Setelah berselingkuh dan menikahi selingkuhan nya....2 tahun jalani hidup poligami dengan tidak ada keadilan,akhirnya kandas juga dengan ekonomi dan rumah tangga yang berantakan😭
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widianingsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 33
Dua minggu sudah Ahmad ikut dengan keluarga Ardi menemani kemana pun Ardi pergi. Setidaknya mengetahui tempat -tempat mana saja yang dikunjungi. Ahmad pun mengetahui rencana Ardi menikahi Wati janda beranak 2. Bahkan sudah lima kali Ahmad menyambangi rumah Wati,dan sudah mengenal anggota keluarganya. Ahmad pun sudah bisa menilai bagaimana keluarga Wati dalam keseharian walaupun hanya sedikit tapi sudah cukup membedakan antara keluarga Wati dan keluarga Nining. Wati yang dulu nya dinikahi duda kaya tak kekurangan apapun semua bisa terbeli membuat Wati dan keluarga nya sombong. Namun setelah diusir dari rumah megah pasca suami nya meninggal, kehidupan Wati kembali seperti orang kebanyakan,namun sifat sombongnya tak berubah.
Hari itu Ardi dan Ahmad ada dirumah Wati untuk membicarakan perihal acara lamaran antara Ardi dan Wati. Mereka menyiapkan daftar makanan apa saja yang akan disajikan untuk acaranya dan siapa - siapa saja yang akan hadir dari kedua pihak keluarga.
Hari lamaran pun sudah ditentukan dan dokumen untuk akad sudah 80 % lengkap.
Keluarga Wati sangat bahagia karena sebentar lagi ia akan resmi masuk dalam rumah tangga Ardi.
Ardi tidak tahu bahwa dibalik pernikahan keduanya nanti, akan ada mertua yang selalu ikut campur dan masih belum sadar juga jika Wati adalah perempuan licik yang hanya mengincar kekayaan Ardi.
Dari kejauhan Fatimah tersenyum licik melihat keakraban anak dengan calon menantunya yang sedang mengobrol di ruang tamu.
" Pah, nanti pakai baju batiknya warna maron yang kemaren kita beli di butik...awas jangan salah,nanti lupa "
"Terus ajak Syifa buat menyaksikan kita lamaran ,masa dari anak-anak papa nggak ada yang mau lihat papanya bahagia,'" sambil tubuhnya duduk bersandar ke tubuh Ardi.
"Iya sayang, pasti Syifa mau ikut, jangan khawatir,"
Ahmad yang sedari tadi ikut duduk di kursi tamu mereka risih dan malu melihat kedua orang didepannya yang sedang kasmaran.
'ahhh memalukan sekali um ku ini. Sudah punya anak banyak dan usia sudah setengah abad tapi kelakuan seperti anak ABG saja, ' guman nyaa
"Um ini sudah sore, katanya nanti malam dirumah ada ketemuan dengan pak RT, takut macet dan kemalaman ," ucap Ahmad memberanikan diri. Dia takut disalahkan jika tidak mengingatkan.
"Astaghfirullah, iya saya hampir lupa ," Ardi menepuk jidatnya.
" Kita pulang sekarang saja , semoga dijalan tidak macet," timpal Ardi.
Mendadak Wati memasang raut muka sedih dan tak mau ditinggal Ardi. Ahmad yang bisa merasakan akting Wati yang pura-pura minta perhatian lebih kepada Ardi hanya bisa diam .
" Sabar ya sayang, nanti kalau kita sudah resmi papa akan sering disini, biar sayangku ada yang menemani terus " sambil merangkul pundak Wati mengajaknya untuk bangkit dari kursi.
"Oh yaa, papah pulang sekarang saja....nenek kemana ?" tanya Ardi hendak pamit
" Loh mau kemana nak Ardi ?" suara bebek mengagetkan Ardi yang tiba-tiba muncul dari teras sambil menggandeng si dedek.
Melihat Ardi yang sudah berdiri didepan pintu, segera saja si bungsu anak Wati manja minta digendong.
" Papah mau kemana ?"
"Aku boleh ikut ya ? " tanya nya.
" Papah mau pulang dulu, tapi nggak lama balik kesini lagi kok"
" Dedek jagain mamah aja ya, jangan nakal ,!"
" Nggak! Aku mau ikut papah !' bocil tidak mau turun ketika Ardi berusaha untuk menurunkan nya, balita itu malah makin memeluk erat tubuh Ardi dan menangis kencang.
Seolah keluarga itu kompak untuk menahan Ardi agar tidak pulang.
Tak tega dengan anak kecil apalagi statusnya anak yatim, akhirnya Ardi pun berinisiatif mengajak jalan ke minimarket sekedar membeli makanan ringan dan es krim .
Wajah anak kecil itu langsung ceria ketika mendengar nama minimarket dan es krim. Segera saja tangis usai berganti dengan senyuman lebar dan bocil pun minta turun dari gendongan Ardi lalu berlari menghampiri mobil . Ahmad memencet remote tak kala anak itu menarik -narik pintu dengan sekuat tenaga.
Ardi duduk didepan memangku balita itu, sedangkan Wati dan ibunya di jok tengah. Ahmad membawa mobil dengan pelan karena banyak anak-anak kampung bermain dijalan yang memang jarang dilewati mobil.
Yang tadinya ingin membeli Snack demi menenangkan balita, ternyata Wati dan ibunya malah berkesempatan belanja yang mereka suka .Tapi Ardi tak mengeluh, dengan santainya ia membayar 4 kantong kresek besar belanjaan Wati. Entah apa yang mereka beli Ardi tak bertanya, baginya kebahagiaan Wati dan keluarga adalah lebih penting.
Dasar Ardi, bucin yaaa.
Setelah mengantar pulang kembali kerumah, Ardi dan Ahmad langsung pamit dan bersalaman.
Tak lupa mencium kening Wati tanda kasih sayang Ardi yang tak main-main.
Da dah !!!
dan lebih mapan bisa memberikan
serba kecukupan dlm segalax
hidup hanya sekaali jd jangan sia2kan
hidup mu hanya untuk menderita lahir dan batin mu...tinggalkan masa lalu ..
berpisah ,itu lebih baik..
sebaik x berpisah itu lebih baik untuk kesehatan batin mu..
tinggalkan masa lalu ,maju untuk msa depan mu ning...
klo ardi bisa adil ,bisa berikan serba kecukupan ,kebahagian ..
klo gk bisa mendingan pisah itu lebih baik ,
ning ,dri pd menderita batin ning...
thor aq dukung ning pisah
dan dapat pengganti. yg lebih baik dri segalax ..ning bahagia tenram damai
bersama kehidupan barux
ko ad ya sodara mendukung untuk menikah lg ,mendingan ning berpikir dengan akal sehat mau maux di duakan ...
thor buat ning tinggalkan ardi ,dan menemukan orang yg lebih baik segalax ..