Keina Arlova, terpaksa menjadi pemuas nafsu seorang pelanggan di cafe tempatnya bekerja yang bernama Calvin Alexander si cassanova yang sudah sering berganti wanita untuk menghangatkan ranjangnya. Itu semua terjadi karena Keina tak sengaja berhutang uang jutaan rupiah pada Calvin.
" Loe hanya wanita penghangat ranjang gue! tapi meski begitu ada satu hal yang harus loe ingat. Loe dan tubuh loe ini hanya milik gue! tak ada satu pria pun yang boleh menyentuh loe, termasuk kekasih loe itu. - Calvin
" Apa kamu sudah gila, Kak ? Dia itu pacar aku, meskipun kamu memiliki tubuhku tapi hatiku tetap miliknya. -Keina
Sebenarnya kesalahan apa yang membuat Keina berhutang pada Calvin. Lalu akankah hubungan Keina dengan sang kekasih bisa dipertahankan? atau memilih menuruti kemauan sang cassanova?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShiNe, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perang dingin
Satu bulan telah berlalu. Setelah kejadian malam pengakuan Calvin pada Keina, keduanya menjalani hidup sebagaimana mestinya seperti orang normal lainnya.
Hanya saja Keina masih belum menyetujui untuk menikah dengan Calvin, karena dirinya belum siap terlebih usianya masih 19 tahun dan juga ia harus menyelesaikan hubungannya lebih dulu dengan Gevan, meski kini perlahan perasaannya pada pria itu mulai terkikis dan tergantikan dengan Calvin namun nyatanya mencampakkan dan menyakiti hati Gevan bukanlah hal yang mudah untuknya.
" Keina! ini maksudnya apa? masih berhubungan sama Gevan? " tanya Calvin dingin. Ia melirik penuh permusuhan ke arah Keina yang saat ini sudah berhenti menonton TV.
" Ka-kakak meriksa ponsel aku lagi? " tanya Keina yang sedikit sebel sebab Calvin akhir-akhir ini selalu memeriksa riwayat chatnya. Dan bodohnya Keina lupa menghapus chat terakhirnya bersama Gevan .
Terlebih Gevan berkata merindukan Keina dan ingin memeluk gadis itu. Lalu apa jawaban Keina? gadis itu juga menjawab hal yang sama, tapi bukan karena memang dia merindukan atau ingin dipeluk Gevan tapi ia hanya ingin membuat Gevan bahagia dengan jawabannya. toh pria itu juga tidak ada di sini, pikir Keina.
Ya, sejak kejadian terakhir di restoran saat ia pergi bersama Gevan dan di paksa pulang oleh Calvin, pria itu sudah kembali ke kota tempatnya kuliah. Dia juga sempat menghubungi Keina untuk meminta maaf atas ulah yang sang mama lakukan sehingga Keina di pecat dari pekerjaannya di cafe.
" Kalau iya kenapa? masalah? " sentak Calvin.
" Kenapa sih, cuma chat kaya gitu doang. Kak Gevan nya juga gak ada di sini. " sahut Keina yang tak terima dengan kemarahan Calvin yang menurutnya tak masuk akal itu.
" Kamu sadar dia bilang ingin peluk kamu? terus apa kalau kalian ketemu lagi bakal pelukan gitu?Meski kamu menganggap kita gak ada ikatan apapun , tapi ada satu hal yang harus kamu ingat kamu dan tubuhmu ini hanya milikku! Gak akan aku biarkan orang lain menyentuhmu!" ancam Calvin kepada Keina.
Jantung Keina bergemuruh tidak terima atas apa yang dikatakan Calvin . karena pria itu seolah mengatakan bahwa dirinya adalah sebuah benda pem*uas naf*su yang sudah di beli.
"Kamu bisa gak, gak usah ngomong gitu? "lirih Keina sambil menundukan kepala. Dadanya terasa sesak mendapatkan perkataan seperti itu dari Calvin, padahal jelas itu hanya sebuah pesan chat, dia dan Gevan bahkan tak bersentuhan secara langsung, tapi pria itu sudah seperti terbakar api cemburu.
Sepertinya posesif dan cemburuan adalah dua hal yang tidak akan pernah bisa dipisahkan dari diri Calvin. Memilih tetap bersamanya sama saja menyerahkan diri seumur hidup menjadi tawanannya, pikir Keina.
" Gue gak peduli mau ngomong apa , yang jelas gue gak suka ada orang lain yang berniat mau menyentuh tubuh loe ini . Lalu dengan percaya dirinya loe bilang juga merindukan dia? Seakan kalian saling mencintai ? Loe gila? " teriak Calvin histeris.
Keina tidak tahan untuk tidak ikut berteriak. Calvin sudah benar-benar keterlaluan, pikirnya.
" Kamu gila Vin? Dia itu masih pacar aku! " tegas Keina dengan emosi yang juga sudah sampai ke ubun-ubun.
" Hah? apa loe bilang? Loe nyebut apa tadi? siapa? Vin? Calvin maksud loe? iya? " tanya Calvin yang semakin murka karena Keina hanya memanggil namanya tidak ada kata kakak , yang menurut Calvin itu tidak sopan karena biar bagaimana pun usia nya lebih tua dari Keina. dan Calvin sungguh membenci kalimat Keina yang satu ini.
" Terus siapa tadi? pacar loe? Siapa nama pacar loe, hah? " lanjut Calvin yang semakin terengah menatap tajam ke arah Keina.
Keina terdiam, kali ini dia ikut lepas kendali dan hanya memanggil Calvin hanya dengan sebutan nama saja. Tidak seperti biasanya.
" Ma-maaf kak aku gak bermaksud...... "
" Loe mulai berani ya sama gue. Loe udah gak ngehargain perasaan gue ke loe? Loe juga tinggal putus apa sih susahnya ? beraninya loe malah ngakuin dia pacar loe dihadapan gue? " ucap Calvin tak mau kalah.
" Bodo amat. " Keina mulai jengah dengan sikap Calvin. Dia memilih berlalu ke dalam kamar meninggalkan Calvin yang masih kesal. Percuma berdebat dengannya, pria itu akan selalu merasa benar atas setiap tindakannya, tanpa peduli bagaimana perasaan lawan bicaranya.
Perdebatan mereka berbuntut panjang , hingga sampai malam hari mereka memilih tidur saling membelakangi, Kenapa Keina tak pisah kamar dan tidur di sofa? karena ia tak mau kejadian seperti kemarin terulang saat Calvin membopong tubuhnya ke dalam kamar. Ia benar-benar tak ingin bersentuhan dengan Calvin malam ini.
Keesokan harinya pun, Keina masih tetap tidak bicara sama sekali. Sementara Calvin masih tetap dengan wajah dingin nya karena masih marah.
Keina tidak mau ambil pusing, gadis itu merasa dirinya tidak melakukan kesalahan. Karena memang dirinya dan Calvin belum memiliki hubungan apapun. Terus mengabaikan Calvin sambil memainkan ponselnya, karena memang tak ada lagi yang harus ia kerjakan dan ia juga malas bertemu Calvin yang saat ini sedang berada di ruang tamu jadi dia memilih berdiam diri di dalam kamar saja.
Calvin yang merasa diabaikan pun tampak kesal terlebih ini akhir pekan. Bukannya berkencan tapi mereka malah terlibat perang dingin. Akhirnya ia malah sibuk mondar mandir dari ruang tamu ke kamar dan dia melakukan nya secara berulang.
Dia menjadi seperti orang bingung, namun yang jelas ia masih kesal dengan Keina yang menganggap seolah tak ada masalah yang perlu di bahas lagi bahkan dirinya merasa tidak bersalah dan malah bersikap masa bodo. Tentu hal itu membuat Calvin semakin jengkel.
Terdengar ponsel berbunyi singkat menandakan ada sebuah pesan masuk. Keina bergegas membukanya kemudian beranjak dari kasur dan mengunci pintu kamar yang sebelumnya tidak ia kunci sama sekali. Ia takut Calvin tiba- tiba masuk dan merebut ponselnya lagi. Setelah keadaan di rasa aman, Keina bergegas berganti pakaian dan siap untuk pergi keluar apartemen .
" Mau kemana loe? " tanya Calvin sewot melihat Keina yang berdandan rapi ingin pergi keluar tanpa meminta izin dirinya terlebih dahulu.
" Mau ketemu Ara, katanya besok atau lusa dia mau cuti kerja, mau pulang kampung . Jadi aku mau ketemu dia. " jawab Keina santai.
" Cepetan balik! Pembahasan kita belum selesai . " titah Calvin , mengizinkan Keina untuk pergi keluar menemui sahabatnya.
" Mau bahas apalagi sih, kak? " rengek Keina yang memang menganggap tak perlu lagi ada yang di bahas. Keina sengaja melakukan itu untuk menghindari perdebatan lagi dengan Calvin.
" Enggak ! gak bisa . Kita harus bahas masalah kita yang belum selesai kemarin dan kamu harus jelasin kenapa kamu bilang juga rindu sama si Gevan siallan itu! "
" Ya ampun, aku cuma basa basi sekedar mau nyenengin dia doang. "
Namun saat Calvin hendak menyaut lagi, pintu unit apartemen akhirnya tertutup dan Keina benar-benar menghilang.
Calvin berdecak kesal karena gadis itu terus membuat ulah dan terus membuatnya jengkel akhir-akhir ini.
.
...****************...