"Aku kira pernikahan ini seperti kisah di novel romansa yang sering aku baca. Berawal dari perjodohan dan berkahir dengan cinta sungguhan. Ternyata, aku salah." -Elyna Prameswa-
Menjalani biduk rumah tangga tanpa adanya cinta sudah lumrah pada cerita fiksi novel romansa modern. Beda halnya dengan Elyna yang mengharapkan suaminya melihatnya sebentar saja. Jangan hanya menjadikannya bahan jinjingan ketika menghadiri acara penting perusahaan. Padahal, pada nyatanya dia terus diabaikan selama menikah dengan pria yang bernama Rifal Addhitama. Seorang suami yang mengharapkan wanita lain untuk kembali padanya. Bukankah itu sangat menyakitkan?
Akankah Elyna mampu mempertahankan rumah tangganya? Ataukah dia menyerah, memilih pasrah dan mengikhlaskan suaminya kembali ke pelukan wanita yang memang dia cintai.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Murahan
Fareeq masih menatap Elyna yang berjalan dengan suaminya. Mereka nampak serasi sekali. Walaupun suami Elyna lebih dewasa dari. Di mata Fareeq itu tidak masalah. Sekarang dia merasa benar-benar kalah. Apalagi melihat tangan Elyna yang digenggam oleh Rifal. Hanya hembusan napas kasar yang keluar dari mulutnya.
Rifal sedari tadi tahu jika Fareeq terus memperhatikan Elyna. Maka dari itu, dia tidak membiarkan Elyna sendirian. Bisa-bisa Fareeq akan mendekati istrinya.
Elyna masuk ke dalam kamar mandi dan Rifal menunggu di luar. Ketika dia menyandarkan tubuhnya, ponselnya berdering. Dia melihat siapa yang menghubunginya. Seketika dahi Rifal mengkerut.
"Dia akan dijodohkan, bos."
Jantung Rifal seperti dihantam bebatuan besar. Hatinya teramat sakit ketika membaca pesan tersebut. Tanpa pikir panjang dia segera menghubungi anak buahnya.
"Kamu jangan bohongi saya!"
"Serius, Bos. Non Keyshanya juga terlihat tidak terima."
"Sekarang bagaimana dengan Keysha?" Tanpa Rifal sadari, di belakangnya sudah ada Elyna.
...
"Pantau terus Keysha. Saya tidak rela jika Keysha menikah dengan orang lain." Elyna tersenyum kecut. Benar dugaannya. Pria yang menjadi suaminya tersebut belum sepenuhnya melupakan sang mantan kekasih. Malah, masih terus memantaunya melalui orang-orang suruhannya.
"Dia bilang cuma teman 'kan, El. Kamu jangan terlalu percaya diri. Begini lagi 'kan. Sakit 'kan."
Elyna mengatur napasnya. Dia memilih untuk pergi meninggalkan Rifal tanpa kata dan pamit. Sesungguhnya hatinya terasa sakit.
Menahan sesak di dada untuk kesekian kalinya. Dia memang bodoh dan terlalu akan ucapan suaminya yang begitu manis. Namun, pada nyatanya mengandung racun yang sangat mematikan.
Elyna terus menghela napas kasar dengan kepala sesekali menunduk. Padahal, ini bukan kali pertama dia diperlakukan ini oleh Rifal, tapi tetap saja sakit.
Bruk!
Tubuhnya menabrak seseorang. Elyna menyeka ujung matanya dan barulah menegakkan kepalanya. Sepasang mata menatapnya dengan sendu.
"M-mas--"
Pria itu membawa Elyna menjauh dari rumah tersebut. Dia membawa Elyna ke halaman yang begitu luas dan menampilkan keindahan langit malam ini.
"Apa ada hal yang kamu sembunyikan dari aku?" Elyna tidak berani menatapnya. Elyna hanya terdiam membisu.
"El," panggilnya.
Setiap kali orang itu mencoba mengorek isi hatinya, pasti akan berhasil. Elyna menangis dan membuat pria itu merangkul pundak Elyna. Mengusapnya dengan begitu lembut. Namun, Elyna menatap ke arah tangan yang tengah merangkul tersebut.
"Sedari kecil kita sudah mengenal. Kamu pun sudah menganggap aku seperti kakakmu sendiri. Jadi, tidak ada yang salah 'kan, seorang kakak tengah mencoba memberikan kehangatan kepada adiknya."
Elyna meletakkan kepalanya di bahu pria itu. Sedari dulu pria itulah yang mampu menghapus sedihnya.
"Waktu seakan mudah untuk membolak-balikan keadaan. Belum lama kamu terlihat bahagia dan sekarang malah sudah sedih lagi," tuturnya. Elyna tidak menjawab. Dia hanya tersenyum kecil, menandakan hatinya begitu perih.
Sedangkan Rifal tidak menyadari jikalau sang istri sudah keluar dari toilet terus saja menunggu Elyna di depan sana. Sesekali dia melihat arlojinya.
"Dia tidur atau apa?" gumamnya.
Sebuah pesan masuk segera Rifal buka dan matanya melebar ketika melihat pemandangan yang ada.
"Si alan!!"
Urat-urat kemarahannya timbul dengan begitu nyata. Dadanya bergemuruh hebat dan langka panjangnya membawa Rifal menuju tempat di mana pemandangan itu terjadi. Langkahnya terhenti ketika melihat pria lain mengusap lembut kepala Elyna dengan begitu lembut. Juga istrinya yang membalas dengan seulas senyum.
"Elyna!!!"
Suara Rifal membuat Elyna juga pria yang bersama Elyna menoleh. Wajah Rifal nampak murka. Langkahnya dengan begitu cepat menghampiri dua manusia berbeda jenis itu. Dia menarik tangan Elyna dengan begitu kasar.
"Jangan kasar sama wanita!" seru pria itu.
"Jangan ikut campur," balas Rifal.
Rifal menatap nyalang ke arah Elyna. Wajahnya sudah merah padam.
"Saya tidak menyangka jika kamu akan semurah ini," cibir Rifal. Pria yang tengah berada bersama Rifal dan Elyna pun melebarkan matanya. Begitu juga dengan Elyna yang kini mulai menatap ke arah suaminya.
"Sudah menjadi istri saya masih mau menerima belaian dari pria lain. Murah sekali kamu!!" Nada Rifal meninggi.
"Jaga mulut kamu!" Pria itu pun membela Elyna. Sedangkan Elyna hanya tersenyum disela-sela kerapuhannya. Mencoba untuk kuat walaupun wajahnya sudah terlihat ingin menyerah.
"Aku memang murahan, Mas," jawab Elyna.
"Tapi, El--" Elyna menggelengkan kepala ke arah pria yang membelanya itu.
"Ngaku juga akhirnya," sinis Rifal.
"Aku sangat murah hingga terperdaya oleh seorang pria yang sudah hampir seminggu ini bersikap manis kepadaku, dengan berani menyentuh tanganku, memelukku, menciumku layaknya istrinya sungguhan. Pada nyatanya, bukan aku yang dia pikirkan. Melainkan, wanita di luar sana yang masih dia jaga dengan begitu ketat." Rifal membeku seketika.
"Aku bukan wanita penghiburmu, Mas."
Jleb.
Cekalan tangan Rifal seketika mengendur, dan langkah Elyna pun mulai mundur.
"Jangan berikan yang manis-manis jika pada akhirnya racun yang kamu berikan padaku, Mas," tukasnya. "Aku bukan hanya wanita murahan, tapi aku juga wanita bodoh. Untuk kesekian kalinya terkecoh oleh sikap manismu."
...***To Be Continue***...
Komen dong ....
di sat orang2 yg kita sayang telah tiad
salam dari sang mantan /Smile//Smile/
dan menepati janji ny
tapi masalalujugamshbrersemayam i dah do hati kang Rifal.
dan sakit
jangan berhara kepada manusia klu tak ingin kecewa dan sakit../Sob//Sob//Sob/
melihat kaudan dia...