Akibat hubungan toxic Ameera sering kali tidak fokus dalam berbagai hal, sang kekasih selalu membuntutinya bahkan menghubunginya setiap saat.
Hal itu berakibat fatal pada malam saat saudari kembarnya meminta Ameera untuk mengantarnya menemui sang suami, akibat mengangkat telepon dari kekasihnya Ameera lalai mengemudikan mobilnya hingga terjadilah kecelakaan tragis yang merenggut nyawa saudari kembarnya.
Ambeera wafat saat usia kandungannya delapan Minggu, hal itu membuat Ameera dihantui rasa bersalah yang amat sangat besar! Terlebih lagi Liam yang merupakan suami dari Ambeera mengalami depresi parah akibat kematian istri dan calon anaknya.
Liam hanya bisa ditenangkan ketika melihat wajah Ameera, karena itu keluarga besar keduanya memutuskan untuk menjadikan Ameera istri pengganti untuk Liam, siapa sangka ketika depresinya sembuh Liam tidak bisa menerima bahwa Ameera lah yang kini menjadi istrinya.
Ameera harus sabar setiap kali Liam berlaku kasar padanya, baik secara verbal maupun
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopi_sopiah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
Setelah beberapa saat keduanya hanya saling diam, Ameera memberanikan diri menatap wajah Liam.
"Am aku mau ke dapur dulu untuk menyiapkan sup hangat, nanti dimakan ya!" Ameera pun berdiri.
"Sebenarnya kau tidak perlu mengurus ku Ameera, lebih baik jangan mengurus segala keperluan ku!"
"Aku masih istri mu Am, simpan dulu rasa muak mu padaku sampai kita bercerai nantinya,'
Hati Ameera sekarang sudah merasa lebih lapang dia pun pergi meninggalkan Liam yang masih duduk diatas ranjang. Selesai memasak makan malam dan ada sup juga untuk menghangatkan tubuh Liam, Ameera memutuskan untuk makan malam didalam kamarnya saja.
Sementara itu Liam baru saja keluar kamar karena mencium harum dari masakan yang dimasak oleh Ameera, membuat perutnya keroncongan tak sabar ingin menyantap masakan yang harumnya menggugah selera.
Setibanya di ruang makan, memang benar banyak sekali Ameera memasak makanan untuk makan malam! Tapi Liam tak mendapati istrinya berada dimeja makan ini.
"Kemana dia?" gumamnya.
Hingga Liam selesai makan malam Ameera tidak lagi keluar kamarnya! Liam pun menarik nafas panjangnya dan kembali kedalam kamar.
Keesokan harinya, seperti biasa Ameera telah selesai menyiapkan sarapan untuk Liam kemudian dia bergegas mengambil tas untuk berangkat kerja di hari Senin yang pasti syarat dengan kemacetan.
Ameera memutuskan berangkat pagi-pagi karena hari ini dia tidak lagi memesan taxi online, tentu saja itu tidak baik untuk keuangannya! ATM berisi uang yang banyak itu sudah Ameera kembalikan pada Liam, jadi mulai sekarang Ameera harus bisa berhemat dan pulang pergi kerja menggunakan kendaraan umum saja.
Buru-buru Ameera keluar rumah untuk jalan kedepan gerbang utama real estate, lalu akan berjalan kaki lagi menuju halte bus baru setelah itu kakinya bisa beristirahat didalam bus.
"Astaga pegal sekali, memang sebaiknya aku tinggal di mes secepatnya! Aku tidak kuat kalau harus berjalan kaki dari rumah sampai halte ini!" kata Ameera sambil memukul-mukul kakinya yang terasa pegal.
Sedangkan Liam yang baru saja bangun, bergegas mandi karena hari Senin adalah hari tersibuk di dunia! Meeting, dan tumpukan-tumpukan laporan mingguan pasti semua sudah menunggu di meja kerja Liam.
Setibanya di ruang makan, sarapan sudah tersaji diatas meja makan tapi lagi-lagi Liam tak mendapati istrinya itu berada dimeja makan.
"Apa dia tidak makan malam dan sekarang tidak sarapan?" gumam Liam.
Liam pun buru-buru menghabiskan sarapannya lalu keluar rumah menuju parkiran! Di sana security sudah membukakan pintu gerbang, Liam pun menghampiri security terlebih dahulu.
"Kau lihat Ameera?"
"Lihat Tuan, pagi-pagi sekali nona Ameera sudah berangkat kerja!"
"Kenapa dia berangkat sepagi itu?"
"Karena kata nona dia tidak mau lagi pulang pergi ke kantor dengan menggunakan taxi online katanya nona mau hemat jadi dia naik kendaraan umum Tuan!"
Tadi memang security sempat bertanya kenapa Ameera berangkat kerja sepagi itu, dan Ameera pun berkata jujur memang tidak mau boros lagi, bila memakai taxi online biaya transportasi Ameera jelas jauh lebih besar berkali-kali lipat dibandingkan dengan menaiki bus.
Mendengar hal itu Liam merasa kasihan pada Ameera, kebenciannya pun sudah tidak lagi sebesar diawal pernikahan! Kini Liam sudah bisa sedikit lebih memiliki empati pada Ameera.
Tapi mau bagaimana lagi toh Ameera tidak meminta untuk berangkat kerja bersama, dan dia sudah pergi lebih dulu jadi tidak ada lagi yang bisa Liam lakukan sekarang.
Setibanya di kantor XR.Shirt Ameera langsung ke meja kerjanya untuk memeriksa jadwal pekerjaan Xander hari ini! Mencoba fokus DNA konsentrasi terhadap pekerjaannya ditengah gempuran luka hati yang tengah dia derita saat ini.
"Pagi!" Xander mendatangi meja kerja Ameera.
"Pagi Tuan,"
"Apa proposal kerjasama kita dengan mall Episentrum sudah rampung Ameera?"
"Sudah Tuan ini mau aku bawakan ke ruangan anda Tuan,"
"Apa proposal itu berhadiah secangkir kopi hangat?"
"Hah?" Ameera kebingungan padahal itu Xander tengah memberikan kode pada Ameera bahwa pagi ini dia butuh secangkir kopi hangat dimeja kerjanya, hanya saja Xander mengutarakannya dengan cara berbeda.
"Proposal berhadiah secangkir kopi hangat?" tanya Ameera lagi.
Ckckck...
"Wajahmu imut sekali ketika sedang bingung seperti itu! Maksud ku, ada baiknya kau bawakan proposal itu berikut kopi hangat ke ruangan ku Ameera,"
"Oh begitu Tuan!" Ameera tertawa kecil karena dia merasa loading lambat dihadapan Xander.
"Aku tunggu di ruangan ku!"
"Kopinya dibanyakin dan gulanya satu sendok teh saja, betul?"
"Cerdas!" Xander tersenyum pada Ameera begitu juga sebaliknya.
Setelah membuatkan kopi hangat untuk Xander, Ameera menuju ruangan kerja Xander.
Tok.
Tok.
"Masuk!"
Klek..
Ameera masuk dengan membawa secangkir kopi dan juga beberapa map yang berisi laporan mingguan dan proposal yang harus dipelajari dan ditandatangani oleh Xander.
Diletakkannya kopi dan beberapa map itu dimeja kerja Xander.
"Terimakasih Ameera," sambil memeriksa beberapa pekerjaan dilayar laptopnya.
"Sama-sama Tuan," Ameera gugup dan belum beranjak dari tempatnya berdiri, mau bicara tapi merasa tidak enak.
Xander yang menyadari Ameera tetap berdiri didekatnya merasa keheranan.
"Mau bicara sesuatu pada ku?"
"Em anu Tuan, bagaimana ya sebenarnya aku tidak enak mau bicara padamu!"
Duh Xander salah tuh, harusnya jangan cuma minta dibawain kopi tapi hati juga buat Ameera langsung malu-malu Kuching iye gak😁
Maaf ya belum sempat kasih visual Xander nanti nyusul ya.
Like, komen, vote jangan lupa ya guys biar maak makin semangat.