Seorang gadis berusia 23 tahun bernama Aleta Quenby Elvina yang biasa dipanggil Vina ini memiliki jiwa kepemimpinan dan suka menolong dalam bidang kesehatan. ia seorang dokter muda yang memiliki talenta dalam ilmu kedokteran hingga ia bertemu dengan dengan orang yang sangat menyebalkan itu. mau tau selengkapnya mari simak bersama.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon carlin_ar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
🌼 HAPPY READING 🌼
______
Aku merasa sangat tidak berguna. Di sana ada yang membutuhkan pertolongan ku.
[ Halo kak, tangan aku sedang luka, jadi aku tidak bisa melakukan operasi itu ]
[ Ya.. terus bagaimana? Aku sudah siapkan ruang operasi yang kamu perintahkan. Ya sudahlah biar aku tunda saja operasi ]
Adam menutup telefon sepihak dari nada bicara Adam ada sedikit kekecewaan. Membuat Vina semakin bersalah.
" Bagaimana tanggapan Adam? " Tanya Nisa yang melihat raut wajah Vina kurang menyenangkan untuk dilihat.
" Kak Adam sudah siapkan ruang operasi " ucap Vina tidak menyadari kalo air matanya menetes. Sedih rasanya tidak bisa menjalankan janjinya sebagai dokter.
Haikal berdiri mendekati Vina yang menundukkan kepala. Menarik Vina kedalam dekapannya mengelus punggung Vina. Tidak ada suara hanya ada isakan, ia berusaha untuk tidak menangis dan hanya Haikal yang mengetahui itu.
Haikal tidak mendengar isakan, perlahan-lahan melonggarkan pelukannya pada Vina. Mata Vina membulat melihat baju Haikal basah akibatnya.
" Maaf " ucap Vina merasa bersalah.
" Tidak papa kok " ucap Haikal mengacak rambut Vina yang sudah tertata rapi.
" Ehem " dehem Nia yang merasa di abaikan begitu juga dengan Nisa tapi, tidak di hiraukan oleh Haikal dan Vina.
" Biar aku yang mengantikan kamu operasi itu " ucap Haikal, apa salahnya dia. Dia juga seorang dokter.
" Serius kak, betul ini? Tidak bohong, kan? " Tanya Vina kurang yakin dengan ucapan Haikal.
" Iya Vi " jawab Haikal.
" Vina bukannya kamu punya baju yang ukurannya besar-besar, kan. Coba kasih Haikal mungkin ada yang cukup " usul Nisa.
" Ide bagus kak. Tapi, cukup tidak dengan badan Haikal yabg besar begini " ucap Vina sambil menunjuk badan kekar Haikal.
" Coba dulu " ucap Nisa.
" Oke " Vina berjalan meuju kamarnya membuka almari pakaian yang terlipat rapi sesuai warna dan jenis. Ia berjongkok melihat rak almari paling bawah karena rak bagian bawah itu untuk pakaian yang over size. Mengambil kaos lengan pendek berwarna putih.
Ceklek
Haikal membuka pintu kamar Vina dengan tangan memegang tas berwarna hitam. Menaruhnya di atas ranjang Vina. Mengambil beberapa barang yang akan ia pakai.
" Vi, pinjam kamar mandi ya " ucap Haikal.
" Ini handuknya, kak. " Ucap Vina memberikan sehelai handuk putih pada Haikal yang sudah menuju pintu kamar mandi. Vina kembali memperhatikan setiap lipatan pakaian yang ada di almarinya. Mencarikan switer untuk Haikal, tapi entah di pake atau tidak oleh Haikal.
Sambil menunggu Haikal, Vina mengurut jarinya yang terasa kaku dan dingin. Sesekali ia menekan perbannya. Ia pengen tau masih sakit atau tidak, Tapi ternyata masih sakit. Vina terus memperhatikan tangan kirinya sehingga tidak menyadari kalo seseorang sedang menatapnya.
" Apa tangan mu sakit lagi? Jangan terlalu banyak gerakan tangan mu, Vi. Biar cepat sembut! " ucap Haikal sambil memakai kaos yang Vina siapkan untuknya. Terlihat pas di badan Haikal.
" Masih sakit. Ngomong-ngomong soal kemarin, kenapa Kaka bisa kembali ke sini lagi. Padahal kemarin sudah pulang " ucap Vina teringat dengan kata-katanya sebelum Haikal pulang kemarin.
" Nisa telfon aku, makannya aku bisa di sini lagi " jawab Haikal.
" Kak! Maaf ya,, kata-kata aku kemarin, pasti sangat sakit ketika aku bilang begitu sama Kaka. Aku sangat merasa bersalah kak. " Ucap Vina merasa sangat bersalah.
" Kalo aku maafkan kamu apa yang aku dapat? " Tanya Haikal.
Vina berpikir sambil mengetuk-ngetuk dagu dengan jari telunjuknya. " Ntah? Kaka mau apa jadi? ".
" Yakin, mau tahu apa mau aku? Kalo aku sudah sebut tidak ada penolakan. Ini sama-sama menguntungkan bagi aku dan kamu. Bagaimana? " Ucap Haikal.
" Jangan deh kak. Aku takut permintaan Kaka aneh-aneh." Ucap Vina.
Haikal berlari keluar dari kamar Vina dengan wajah yang bahagia sebelum ia tadi keluar ia menyempatkan diri mengecup kening Vina dengan cepat membuat Vina di dalam kamar terduduk diam seperti patung.
Muka Vina memerah setelah mendapatkan kecupan di kening. Sentuhan bibir Haikal di keningnya dengan lembut membuat tubuhnya sedikit menegang dan merasa kepanasan.
~
Di sebuah kamar hotel bintang lima terlihat baju berserakan dimana-mana. Terlihat satu pasangan suami istri di balik selimut putih saling berpelukan tanpa sehelai benang pun yang melekat di tubuh mereka. Sinar matahari malu-malu mengintip jendela satu pasangan itu. Tapi apa boleh buat tugasnya hany menyinari seluruh dunia termasuk kamar hotel itu.
Tasya mulai menggeliat tidak menyadari kalo selimut yang ia pakai sudah melorot dan memperlihatkan aset yang berharga bagi dirinya. Badannya terasa remuk yang di sebabkan oleh suaminya sendiri. Permainan yang tadi malam mereka berdua mainkan sangatlah panas dan menguras tenaga. Serasa enggan untuk meninggalkan ranjang empuk, tapi badan lengket membuat ia merasa tidak nyaman. Perlahan-lahan mengangkat tangan Vano yang melingkar di pinggang rampingnya bukannya terbebaskan dari tangan kekar Vano malah makin erat.
" Mas,, bangun sudah pagi, kalo tidak mau bangun lepas dulu tangan kamu. Aku mau mandi badan ku lengket banget tidak nyama untuk tidur. Mas! " Rengek Tasya.
" Morning kiss " pinta Vano.
Cup
Tasya mengecup bibir Vano dengan lembut sambil mengelus-elus rahang Vano. Vano langsung berdiri di samping ranjang sambil menarik selimut spontan memperlihatkan tubuh Tasya polos tanpa sehelai benangpun.
" Apa aku seliar itu? " Tanya Vano melihat sekujur tubuh Tasya penuh dengan tanda kepemilikan yang dia buat.
" Selalu " satu jawab dari yang menutupi aset berharganya dengan kedua tangannya.
" Aku pintar sekali dalam karya ini. Kalo dulu ada lomba kayak gini di waktu sekolah dulu aku pasti juara satu " ucap Vano bangga dengan hasil karyanya di tubuh Tasya.
" Tidak akan sekolah yang mau terima kamu, mas. Aku yakin sebelum kamu mendaftarkan diri sudah di usir duluan " ejek Tasya.
" Mau apa kamu, mas? " Tanya Tasya melihat Vano mendekatinya.
" Kamu tidak mau mandi terus ngapain bangunin aku. Apa kamu mau main sekali lagi? Baiklah " ucap Vano.
" Tidak mas! Aku tidak sanggup, kamu tega banget lihat istri kamu duduk di kursi roda. Tega kamu, mas. " Ucap Tasya badan sangat remuk dan bangkit dari ranjang saja tidak bisa, apa lagi berdiri.
" Jadi kita mandi bareng, makan bareng, lanjut tidur bareng dan bareng terus sampai rambut aku dan rambut kamu putih "ucap Vano sambil mengangkat badan Tasya ke kamar kamar mandi.
" Makin sayang deh sama kamu, mas " ucap Tasya mengecup bibir Vano.
" Jangan goda aku deh " tegur Vano gairah mulai bangkit dan entah mengapa ia tidak pernah bosan dengan Tasya, malah jadi candu bagi dirinya sendiri.
____
Jangan lupa like dan komen 💙
Vote juga jangan lupa🤗
Ig: carlin_ar🤭
salam hangat🌼.
Note : Maaf ya... author lagi di festival mangga jadi lama update. sekali maaf^_^