melati adalah seorang wanita cantik dari kampung yang ikut merantau suaminya ke Surabaya, dengan berbekal ijazah SMA ia pun di terima kerja di sebuah perusahaan dengan posisi hanya sebagai karyawan produksi biasa, tapi di saat itulah anak dari bosnya jatuh cinta pada nya, akankah melati bisa sepenuhnya setia atau malah jatuh cinta pada bos nya, ikuti terus kisahnya ya guys.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Seindah Permata, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 33
"Pak Samsul ayo bantu saya supirin, anter melati ke RS" pinta feri, pak Samsul dengan cekatan mengangguk .
"Saya ganti baju sebentar den"
"Iya pak, saya langsung bawa masuk ke mobil" feri segera menggendong melati ala bridal dan menuju ke mobil Leo yang ada di garasi.
Tanpa menunggu lama pak Samsul datang dan sudah berganti baju, segera mengemudikan mobil menuju rumah sakit terdekat.
Sebenarnya banyak pertanyaan di benak pak Samsul kenapa melati nekat loncat dari lantai atas, karena apapun alasannya itu sangat membahayakan nyawanya, iya kalau masuk kolam renang, kalau jatuh nya ke lantai minimal gegar otak lah, apalagi sekarang melati bersama feri, karena setahunya melati ini kekasih teman Leo satunya yaitu athar, tapi pertanyaan itu ia simpan, keadaan sekarang sangat tidak memungkinkan untuk berbasa-basi dengan feri.
Tidak lama mereka pun sampai di rumah sakit, feri langsung menggendong tubuh melati ke UGD agar segera di tangani, setelah menurunkan melati di atas ranjang suster menyuruh nya keluar untuk mengurus administrasi, feri pun menurut agar melati segera di tangani karena sedari tadi kepalanya mengeluarkan darah.
Setelah feri keluar dokter mencoba menghentikan pendarahan di kepalanya yang sudah tinggal sedikit, setelah itu suster segera mengganti bathrobe melati yang basah dengan baju rumah sakit, dokter yang memang yang bertugas perempuan pun menunggu agar melati tidak masuk angin karena pakai baju basah.
melati membutuhkan 3 jahitan kecil di kepalanya yang bocor, untung saja hanya tergores oleh lantai dan tidak mengalami benturan ke benda keras, benturannya hanya ke air dan tidak menimbulkan efek samping apa-apa, hanya sedikit sakit saat tadi awal tercebur.
.
.
Athar dan Leo sampai di vila pukul dua siang, tak lama setelah feri, melati serta pak Samsul pergi menuju rumah sakit.
Bik Narti dan mbak Tami dari arah dapur menghampiri mereka berdua yang baru masuk vila.
"Den den" panggil mereka berdua Seraya buru-buru menghampirinya.
"Den Leo sama den athar kemana aja lama sekali" ucap bik Narti yang baru sampai.
"Saya tadi di ajak athar bik, ada apa ya, kalian kok kayaknya tegang gitu?" Tanya Leo
"Begini den, wanita yang ada di lantai atas itu.." kalimat bi Narti terhenti karena masih panik.
"Kenapa bik? Itu pacar saya" potong athar tiba-tiba.
"Maaf den, tapi dia jatuh dari lantai atas, untung aja tadi jatuhnya ke kolam renang" kata mbak Tami, athar dan Leo yang mendengar langsung terkejut, bagaimana bisa melati jatuh dari lantai atas???
"Gimana bisa bik?? Terus kemana sekarang?" Tanya athar membentak
"Iya bik, kalian ceritain sejelas-jelasnya " pinta Leo yang juga masih shock.
"Jadi tadi waktu kita istirahat kita kan di dalem kamar, terus karena waktunya udah abis jadi kita mau keluar pintu kamar kita nggak bisa di buka den, alias di kunci dari luar, kita nggak tau kenapa bisa gitu, karena kita coba buka nggak berhasil-berhasil jadi saya inisiatif menelfon pak Samsul tukang kebun, minta tolong buat mencarikan kunci cadangan kamar belakang, nggak lama sih kita nunggu nya kunci nya juga masih nggantung di gagang pintu luar, setelah itu kita kan keluar mau ngerjain kerjaan tiba-tiba kita semua denger suara minta tolong dari lantai atas, tapi kita dengernya dari arah samping den, tempat kolam renang, pas kita mau nyamperin tiba-tiba suara orang lompat dari atas ke kolam renang, kita semua lari ke arah kolam renang ternyata non itu yang jatuh ke kolam, pak Samsul langsung nyebut nolongin dia naik ke atas , tapi keningnya kayaknya ke gores lantai jadinya bocor, dia jadi nggak sadar, nggak lama den feri dateng terus pak Samsul suruh anter ke rumah sakit, jadi pak Samsul anterin den feri dan non itu ke rumah sakit" jelas mbak Tami panjang lebar.
"Rumah sakit mana? " Tanya athar yang sudah tidak sabar melihat keadaan melati.
"Kayaknya di rumah sakit deket sini den,"
"Kalian lihat maling nggak atau orang lain yang keluar dari kamar atas?" tanya leo, bik Narti dan mbak Tami sama-sama menggeleng.
nggak ada den, kita tadi udah lihat kamar atas nggak ada hal yang mencurigakan, dan kita juga nggak nemuin siapapun disana" jawab bik Narti.
Tanpa menunggu lama athar berlari keluar, mencari kendaraan agar ia bisa pergi ke rumah sakit, Leo menyusulnya dari belakang.
"Pake motor pak Samsul aja thar" Leo pun menaiki motor pak Samsul yang kebetulan kunci motor nya sudah menempel disana, athar langsung ikut Leo menaiki motor dan duduk di belakang Leo. Tidak membutuhkan waktu lama mereka sampai di rumah sakit, athar segera mendatangi resepsionis meninggalkan Leo yang masih memarkirkan motornya.
" Sus ada pasien namanya melati sabila putri nggak?" Tanya athar to the point.
"Sebentar saya cek dulu" suster itu mengecek catatan nya sebentar Leo sudah menyusul ada di belakang athar.
"Ada mas, baru satu jam yang lalu datang ya, dia juga baru di pindah ke ruang rawat di kamar gading nomor 13 ya mas" jelas suster tersebut, tanpa bicara lagi athar berlari pergi mencari ruangan tersebut, Leo pun mengucapkan terimakasih terlebih dahulu pada suster itu lalu mengikuti langkah athar.
Dengan bantuan papan petunjuk tidak membutuhkan waktu lama untuk mereka menemukan ruangan itu.
athar membuka ruang rawat itu, terlihat melati masih memejamkan matanya dan feri yang menunggu di sampingnya dengan baju mulai mengering.
"fer" panggil athar, feri pun menoleh, jantung nya berdetak kencang, kalau athar sudah mengetahui kalau ini ulahnya pasti saat ini feri akan babak belur, feri mencoba tenang terlebih dahulu.
"Gimana kata dokter?" athar menghampiri melati yang masih terpejam. Mengusap rambutnya pelan, karena di dahinya ada perban di tengahnya terdapat darah.
"E ... Itu thar.. nggak.. apa-apa kok, kata dokter itu jahitan 3 karena kegores lantai kolam yang tajem, selebihnya aman" jawab feri yang mulai mengatur jantung nya dan berangsur-angsur mulai tenang.
"Sorry ya bro, itu kolam emang udah lama nggak di pake, mungkin butuh perbaikan, gue minta maaf banget" ujar Leo merasa tidak enak karena melati terluka di area villa miliknya.
"Nggak papa Leo, bukan salah Lo kok, ini yang aneh kenapa melati lompat dari lantai atas, itu yang gue pikirin dari tadi, aneh banget kan? Apalagi tadi bibik bilang dia denger teriakan minta tolong, masa' ada maling sih" ujar athar yang bingung.
Deg! Jantung feri kembali berdegup kencang, ia takut athar dan Leo akan segera mengetahui, tapi setelah di pikir-pikir bodoh amat lah, toh ini merupakan konsekuensinya, da ini salahnya sendiri.
"Bro, karena udah ada elo berdua, gue pergi dulu ya, mau ganti baju" feri menyela pembahasan serius mereka.
"Oke, ati-ati, oiya, Lo pake motor pak Samsul ya, sekalian ajak dia, mobilnya biar gue yang bawa" ujar Leo feri pun mengangguk, menerima kunci motor dari tangan Leo.
"Yaudah, pak Samsul nya di depan, gue ambilin kunci mobilnya dulu" ujar feri, Leo pun mengangguk. Lalu feri keluar tidak lama pak Samsul masuk lalu dan menyerahkan kunci mobilnya Leo,, lalu pak Samsul beranjak pergi.
"Menurut Lo gimana Le?? Lapor polisi apa gimana?" Tanya athar mencari solusi.
"Mending kita tunggu melati sadar, kita tanya dia gimana kronologi nya, kalau memang ada apa-apa kita lapor polisi" ujar Leo, athar pun mengangguk setuju.
.
semoga p Chandra secepatnya mengetahui keburukan istrinya ya