Terpaksa Memilih Jadi Janda Muda

Kini satu persatu keluarga besar Alesha serta tamu undangan mulai menuju ke pelaminan untuk memberikan ucapan selamat atas pernikahan mereka.

Keluarga kecil Meera adalah rombongan yang paling dulu memberi ucapan pada Alesha. Dia memeluk adiknya dengan haru. Dalam hatinya dia berdoa semoga adiknya itu selalu bahagia dengan pernikahan baru nya.

"Selamat untuk kalian, kakak doakan semoga cepat diberi momongan" ucap meera tersenyum dengan tulus. Membuat Alesha kikuk dan merasa bersalah. Karena sampai saat ini kakaknya belum mengetahui perkara kehamilan nya.

"Aamiin.. terimakasih kak doa nya. Kakak juga jaga kesehatan. Jaga calon keponakanku satu ini." ucap Alesha sembari mengelus lembut perut Meera yang masih terlihat rata.

"Tentu saja. Dan maaf lesha. Kakak kaya nya harus pulang sekarang. Kasihan Kelvin udah kecapekan." ucap Meera mengelus punggung putranya yang berada di gendongan Raffi.

"Huh, sayang sekali. " ucap Alesha cemberut.

"Kita bisa kumpul lagi nanti." ucap Meera tersenyum tipis sembari mengalihkan pandangannya kearah Raffi yang sedari tadi hanya diam memperhatikan Alesha.

ekhemm!

Suara deheman Daniel membuat Raffi tersadar. Dia mengulurkan tangannya pada alesha.

"Selamat atas.._" ucap Raffi terpotong oleh suara bariton Daniel.

"Terimakasih atas ucapan selamat nya " sahut Daniel dengan cepat sembari menyambut uluran tangan Raffi dengan singkat. Tak akan Daniel biarkan pria dihadapannya itu menyentuh miliknya.

Daniel tersenyum sinis, dia merengkuh pinggang Alesha dan mencium pipi istri nya. Membuat Raffi terlihat jengah dengan pemandangan didepannya.

"Ayo, kita pulang." ucap Meera berusaha untuk mengontrol suaranya agar terdengar lebih ramah. meski hatinya saat ini tengah marah melihat Raffi yang sebegitu nya menatap Alesha.

Perasaan bumil satu ini sangat sensitif, walaupun Meera sudah mencoba meyakinkan diri tidak mencintai Raffi. Tapi hatinya tidak bisa berbohong. Ada rasa cemburu yang terselip disana kala melihat tatapan Raffi pada alesha yang masih terdapat pancaran cinta di dalamnya.

Setelah berpamitan pada mom Dila dan dad fatan, Meera dan keluarga kecilnya langsung berlalu keluar dari ballroom tersebut.

Disepanjang perjalanan ke rumah, hanya keheningan yang tercipta. sesekali Meera menanggapi celotehan Kelvin yang duduk disampingnya. Hingga mobil yang dikendarai oleh Raffi tiba dihalaman rumah yang sudah tiga tahun lebih menjadi tempat tinggal nya bersama Raffi.

Meera bergegas turun saat mobil Raffi sudah berhenti. Dia membantu putranya turun dengan hati hati. Selang beberapa menit, Raffi tak kunjung turun . Meera yang sudah tidak mau memperdulikan Raffi pun memilih masuk lebih dulu dengan putranya.

hingga saat mendengar suara mobil yang kembali dikemudikan oleh Raffi bergerak keluar dari halaman rumahnya, membuat Meera menghela nafas panjang. Tak ingin menambah beban pikiran, Meera memilih abai dan tak perduli apapun yang Raffi lakukan.

*

*

*

Kembali ke ballroom hotel, Alesha yang sudah selesai menyambut ucapan selamat dari para tamunya, kini wanita itu tengah merebahkannya tubuh nya diatas ranjang dikamar pengantin yang sudah disiapkan.

Alesha lebih dulu meninggalkan acara pernikahan meski para tamu masih banyak disana. Sebab Daniel menyuruh dirinya untuk langsung istirahat setelah lama berdiri menyambut tamu.

Huh!

Alesha menghembuskan nafas kasar. Matanya terpejam menikmati empuknya ranjang berukuran besar itu. Tak ada yang tahu bahwa jantung wanita hamil itu tengah berdebar debar. Alesha terus mencoba membuang nafas nya dengan panjang. berharap dia bisa sedikit lebih relaks menghadapi apa yang akan terjadi malam ini.

"ah, ya ampun! aku sudah seperti anak perawan." gumam Alesha berdecak sebal. Alesha merutuki tingkah nya yang barangkali terlalu berlebihan.

Tapi semakin Alesha mencoba untuk tenang, Alesha justru semakin gugup dan panik.

"Ah, tidak! Seperti nya aku harus mandi sekarang juga. Dan jangan lupa membawa pakaian ganti." gumam Alesha berusaha untuk melakukan apapun agar tidak ada drama gugup saat membuka pintu, ternyata ada Daniel yang sudah berada didalam kamar. Hahaha seperti nya Alesha sudah mengambil pelajaran saat kejadian antara dia dan Raffi. Namun , belum juga Alesha masuk kedalam kamar mandi. Pintu kamar nya lebih dulu terbuka dari dalam.

Ceklek.

Klek!

Deg!

Alesha menoleh kearah pintu saat mendengar suara pintu dikunci. Ternyata Daniel yang menjadi tersangka. Pria yang tampak begitu gagah itu berjalan mendekat kearah Alesha yang mamatung dalam posisi jongkok di depan kopernya.

"Sweetie?" panggil Daniel dengan suara yang terdengar begitu lembut. persis seperti bisikan iblis tampan yang membuat bulu kuduk Alesha berdiri.

"Sweetie? are you oke? kenapa jongkok terus dari tadi?" tanya Daniel dengan khawatir.

"Aa..aku tidak papa. " jawab Alesha dengan terbata Karena gugup. Namun Daniel malah menyalahkan artikan rasa gugup Alesha. Daniel pikir Alesha nya itu benar benar sedang tidak dalam keadaan baik.

"sayang, jangan jongkok terus seperti ini. Nanti anak kita terjepit." ucap Daniel yang langsung mengangkat tubuh Alesha ala bridal style. Daniel membawa istrinya menuju keranjang yang mana membuat Alesha bertambah gelisah.

"tu.. turunkan aku Daniel. aku bisa sendiri." ucap Alesha dengan gugup. Namun ucapan alesha tidak diidahkan oleh Daniel. Pria tampan itu tetap membawa Alesha ke arah tepi ranjang. Daniel mendudukkan Alesha ditepi ranjang. Pria itu berlutut didepan istrinya.

Sedangkan Alesha semakin gugup kala Daniel menatap dirinya dengan intens. Menatap wajah tampan Daniel dari dekat ternyata membuat kesehatan jantung nya terganggu.

"Sweetie, kita sudah sah menjadi sepasang suami istri. Mulai sekarang kamu harus terbiasa dengan keberadaan ku. Katakan apapun yang ingin kamu katakan. Terbukalah padaku. Aku berharap meski pernikahan kita karena sebuah accident dan sangat mendadak, besar harapan ku agar kamu mau menerima pernikahan ini dengan tulus."

"Dan satu hal yang perlu aku katakan. Aku Mungkin bukan laki laki yang kamu harapkan, aku punya masalalu yang buruk. Tapi semenjak kita bertemu, aku mencoba untuk berubah. Aku hanya meminta agar kamu percaya saja padaku. Jika kedepannya ada kejadian seperti waktu dibutik, aku harap kamu mau menyelesaikan nya dengan kepala dingin." ucap Daniel panjang lebar.

Ucapan nya terdengar tulus, bahkan tampak bersungguh sungguh. Membuat Alesha terharu mendengar nya. Tak lama Alesha mengangguk kepalanya menanggapi ucapan Daniel. membuat Daniel tersenyum bahagia, dan langsung mengecup kening dan bibir Alesha dengan lembut.

Kecupan itu berubah menjadi lumatan lembut yang memabukkan, Daniel tersenyum disela ciuman nya. Bibir Alesha seakan sudah menjadi candu untuknya.

Alesha sendiri mulai terbuai dengan sentuhan lembut suaminya, meski Alesha tahu jika belum ada cinta diantara mereka. Tapi Daniel sudah sah menjadi suaminya yang mana artinya Alesha harus siap melayani lahir dan batin.

Disela ciuman mereka,Alesha juga Daniel sama sama berharap agar cinta akan segera hadir dalam pernikahan mereka. Ciuman itu terus berlanjut, hingga kini Alesha sudah terlentang di ranjang besar itu. Daniel juga dengan cekatan melepas jas dan melemparnya entah kemana.

Daniel kembali mengungkung tubuh Alesha dengan posesif. Tangan nya merayap ke punggung Alesha mencari pengait gaun pengantin yang dikenakan istri nya. dan setelah berhasil Daniel langsung membantu Alesha meloloskan gaun itu dari tubuh istrinya.

Daniel bersiap mencumbu Alesha, namun baru beberapa saat aksinya terpaksa berhenti saat mendengar ucapan istrinya.

"Daniel! hentikan!!!!" ucap Alesha dengan panik. saat menyadari ada yang kurang dalam dirinya.

*

*

*

Terimakasih sudah mampir ❤️

Subscribe karya ini,

Beri rating, vote, like dan komentar kalian 🤗🤗 Jangan lupa saweran kopi dan bunganya 🤪🤪

Thank you ❤️