Noah adalah pekerja kantoran biasa, yang bekerja sesuai pekerjaan dan gaji yang ia terima. Namun, dia harus menelan pil pahit saat difitnah menggelapkan uang perusahaan, dan dia harus membayar ganti rugi jika tidak ingin dipenjarakan.
Menggunakan seluruh tabungan miliknya untuk ganti rugi, ia berharap tidak kehilangan pekerjaannya, dan bisa kembali mengumpulkan uang untuk melamar wanita yang sudah dipacarinya selama lima tahun. Namun, harapan harapannya sirna saat dia tetap menerima surat pemecatan bahkan tidak mendapatkan pesangon.
Di saat karirnya bisa dikatakan hancur, dia harus mengalami kehancuran dalam hubungan saat kekasihnya tiba-tiba memutuskan hubungan dengannya, sambil memberinya undangan pertunangan nya dengan pria pilihan orangtuanya.
Saat Noah putus asa dengan hidupnya dan terpikir untuk bunuh diri, dia mendapatkan kekuatan sistem, yang bisa membuatnya menjadi pria sukses, asalkan dia mau melakukan pekerjaan apapun sesuai misi yang diberikan sistem.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SiPemula, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perkelahian Di Club Malam
Noah yang masih bersama Alexander dan Ellina, ia merasa dunia ini sangatlah sempit. Disaat dirinya baru saja menjalin hubungan baik dengan Alexander dan Ellina, ternyata orangtuanya jauh lebih dulu berhubungan dengan mereka, terutama Ellina.
Sedangkan Alexander dan Ellina, mereka tidak akan berpikir dua kali menerima Noah sebagai satu-satunya calon suami Ellena, dan kabar baiknya, putri mereka yang biasanya keberatan menjalin hubungan dengan seorang pria dengan alasan belum ingin menjalin hubungan apapun dengan pria, ia sama sekali tidak menolak menjalin hubungan dengan Noah.
Jika dimasa lalu mereka gagal membalas kebaikan kedua orangtua Noah, di masa yang akan datang Alexander dan Ellina berjanji pada diri mereka sendiri, jika mereka akan memperlakukan Noah dengan sangat baik, apalagi jika Noah mampu berperilaku baik pada putri mereka.
Namun, pertemuan mereka hari ini harus segera berakhir karena Alexander dan Ellina harus menghadiri acara ulang tahun putra salah satu rekan kerja mereka, begitu juga dengan Ellena yang harus ikut bersama mereka. Sedangkan Leo, ia malam ini akan menjadi penjaga yang berjaga di dekat adiknya.
Leo malam ini turun tangan langsung menjaga Ellena karena ia tahu adiknya itu tidak akan merasa nyaman menghadiri sebuah pesta, apalagi di pesta itu pastinya banyak pria yang mencoba menggoda adiknya, dan tidak sedikit dari mereka yang memaksakan kehendak pada adiknya.
Sebenarnya Alexander secara pribadi ingin mengajak Noah, tapi dengan sopan Noah menolak ajakan Alexander dikarenakan ia belum resmi menjalin hubungan dengan Ellena, dan lagi ia juga tidak mengenali rekan kerja Alexander.
Sebelum Alexander dan yang lainnya meninggalkan markas Black Panther, Noah lebih dulu berpamitan pada mereka. Selesai berpamitan, ia pergi ke tempat mobilnya diparkir oleh anak buah Leo, dan setelahnya ia langsung pergi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan sedang pulang ke rumahnya.
Membutuhkan waktu satu jam untuk sampai di rumahnya, dan melihat hari yang sudah sore, ia perkirakan bakalan sampai di rumahnya saat malam hari. Sedangkan Alexander dan anggota keluarganya, dengan mudah mereka disa sampai di tempat yang menjadi tujuan, dikarenakan mereka melakukan perjalanan menggunakan helikopter.
...----------------...
Baru juga memasuki pekarangan rumahnya dan mengarahkan mobilnya ke garasi, Noah bisa melihat keberadaan dua mobil terparkir di pekarangan rumahnya, dan ia melihat keberadaan Liam dan Farel yang baru keluar dari mobilnya.
Noah yang selesai memarkirkan mobil di garasi, ia segera menghampiri kedua sahabatnya yang malam ini sudah berdandan cukup rapi, dan ia baru sadar kalau di dalam rumahnya sudah ada Joy, yang sepertinya menunggu kedatangannya. Ia tidak melihat mobil Joy, oleh karena itu ia tidak mengetahui keberadaannya.
Keberadaan ketiga sahabatnya adalah untuk mengajaknya menikmati suasana malam, yang sudah sangat lama mereka tidak menikmati suasana malam bersama-sama. Namun bedanya, kali ini mereka hanya berempat tanpa adanya Nancy yang biasanya paling semangat menikmati suasana malam. Meski saat ini malam belum larut, jika mereka tidak memulainya saat ini juga, kemungkinan mereka tidak akan puas menikmati suasana malam seperti yang dulu sering mereka lakukan.
Tentu saja Noah setuju ikut bersama mereka, tapi lebih dulu ia ingin bersih-bersih dan berganti pakaian sebelum pergi. Ia berjanji tidak akan lama, dan menyuruh ketiga sahabatnya bersantai di ruang bersantai yang ada di rumahnya sambil menunggunya menyelesaikan apa yang ingin dilakukan.
Liam dan Farel menikmati waktu bersantai di ruang bersantai, berbeda dengan Joy yang tanpa sepengetahuan orang lain ia telah berada di kamar Noah, dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur sambil menunggu pemilik kamar yang masih berada di kamar mandi.
Noah yang berada di kamar mandi, jelas saja ia mengetahui Joy yang berada di kamarnya. Beruntung ia memiliki kebiasaan membawa pakaian ganti ke dalam kamar mandi, jadi ia tidak hanya menutupi tubuhnya dengan handuk saat keluar dari kamar mandi, dan sepertinya Joy masih ingat kebiasaannya itu sehingga ia berani masuk ke dalam kamarnya saat ia sedang berada di dalam kamar mandi.
“Joy, jika aku khilaf mungkin saat ini hal yang tidak baik sudah menimpamu yang sedari dulu suka banget tiduran di tempat tidurku!” kata Noah begitu ia keluar dari kamar mandi dan melihat keberasaan Joy di atas tempat tidurnya, bahkan ia jelas melihat bukit kembar Joy yang cukup untuk memenuhi telapak tangannya jika dipegang.
“Noah, dari dulu aku sering berkata, lakukan saja jika kamu ingin melakukannya, dan sampai sekarang kata-kata itu masih berlaku untukmu!” balas Joy dan ia bangun, terduduk di tepian tempat tidur di kamar Noah, dan senyuman yang begitu manis menghiasi wajahnya.
Senantiasa merasa tertantang dengan perkataan Joy, jika dulunya ia hanya akan tersenyum dan menganggap perkataan Joy hanyalah sebuah candaan, itu tidak berlaku untuk saat ini.
Noah berjalan mendekati Joy, dan dengan sedikit membungkukkan tubuhnya, ia begitu saja mendaratkan ciuman di bibir mungil Joy. Ciuman itu berlangsung singkat, tapi apa yang dilakukannya cukup untuk membuat Joy merasakan wajahnya memanas.
“Aku sudah menciummu, dan mulai sekarang kamu adalah milikku! Tidak ada pria lain yang berhak memilikimu selain aku!” Noah menegaskan jika Joy adalah miliknya, dan hanya akan menjadi miliknya.
Sedangkan Joy yang mendapatkan perlakuan, yang selama ini belum pernah dilakukan Noah padanya, ia hanya mengangguk kecil mendengar apa yang dikatakan Noah padanya.
Melihat anggukan kepala Joy, Noah tersenyum dan segera saja ia mengulurkan tangan, ingin membantu Joy bangkit berdiri supaya mereka bisa segera keluar menemui Liam dan Farel.
Tidak lama keduanya sudah berdiri di hadapan Liam dan Farel yang menyambut kedatangan keduanya dengan senyuman. Entah kenapa mereka sangat senang saat melihat Joy memeluk mesra lengan Noah.
“Li, sepertinya malam ini kita tidak perlu mengeluarkan uang karena ada yang akan memberi traktiran setelah mereka resmi menjadi sepasang kekasih!” kata Farel.
Liam yang mendengarnya mengangguk kecil lalu berkata, “Noah, pastikan dompetmu penuh dengan uang karena malam ini kami tidak akan sungkan menguras habis isi dompetmu!” Jelas ia tidak serius dengan perkataannya karena ia bukanlah sahabat yang mau bersahabat hanya karena uang.
“Aku justru ragu apa kalian mampu menghabiskan isi dompetku saat aku hitung-hitung kalian hanya berdua!” kata Noah dan ia terkekeh karena yakin kedua sahabatnya tidak mungkin bisa menghabiskan isi dompetnya, kecuali mereka ingin dibelikan sebuah pulau pribadi.
Membalas perkataan Noah dengan senyuman, mereka kemudian pergi ke tempat dimana mereka akan menghabiskan malam. Kebetulan besok adalah akhir pekan, jadi malam ini mereka bebas menikmati malam.
...----------------...
Noah, Joy, Farel dan Liam, mereka telah sampai di salah satu Club malam terbesar yang ada di ibukota. Waktu masih menunjukkan pukul sembilan malam, tapi keadaan Club sudah cukup ramai, meski belum seramai nanti saat tangah malam.
Mereka dulu sering ke Club malam, tapi mereka datang bukan untuk mabuk, tapi mereka datang untuk menghibur diri setelah dipusingkan urusan kampus. Meski Noah dan Joy tidak terlalu suka berada di Club malam, mereka saat ini menikmati waktu berdua, sedangkan Liam dan Farel, keduanya sudah menggoda beberapa wanita, tapi keduanya akan langsung pergi jika wanita yang mereka goda mulai tergoda.
Kebiasaan itu sudah mereka lakukan sejak di masa lalu, tapi sepertinya semua itu tidak berubah sampai saat ini, dan sepertinya mereka tidak jera setelah apa yang terjadi di masa lalu, saat mereka dipukuli beberapa pria karena ketahuan menggoda wanita bersuami.
Menikmati minuman dengan kadar alkohol di bawah lima persen, dengan salah satu lengannya masih berada di pelukan Joy, Noah sesekali melihat kelakuan Farel dan Liam, tapi ia lebih sering memperhatikan Joy yang malam ini lebih sering tersenyum apalagi setelah kejadian di kamarnya.
Tiga puluh menit berlalu, Noah dan Joy yang sedang bercanda dan sesekali tertawa dengan suara yang tidak sampai mengganggu orang lain, mereka dikejutkan dengan seorang pria yang tiba-tiba menggebrak meja, yang mereka tempati.
Noah dan Joy menatap orang yang menggebrak meja mereka, dan kerutan hampir bersamaan terlihat di kening keduanya, begitu mereka melihat wajah orang yang telah menggebrak meja. Wajah itu tidak asing, dan tidak sulit untuk Noah dan Joy mengenali siapa orang itu.
“Apa kau tidak tahu jika ini adalah tempat umum dan kau telah mengganggu ketenangan kami?” tanya Noah pada orang yang telah menggebrak mejanya, dan orang itu adalah Haikal, pria yang menyukai Joy, tapi perasaan sukanya hanya bertepuk sebelah tangan.
Tepat ketika Noah selesai bertanya, ia melihat Haikal melayangkan pukulan ke arahnya, tapi tanpa kesulitan ia berhasil menangkap tangan Haikal yang mencoba memukulnya.
“Berhenti membuat kekacauan atau kau akan menyesal karena berurusan denganku!” kata Noah dan dengan sorot mata tajam yang diarahkannya pada Haikal, ia berhasil membuat Haikal mengambil satu langkah mundur, begitu ia melepaskan tangannya yang sebelumnya ditahan Noah.
Haikal yang melangkah mundur, ia melakukan itu karena merasa dadanya sesak saat berada di dekat Noah. Ia seolah merasakan aura menakutkan di dekat Noah, dan aura itu yang membuat dadanya sesak. Selain itu, ia juga merasa sesuatu yang buruk akan terjadi padanya jika tidak segera menjauhi Noah.
“Haikal, ada denganmu? Kenapa wajahmu pucat? Kalau sakit, sebaiknya kita antar kamu pulang! Untuk acara kumpul-kumpul kita bisa melakukannya di lain hari!” kata teman Haikal yang baru saja datang.
Mendengar suara temannya, tiba-tiba ketakutan Haikal menghilang, apalagi setelah ia melihat kelima temannya sudah datang, dan mereka adalah orang-orang yang jago beladiri, bahkan mereka sering melakukan tawuran saat masih menjadi anak sekolahan.
“Aku tidak apa-apa, hanya saja aku sedikit memiliki masalah dengan pria tidak tahu malu yang telah merebut wanitaku, dan tentunya kalian sudah mengenali Joy!” kata Haikal sambil menunjuk Noah dan Joy yang masih duduk tenang di tempat mereka.
Kelima teman Haikal mengangguk karena mereka memang telah mengenal Joy. Saat mereka datang ke tempat bekerja Haikal, mereka diperkenalkan pada Joy, dan mereka saat itu yakin jika Joy adalah kekasih Noah.
Melihat kekasih teman mereka direbut pria lain yang sama sekali tidak mereka kenal, jelas saja mereka marah dan menatap benci keberadaan Noah yang justru terang-terangan mengubah mereka.
“Club malam ini milik kakakku, dan ia adalah salah satu anak buah mafia Black Panther, jadi jika kalian ingin menghabisi pria itu dan mengembalikan Joy pasa Haikal, sebaiknya kita seret pria itu ke gudang belakang!” kata salah satu teman Haikal yang begitu jelas mengatakan apa yang ingin dilakukannya.
“Mumpung belum terlalu ramai sebaiknya kita segera melakukannya!” kata pria di sebelah Haikal, lalu ia Haikal dan empat pria lainnya menghampiri Noah. Haikal membujuk Joy untuk menjauhi Noah, sedangkan kelima dua dari tiga temannya mencoba memegang tangan Noah.
Noah yang melihat kelakukan mereka tersenyum, dan berkata, “Ingin melakukan hal buruk padaku, dan bahkan berani mengakui wanitaku sebagai miliknya! Sepertinya sangat menyenangkan jika aku membuat kalian dirawat selama beberapa hari di rumah sakit!”
Noah begitu cepat menangkap kedua tangan yang terulur mencoba memegang tangannya, dan dengan mudahnya ia memelintir tangan mereka sampai terdengar tulang patah. Tidak selesai sampai di situ, ia benar-benar mematahkan tangan keduanya sampai tangan mereka bengkok ke arah yang tidak semestinya.
Jelas saja mereka menyerang kesakitan, dan itu membuat marah teman-teman mereka, yang kali ini langsung ingin memukuli Noah di tengah-tengah keramaian Club.
Melihat mereka menyerang bersamaan, Noah menarik lembut tubuh Joy, menyembunyikan keberadaannya di belakang tubuhnya.
“Kalian yang lebih dulu mencari masalah denganku, jadi jangan menyalahkan aku jika hal buruk terjadi pada kalian!” Noah sudah memberi peringatan pada mereka, tapi mereka tetap maju mencoba memukulnya.
Bugh...
Bugh...
Bugh...
Bukan Noah yang terkena pukulan, tapi justru Haikal dan ketiga temannya yang masing-masing terkena pukulan Noah, dan keributan yang mereka lakukan membuat pengunjung Club memilih menjauhi mereka, tapi tidak ada yang pergi meninggalkan Club.
Bagi mereka perkelahian di Club sudah hal biasa, bahkan tidak sering mereka melihat aksi pembunuan di Club malam.
“Masih ada yang ingin merasakan pukulanku? Jika masih ada, silahkan maju!” kata Noah dan ia terkekeh pelan, menghina Haikal dan teman-temannya.
Saat Haikal dan teman-temannya yang masih bisa berkelahi ingin kembali mencoba memukul Noah dikarenakan marah akibat perkataan yang baru mereka dengan, mereka mendengar teriakan yang seketika membuat semua orang diam.
“Berhenti atau kalian mati!” Suara yang begitu arogan terdengar, tapi saat Noah melihat siapa yang berteriak, ia melihat pria yang baru berteriak dipukul oleh pria yang dikenalinya, dan sepertinya Haikal serta teman-temannya juga mengenali orang itu.
Orang yang berteriak dan orang yang dipukul adalah pemilik Club malam, sekaligus kakak dari salah satu teman Haikal. Sedangkan sosok pria yang memukul orang itu, ia adalah sosok yang ditakuti oleh seluruh orang di dalam Club, dan kebetulan Noah sangat mengenali pria itu.
“Sekali lagi berteriak di dekatku, saat itu juga aku pastikan kepalamu hancur!” bentak pria yang telah memukul pemilik Club, dan pria itu segera berjalan menghampiri Noah, bersama seorang wanita yang malu-malu saat melihat keberadaan Noah.
Namun, begitu ia melihat keberadaan Joy di belakang Noah, dengan senyum yang menghiasi wajahnya, ia menghampiri Joy, dan setelah meminta izin pada Noah ia membawa Joy pergi sedikit menjauh. Tentu saja mereka pergi dengan pengawalan ketat beberapa bodyguard wanita, yang merupakan pengawal wanita yang membawa pergi Joy.
“Apa mereka membuat masalah denganmu?” tanya pria yang tidak lain adalah Leo, dan ia bertanya pada Noah yang kembali duduk santai di tempatnya.
“Mereka cuma ingin berkelahi jadi aku mengabulkan keinginan mereka! Namun sayangnya ada orang yang sangat berisik, dan ia telah mengganggu kesenanganku!” kata Noah menjawab pertanyaan Leo, sambil sekilas meliri pria yang sebelumnya berteriak.
“Orang itu telah aku bereskan, jadi lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan pada mereka, tapi aku harap kamu cepat melakukannya karena aku tidak ingin membuat kedua wanita itu terlalu lama menunggu kehadiranmu!” kata Leo mempersilahkan Noah melakukan apa yang ingin ia lakukan.
“Baiklah, aku akan melakukannya dengan cepat, dan maaf jika nantinya tempat ini menjadi sedikit berisik akibat nyanyian mereka!” kata Noah membuat Leo terkekeh pelan karena ia tahu nyanyian yang dimaksud adalah suara teriakan kesakitan orang-orang yang sudah membuat masalah dengannya.
‘Sepertinya aku merasa sangat cocok dengan kepribadian adik ipar!’ kata Leo dalam hatinya, dan ia melihat bagaimana Noah membengkokkan tangan orang-orang yang telah mencari masalah dengannya.
Sedangkan pemilik Club malam yang melihat kedekatan Leo dan pria yang tidak ia kenal, ia merasa adiknya yang sebelumnya mengirimkan pesan jika ia ingin membuat sedikit keributan di Club, ia merasa adiknya telah menyinggung orang yang salah. ‘Biarkan dia menanggung sendiri akibat dari perbuatannya!’
...----------------...
Bersambung.