langsung menyampirkan ke bahu Alice. Gadis itu sedikit kaget, menoleh pelan, dan wajahnya seketika memerah.

"Ngapain di sini sendiri? Bukannya tadi izin pulang duluan?" tanya Andrew pelan.

Alice tersenyum tipis. "urusan di rumah udh selesai kok."

"Seserius lalu kenapa, kamu sampai nunggu di sini kedinginan?"

"Gak..juga Kadang... aku cuma pengen sendiri bentar. Tapi ternyata dingin juga ya, sore ini," jawabnya sambil mengeratkan jaket Andrew yang kebesaran di tubuhnya.

Andrew duduk di sampingnya. Mereka berdua terdiam sejenak. Tidak ada suara selain desir angin dan suara daun yang saling bergesekan.

"Eh... makasih ya," ujar Alice pelan. "udah mau wakil aku dan bicara lantang, jarang-jarang loh sampai suara berubah gini."

"Eh kok kamu tau.."

"Rhidos nge vidio in... Kamu dan kirim ke aku"

"Begitu ya (kerja bagus Rhidos)

Andrew hanya nyengir kecil. "Yah, soalnya... kalau acara panennya gagal, siapa nanti yang kena semprot? Kita-kita juga."

Alice tertawa kecil. "Tapi serius, aku suka kamu yang kayak tadi. Tegas tapi masih bisa ketawa. Bahkan suara berubah."

Andrew menggaruk tengkuknya, sedikit canggung. "Heh, jadi... kamu beneran nungguin aku?"

Alice tidak langsung menjawab. Ia menunduk sebentar lalu berkata lirih, "Kayaknya iya deh." Sambil sedikit senyum.

Seketika suasana jadi hening lagi, tapi bukan hening yang canggung. Lebih ke hening yang nyaman. Andrew melirik Alice sebentar. Ia tampak tenang, matanya menatap lurus ke depan.

"Ayo pulang, bareng aja," kata Andrew sambil berdiri dan mengulurkan tangan.

Alice melihat tangan itu sebentar, lalu tersenyum lembut dan meraihnya dan mereka pun jalan pulang bersama.

1
indah savitri
Lanjutkan ka
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!