NovelToon NovelToon
Annoying Wife

Annoying Wife

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Cinta Paksa / Romansa / Dijodohkan Orang Tua / Enemy to Lovers
Popularitas:11.2k
Nilai: 5
Nama Author: widyaas

Nayanika memang tidak pandai mencari kekasih, tapi bukan berarti dia ingin dijodohkan.

Sialnya, kedua orangtuanya sudah merancang perjodohan untuk dirinya. Terpaksa Naya menikah dengan teman masa kecilnya itu, teman yang paling dia benci.

Setiap hari, ada saja perdebatan diantara mereka. Naya si pencari masalah dan Sagara si yang paling sabar.

⚠️NOTE: Cerita ini 100% FIKSI. Tolong bijaklah sebagai pembaca. Jangan sangkut pautkan cerita ini dengan kehidupan NYATA.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon widyaas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

"Wahhh..." Mata Loli berbinar menatap hidangan di depannya. Lalu dia beralih menatap Naya yang sedang mengambilkan nasi untuk sang suami.

"Serius kamu yang masak, Nay?"

Naya menunjuk sayur bening buatannya. "Aku cuma masak ini," ujarnya.

Loli membulatkan mulutnya. Mungkin karena ada Sagara, jadi Naya hanya memasak itu saja.

"Hebat! Kapan-kapan ajarin aku dong!" ujarnya.

"Aku aja minta ajarin mama. Minta ajarin mommy mu aja sana."

Bibir Loli mencebik. "Mommy gak bisa masak. Masuk dapur aja langsung dimarahi daddy," katanya.

Mendengar itu, Naya melirik Sagara. "Kaya kamu, tuh!" cibirnya.

Sagara hanya menatap Naya sekilas, lalu kembali menyeruput kopinya.

Loli terkekeh geli melihat interaksi mereka. Satunya malu-malu, satunya malu-maluin. Pas sekali, pikirnya.

"Jadi pengen nikah," celetuk Loli tiba-tiba.

Naya tersenyum remeh. "Gak salah?"

"Hari ini pengen nikah, besok gak pengen nikah, terus besoknya lagi pengen pacaran," ujar Loli membuat Naya memutar bola matanya malas.

"Mau diambilkan juga?" tawar Naya pada Loli.

Loli menggeleng. Dia pun beranjak untuk mengambil makanannya sendiri.

Sagara dengan sabar menunggu kedua gadis tersebut. Dia tidak terlalu akrab dengan Loli, jadilah ia memilih diam menyimak keduanya.

"Selamat makan!" seru Naya dan Loli.

Sagara mengambil sendoknya dan mulai menyuapkan makanannya dengan tenang. Begitupun dengan Loli dan Naya. Mereka fokus makan tanpa berbicara.

Andai saja Loli sudah menikah, pasti akan lebih romantis kalau double date.

Malam harinya, seperti biasa Naya mengganggu Sagara yang sedang sibuk. Dia baru selesai bicara dengan Kejora lewat telpon tadi. Mama mertuanya itu mengkhawatirkan kondisinya. Naya baru tau kalau kemarin Kejora datang ke sini.

Dengan membawa nampan berisi secangkir kopi dan susu serta sepiring risol buatan pelayan, Naya memasuki ruang kerja Sagara.

Brak

Sagara mendongak saat mendengar suara nyaring itu. Dia mendapati Naya yang menyengir lebar ke arahnya.

"Tangan aku penuh, jadi tutup pintu pake kaki," ujarnya.

Sagara membiarkan Naya duduk di sofa, sedangkan dirinya sibuk di meja kerja.

Seolah kemarin tidak ada masalah yang menimpa mereka, keduanya terlihat tetap akur saat ini. Bahkan Naya yang sempat marah pun terlihat biasa saja dan tidak membahas yang dulu-dulu.

Tak mengganggu kegiatan suaminya, Naya pun duduk anteng di sofa sambil memakan risol yang masih hangat. Selain bakso, dia juga pecinta risoles. Sayangnya dia tidak bisa mengonsumsi makanan itu sering-sering.

"Mas, udah dulu. Kamu gak mau menikmati risol seenak ini?" tanya Naya. Dia menyuapkan risolesnya dengan nikmat, sengaja untuk menggoda Sagara yang menatapnya.

"Tunggu sebentar." Sagara kembali fokus pada ipadnya. Hingga tak sampai satu menit, dia sudah beranjak menghampiri Naya.

"Minum dulu kopinya, nanti keburu dingin," ucap Naya setelah Sagara duduk di sampingnya.

"Besok malam ikut aku ke acara anniversary pernikahan rekan bisnis papa," ucap Sagara. Dia mengambil cangkir kopi dan menyeruput isinya.

"Di mana? Jauh, gak?"

"Di hotel bintang lima yang dekat taman kota, kamu tau? Pasti tau. Kan kamu pernah ke taman kota buat ketemu—"

"Udah mulai suka nyari masalah ya kamu!" sela Naya. Matanya melotot tajam dan jemarinya mencubit pinggang Sagara.

Sagara terkekeh kecil karena merasa geli. "Fakta, kan?"

"Iya tau, fakta! Tapi gak usah dibahas, bisa? Aku lagi pengen hidup tentram tanpa ada drama," balas Naya. Matanya melirik sinis Sagara.

Sagara mengangguk saja. Dia mencium pelipis istrinya lalu mengambil satu risoles dan memakannya dengan tenang.

"Kamu tau pria itu?" tanya Sagara tiba-tiba.

"Siapa? Ngomong yang jelas, aku itu lemot orangnya!"

"Felix."

"Ohh." Naya meminum susu hangat nya sebelum melanjutkan. "Waktu itu kami ketemu di gerobak batagor. Terus dia minta nomor hp aku. Eh kemarin tiba-tiba ngajak ketemuan, katanya mau kasih oleh-oleh dari Bali."

Kening Sagara mengerut. "Gerobak batagor?"

Naya mengangguk. "Yang waktu itu kamu lagi rapat, ingat gak? Batagor aku, dia yang bayarin," jelasnya.

Seketika Sagara kepanasan. Dia menatap tajam Naya. "Kamu makan batagor yang dia bayarin?"

"Iya lah! Kan kamu sendiri yang lihat aku makan batagornya."

Di luar dugaan, Sagara tiba-tiba meraih tengkuk Naya hingga membuat si gadis terkejut bukan main. Bukan hanya sekedar memegang, Sagara juga sedikit mencengkram nya hingga membuat Naya hampir memuntahkan risol yang dia gigit.

"Muntahin batagornya! Muntahin, Naya!" Hampir saja tangan Sagara masuk ke dalam mulut Naya, untungnya Naya langsung mendorong tubuh suaminya menjauh.

"Apaan sih?! Kamu kira batagornya masih utuh di sini?!" Naya menunjuk perutnya. "Mikir dong! Kejadiannya udah lama juga! Gimana mau muntahin, aneh kamu! Kalau cemburu tuh waras dikit kenapa sih?" kesal Naya.

Entah apa yang ada di dalam pikiran Sagara sampai dengan tega hampir mencekik istrinya sendiri.

Sagara tidak menghiraukan omelan Naya. Dia malah bertanya lagi, "Oleh-oleh dari dia, kamu makan juga?"

"Iy—"

"SAGARA!" pekik Naya saat Sagara kembali meraih lehernya. Pria itu mengapit leher Naya dengan tangannya.

"Muntahin, Naya! Semuanya!"

"Iiihhhh!" Naya mendorong tubuh Sagara sekuat tenaga. Demi apapun, dia tidak tau apa yang terjadi pada Sagara sekarang ini.

"Gila kamu?!" Mata Naya melotot. "Kalau aku matti gimana, hah?! Main cekek-cekek aja!" kesalnya.

"Perasaan kamu itu kalem orangnya, kok bisa jadi brutal gini cuma perkara makanan! Mau KDRT ya?!"

Sagara memejamkan matanya. Dia menunduk seraya memijat pelipisnya.

"Apa lagi kali ini? Mau bilang 'Sayang, maaf, aku khilaf' gitu?" cibir Naya.

Tanpa mengelak, Sagara mengangguk. "Iya. Maaf, aku khilaf," katanya tanpa beban. Dia hendak memeluk Naya, tapi Naya lebih dulu menjauh.

"Gak usah peluk-peluk! Kebiasaan emang! Habis cari gara-gara mau peluk!" Naya meraih risoles dan mengunyahnya dengan brutal.

"Emangnya kamu mau aku potong tangan kamu yang udah nyentuh si cabe itu? Biar impas, kan?" lanjutnya. Matanya menatap tajam pria itu.

Sagara mendekati istrinya. Dia memaksa Naya agar memeluknya. "Maaf, ya?"

"Ogah!"

"Aku harus apa supaya kamu mau maafin?" tanya Sagara.

Inilah yang Naya tunggu-tunggu. Saatnya ia menguras uang suami.

"Traktir aku."

"Gak ada yang lain? Tanpa kamu minta, aku akan traktir kamu. Mau itu setiap hari, setiap detik, menit, jam—"

"Sombong amat!" Naya mencubit perut Sagara hingga pelukannya lepas.

Sagara terkekeh kecil. "Iya, maaf. Jadi, mau ditraktir apa? Aku transfer sekarang."

"No, no, no!" Naya menggoyangkan jari telunjuknya ke kanan dan kiri. "Aku mau kamu temani aku belanja besok. Sekalian cari gaun buat acara yang kamu maksud tadi."

Sagara terdiam sebentar untuk mengingat jadwal di kantor. Besok pagi ada pertemuan, lalu setelah makan siang ada rapat. Dan sisa waktunya hanya sore, mungkin jam empat.

"Besok jadwal aku padat, Sayang. Aku baru bisa istirahat jam empat sore, gimana? Gak apa-apa kita belanja jam segitu?" Sagara merangkul pinggang Naya, sedangkan sebelah tangannya dia gunakan untuk menyelipkan anak rambut perempuan itu.

"Terserah, kalau kamu gak capek, aku gas aja sih," balas Naya. Dengan santai dia memakan risolesnya lagi tanpa menghiraukan tangan Sagara.

"Oke. Besok belanja sepuas kamu. Malam ini list apa yang mau kamu beli, biar besok kita gak terlalu lama keliling di mall."

Naya mengangguk. Dalam hati dia tertawa puas.

Uang tidak bisa membeli kebahagiaan. Siapa yang membuat kata-kata konyol seperti itu? Jelas Nayanika sangat menentangnya. Uang adalah kebahagiaan, segalanya untuk hidupnya. Hidup tanpa uang itu sangatlah hambar.

bersambung...

Maaf telatttt

1
vj'z tri
😱😱😱😱😱😱. garaaaaa nanay di dorong 😭😭😭😭😭😭😭😭semoga debay gak kenapa Napa 😭😭😭😭 dasar lampirrrrrrrrrrrrrt 😡😡😡😡
kalea rizuky
naya kek bocah emaknya slah didik hadeh
vj'z tri
kau salah Felix telah mengganggu beruang hibernasi 😏😏😏😏 siapkan diri mu terima amukan nya gara 😤😤😤😤😤
vj'z tri
semangat Thor aku pada mu 🎉🎉🎉🎉🎉
erma irsyad
bikin deg deg n saja s Naya
vj'z tri
makarel siap siap kau merasakan amukan gara 😡😡😡😡😤😤di jadikan sarden kau 😏😏😏😏😏
yourheart
karamelllllll
dyarryy
tebak ending😏😏
Iren Nursathi
gantuuuung lanjuuut dong thor
vj'z tri
nay kamu di mana 😱😱😱😱😱🥹🥹🥹🥹🥹😭😭😭😭😭😭😭😭😭
vj'z tri
manfaatkan situasi yang ada ya nay 🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣 gimanaa muntah nya garaaaa batagor nya udah bersatu dengan darah dan kotoran nya pun sudah dibuang 🤣🤣🤣🤣🤣
Iren Nursathi
lagiiìiiii thor seruuuuuu
vj'z tri
lanjut Thor 🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
iiii gemes aku loh sama pasangan ini 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
vj'z tri
biang Lala nya Felix ini awas kamu ketemu akuh tak karungi terus tak lempar ke kali mati biar di bersihin sekalian ,mumpung lagi pada bersih bersih 😤😤😤😤😤
Iren Nursathi
up lagi thor makin seruuuu
vj'z tri
hadeuhhh nay nay lupa belum bilang gara pula kalau ketemu sama Felix 😅😅😅😅😅
vj'z tri
jangan ada 😭😭😭 di antara kita Thor 🥳🥳🥳🥳🥳🥳🥳
dyarryy: amannnnnn. semoga aku ga berubah pikiran nanti mwehehehehh
total 1 replies
Iren Nursathi
jangan gantung thor aku pinisiriiiin
dyarryy: sabarr yaaa🤭
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!