Dijodohkan Dengan Gadis Patung Es

Key menatap wajah istrinya yang habis meneriakinya karena Key menggoda istrinya. Key menyunggingkan senyumnya saat dia melihat wajah malu-malu istrinya.

"Aku tidak akan berhenti sampai kamu memberikan aku jatah." Ucap Key sambil menarik lagi pinggang Biola kepelukannya.

Biola terus berusaha menjauhkan tubuhnya dari tubuh suaminya yang terus memeluknya.

"Key berhenti, aku gak sanggup lagi. Sepertinya penyakit jantungku semakin parah." Ucap Biola sambil tertunduk merasakan jantungnya yang berdebar sangat cepat saat Key memeluknya dan mengatakan kata-kata yang begitu vulgar.

Perkataan Biola sontak saja membuat Key panik dan mendudukan tubuhnya dan tubuh istrinya saling berhadapan dengan raut wajah yang sangat panik.

"Apa? Apa kamu punya penyakit jantung? Kenapa kamu gak bilang sama aku? Apa semalam penyakit jantungmu kambuh sehingga kamu menangis? Seharusnya kamu bilang sama aku kalau kamu sakit jantung. Sehingga kita bisa mengobati penyakit jantungmu sayang." Tanya Key memberikan seberondong pertanyaan kepada istrinya.

"Bukan seperti itu Key. Maksudku itu.... ah aku susah menjelaskannya." Ucap Biola yang tampak bingung sendiri.

"Apa? Kamu jangan buat aku panik sayang." Tanya Key menyengitkan dahinya bingung tapi tetap khawatir tingkat tinggi.

"Itu... jantungku terus berdebar cepat saat berdekatan denganmu. Aku sendiri belum sempat ke dokter jadi aku masih belum yakin apa itu penyakit jantung atau bukan. Tapi akhir-akhir ini penyakitnya sepertinya tambah parah." Ucap Biola dengan polosnya yang membuat Key tertawa terbahak-bahak.

"Ihh.. kok kamu malah ketawa si!" Kesal Biola saat melihat suaminya yang tadinya panik malah tertawa seperti orang gila.

"Hahaha..... Kamu ini kalau diluar terlihat dingin dan cuek. Tapi didalam hatimu ternyata sangat polos." Ucap Key sambil tertawa.

Biola mengerucutkan bibirnya saat mendengar perkataan dari suaminya.

"Dingin dan cuek apa nya? Mereka aja yang ngaggep aku kayak gitu. Orang aku gak ngerasain tuh." Ucap Biola yang tak merasa kalau dia dingin dan cuek kepada orang lain.

"Iya... iya... istriku itu gak dingin dan gak cuek kayak patung es tapi kayak olaf difilm frozen. Hahahaaa.." Tawa Key semakin renya setelah mengucapkan kata-katanya.

"Au ah aku mau mandi." Ucap Biola ngambek sambil menarik selimutnya lagi.

"Ok.. ok.. aku salah. Aku minta maaf." Key menarik tangan Biola dan meletakan tangannya diatas dada bidangnya.

"Key, kamu apa-apa si?" Gerutu Biola sambil berusaha menarik tangannya dari dada bidang suaminya.

"Rasakan, rasakan jantungku yang berdebar cepat seperti yang kamu bilang penyakit jantung itu." Ucap Key terkekeh pada saat mengingat ucapan istrinya.

Biola tertegun pada saat merasakan debaran jantung Key yang sangat cepat sepeti jantungnya.

"Kau punya penyakit jantung juga?" Tanya Biola polos yang lagi-lagi membuat Key terkekeh.

Sungguh istrinya itu ternyata sangatlah polos.

"Ya, ini memang penyakit. Tapi bukan penyakit jantung. Melainkan penyakit yang selalu menimpa kepada orang yang jatuh cinta." Jelas Key sambil menahan tawa.

Biola yang mendengar penyataan Key jadi tambah merona karena jelas dia sangat tau apa itu arti dari kata cinta tapi karena selama ini dia tidak memiliki atau tidak pernah mengeluarkan segala macam emosi didalam dirinya jadi membuatnya tidak tahu apa yang ia rasakan itu adalah cinta.

Key yang melihat istrinya malu-malu pun jadi tersenyum.

"Akhirnya kamu mencintai aku juga sayang. Yah walau pun kamu belum mengucapkannya tapi itu tidak penting. Yang lebih penting adalah kamu bisa menerima aku didalam hidupmu. Walau kamu tidak mencintai aku pun aku tidak keberatan, asalkan aku mencintaimu itu sudah cukup dan soal cintamu kepadaku aku akan selalu menantinya sayang." Ucap Key didalam hati.

"Kau sudah mulai menyukaiku sayang, sama seperti aku yang sudah mencintaimu sebelum pernikahan kita berlangsung." Ucap Key dengan nada serius sehingga membuat Biola tambah tersipu dengan ucapan suaminya.

"Apa benar yang kamu katakan Key? jika kamu sudah mencintaiku sebelum pernikahan kita." Biola menatap Key dengan serius.

"Iya, aku sudah mulai mencintaimu sebelum hari pernikahan kita." Key menggenggam tangan Biola dan menatap mata istrinya dengan serius.

"Ta... tapi kamu gak akan menikah lagi kan?" Tanya Biola ragu-ragu. Ia masih mengingat perkataan Key yang akan menikahi pacarannya walaupun dia sudah menikah dengan Biola. Yah walau itu hanya akal-akalan Key dulu untuk membatalkan perjodohannya. Meski pada saat itu Biola terlihat cuek dan tak peduli tapi entah kenapa akhir-akhir ini dia selalu kepikiran tentang hal itu.

"Siapa yang bilang seperti itu? Aku juga memiliki komitmen ku sendiri dan aku mau menikah sekali seumur hidup." Key terkekeh melihat ekspresi Biola yang tampak takut dengan rumah tangganya.

"Kamu.." Biola menunjuk Key yang sedang tertawa mendengar pertanyan istrinya.

Key yang ditunjukpun membelalakan matanya tidak percaya.

"Aku? Kapan aku mengatakannya?" Tanya Key tak percaya.

"Waktu kau nganterin aku pulang keasrama saat acara lamaran." Ungkap Biola yang membuat Key lagi-lagi terkekeh.

Key mengacak rambut istrinya gemas. Dia tidak pernah menyangka kalau akal-akalan nya akan dianggap serius oleh istrinya. Padahal waktu itu dia tidak menganggap serius ancamannya kepada Biola tapi Biola menganggapnya serius.

"Waktu itu aku hanya ingin menggeretakmu untuk membatalkan perjodohan kita dengan membuatmu tersakiti dengan ucapanku.Tapi sekarang lain lagi ceritanya, karena sekarang aku sudah mulai mencintaimu. Kamu telah merubah hidupku dan kamu juga yang telah membuat aku mengenal apa arti dari kata cinta sejati. Aku berjanji tidak akan menikahi orang lain selain istriku yang selalu beruba-rubah dari dingin jadi es krim seumur hidupku." Ucap Key terkekeh ia mencubit kedua pipi istrinya yang tampak menggemaskan.

Deg...

Jantung Biola lagi-lagi berdebar sangat cepat mendengar perkataan Key yang sama persis dengan janji yang ada didalam surat yang ia baca dirumah pohon.

"Bisakah aku menganggap ini semua nyata? Bisakah aku menyimpulkan semua pertanyaan dan orang yang selama ini kucari dibenakku adalah kamu? Aku harap itu memang kamu Keynan Kristian. Meski kita tidak bisa mengingat masalalu kita tapi aku berharap kita akan bahagia dimasa depan." Ucap Biola dalam hati sambil memeluk erat suaminya.

"Sayang?" Ucap Key sambil memeluk erat tubuh istrinya yang memeluknya erat.

"Hmm.." Jawab Biola didalam pelukan suaminya.

"Jangan seperti ini, aku sudah tidak kuat lagi. Apa lagi pakaian kamu yang seperti ini. Sayang aku jadi ingin mengulangi yang semalam." Goda Key melanjutkan deramanya. Biola yang mendengar ucapan suaminya langsung tersadar dan langsung mendorong dada bidang suaminya.

"A _ aku mau ke kamar mandi." Ucap Biola malu-malu sambil menarik selimut yang ada dikasur dan melilitkannya kepada tubuhnya yang hanya menggunakan pakaian dalam saja dan berlari kekamar mandi.

Key turun dari tempat tidur dan mengambil jubah mandi yang ada didalam lemari sambil terkekeh melihat tingkah istrinya yang menggemaskan.

"Sayang kok kamu malah pergi. Kamu kan belum ngasih aku jatah pagi sayang." Teriak Key diluar pintu kamar mandi yang dikuncil oleh Biola sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi.

Biola yang mendengar teriakan Key hanya bisa menunduk dan menyandarkan tubuhnya dibalik pintu yang diketuk-ketuk oleh suaminya.

"Baiklah kalau begitu sayang, tapi nanti malam aku gak akan membuatmu bisa bangkit dari tempat tidur." Key terus membuat derama dipagi hari hanya untuk menggoda istrinya agar istrinya tidak larut dalam kesedihan seperti kemarin sore.

Setelah dirasa sudah puas mengerjai istrinya, akhirnya Key pun berhenti mengetok pintu kamar mandi.

Key melihat sebuah kotak kecil berwarna hitam diatas nakas. Ia jadi teringat kalau kotak itu yang dibawa oleh istrinya, dia jadi penasaran dengan kotak kecil berwarna hitam yang sangat pamiliar baginya.

"Kotak apa itu?" Gumam Key sambil meraih kota berwarna hitam itu namun ponselnya tiba-tiba berbunyi sehingga membuatnya mengurungkan niatannya untuk mengambil kotak itu.

"Iya ada apa?" Tanya Key dinggin pada saat mengangkat teleponnya yang ternyata dari Devin, asisten pribadinya.

"Lo kalau ngomong sama gue tuh jangan kayak sama bawahan lo dong." Perotes Devin dari serbang sana.

"Lah.. emang lo bawahan gue. Cepet ngomong ada apa?"

Devin benar-benar kesal dengan ucapan atasan, sahabat dan saudaranya itu yang selau bersikap dingin kepadanya.

"Iya deh pak boss, gue cuman mau ingetin lo jangan karena penganten baru lo jadi diem dikamar mulu. Karena besok lo akan di umumin sebagi CEO baru diperusahaan keluarga Kristian. Karena Bokap lo mau pensiun dan mau bulan madu lagi sama nyokap lo. Siapa tau aja lo dapet adek. Hahaha..." Jelas Devin sambil tertawa diserbang sana. Sungguh dia selalu ingin mengerjai sahabat + bos nya yang sangat dingin jika sama kariawannya.

"Sialan lo! Gue potong gaji lo tau rasa lo." Ancam Key sambil menggerutu.

"Lo gak akan lakuin itu." Balas Devin masih dengan tawanya.

"Awas lo, gue.....  ...."

Tut.....

Tut.....

Tut.....

Sambungan telepon dimatikan secara sepihak oleh Devin.

"Awas lo Devin, gue kirim lo ke Aprika." Teriak Key sambil membanting ponselnya kearah tempat tidur.

___________________________

**Terima kasih guys yang udah mau dukung Novel author yang gaje ini. Semoga kalian terhibur dengan Novel ini.

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian 😘**