Menghadiri pesta ulang tahun teman sekolahnya,membuat seorang gadis bernama Renata harus kehilangan kesuciannya.
Seseorang sudah menjebaknya dan akibat ulah seseorang yang tidak bertanggung jawab,dia harus menjalani hidupnya,hidup yang tidak pernah dibayangkan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon naya siswanto, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 33
" Mas" panggil Renata.
Delon yang sedang memakai sepatunya pun mendongak.
" Ada apa sayang?" tanya Delon.
" Nanti lembur gak?" tanya Renata.
" Sepertinya sih gak lembur.Emangnya kenapa?" tanya Delon.
Renata tersenyum," Gak ada apa-apa kok Mas,cuma nanya aja" jawab Renata.
" Kamu suntuk di rumah?" tanya Delon.
" Enggak kok Mas,kan ada bik Ike sama bik Kiki yang nemenin Renata di rumah." jawab Renata.Renata memanggil bibik pada pelayan di rumahnya karena usia mereka berdua seumuran dengan ibunya.
Delon mendekatkan wajahnya ke perut buncit Renata." Baik-baik di dalam sini ya sayang,Ayah pergi bekerja dulu.Ayah titip bunda ya" oceh Delon.
Delon beranjak dari duduknya lalu mencium kening Renata," Mas berangkat dulu ya,kalo ada apa-apa telpon saja"
Delon masuk ke mobilnya,kemudian mulai mengemudikan mobilnya secara perlahan keluar dari area rumahnya.Renata melambaikan tangannya kearah mobil Delon sampai mobil itu sudah tidak terlihat lagi oleh pandangan matanya.
" Neng,hari ini mau dimasakin apa?" tanya Bi Ike.
" Masak apa aja,terserah bik Ike.Renata gak pernah pilih-pilih makanan" jawab Renata.
" Ya sudah kalo gitu,Bibik ke pasar dulu ya Neng.Kebetulan stok di kulkas sudah habis" kata Bi Ike.
Setelah Bi Ike pergi ke pasar,Renata pun masuk ke kamarnya.
Kriing kriing,ponsel milik Renata berdering.Renata mengangkat panggilan di ponselnya.
" Hallo Mas" Renata mengangkat panggilan telpon dari Delon.
" Sayang,berkas yang akan dipake meeting ketinggalan.Bisa minta tolong antarkan ke kantor?"
" Iya Mas,Renata antar sekarang"
Renata keluar dari kamarnya lalu pergi ke ruang kerja Delon.Ada satu map berisi file-file penting tergeletak di atas meja,Renata mengambil map itu lalu pergi.Sekarang sudah ada supir yang di pekerjakan oleh Delon,jadi Renata tidak perlu lagi naik taksi kalo mau pergi.
" Mang,tolong anterin Renata ke kantornya Mas Delon" pinta Renata.
" Mari Neng" kata Supir.
...****************...
Renata masuk ke kantor Delon,lalu pergi ke meja resepsionis.
" Permisi Mbak,Ruangan pak Delon dimana ya?" tanya Renata.
" Dengan ibu Renata?" Resepsionis balik bertanya.
" Iya betul" jawab Renata.
" Ibu silahkan naik lift yang ada di bagian ujung,lift itu akan membawa ibu langsung ke ruangan pak Delon" tunjuk resepsionis pada lift khusus.
" Terima kasih Mbak" ucap Renata.
Renata pun masuk ke lift yang di maksud resepsionis tadi.Sesampainya di lantai Delon Renata kebingungan,untung saja ada Cindy yang baru keluar dari toilet.
" Ada yang bisa saya bantu,Mbak?" tanya Cindy pada Renata.
" Saya sedang mencari ruangan Pak Delon" jawab Renata.
" Oh begitu,mari saya antar"
Cindy menunjukkan letak ruang kerja Delon pada Renata.
" Ini ruang kerjanya.Tunggu sebentar ya Mbak" ujar Cindy.
Cindy mengetuk pintu ruang kerja Delon,lalu masuk ke dalamnya.Tidak lama kemudian dia keluar lagi," Silahkan masuk,Pak Delon sudah menunggu anda di dalam" kata Cindy.
Cindy membukakan pintu untuk Renata.Melihat Renata masuk ke ruang kerjanya Delon pun menyambutnya dengan tingkah konyolnya,membuat Cindy menganga karena tidak percaya dengan apa yang dilihatnya.
" Ada perlu apa Mbak? Orang hamil tidak diterima kerja di sini" ujar Delon sambil menghampiri Renata lalu mengecup puncak kepala istrinya itu.
" Kalo begitu saya pulang saja" balas Renata.
" Maaf Nona,siapa yang sudah masuk ke ruangan ini tidak bisa keluar begitu saja" kata Delon.
" Termasuk mbak itu" tunjuk Renata.
" Dia tidak baik-baik saja kalo masuk ruangan Gino" bisik Delon membuat Renata membulatkan matanya.
Renata menoleh ke arah Cindy dan Cindy pun cepat-cepat keluar dari ruangan itu.
" Pacarnya Mas Gino?" tanya Renata.
" Lebih tepatnya gadis incarannya Gino" jawab Delon.
" Oya sayang,Mas mau meeting.Kamu tunggu di sini ya,sudah lama kita tidak makan siang bareng.Cindy akan menemanimu" tutur Delon dan Renata pun mengangguk.
Delon keluar dari ruang kerjanya sambil membawa map yang tadi dibawa oleh Renata.Tidak lama selepas Delon pergi,Cindy masuk ke ruangan itu sambil membawa beberapa cemilan.Cindy meletakan cemilan itu lalu duduk di sofa.
" Mbak pacarnya Mas Gino ya?" tanya Renata.
" Bu-bukan buk" jawab Cindy gugup.
" Cie gugup,hahaha" Renata pun tertawa melihat tingkah Cindy yang salah tingkah.
Blush,wajah Cindy pun berubah merah karena malu.
" Mas Gino itu orangnya baik lo Mbak,orangnya sangat bertanggung jawab dan dia juga sangat penyayang" tutur Renata.
Ceklek
Pintu ruangan itu terbuka,Meylan menyembulkan kepalanya sambil nyengir.
" Hai" ucapnya lalu masuk.
" Mbak Cindy,dipanggil sang pujaan hati tuh.Katanya ada meeting dadakan" kata Meylan.
Cindy beranjak dari duduknya lalu berjalan ke arah pintu keluar.
" Tu kan bener kalo Mas Gino dan Mbak Cindy pacaran,nyatanya Mbak Cindy langsung tau saat Meylan bilang pujaan hati" ledek Renata.
Untuk kedua kalinya wajah Cindy merona,dia langsung keluar dari ruangan itu.
Cindy berjalan menuju ruang kerja Gino lalu mengetuk pintunya.
" Masuk" titah Gino dari dalam ruangan.
Cindy membuka pintu," Bapak memanggil saya?" tanya Cindy.
" Hemmm" dehem Gino tanpa menoleh sedikit pun.Matanya tetap fokus pada layar laptop di depannya.
Cindy masuk ke ruangan itu lalu berdiri tegak di hadapan Gino.
" Apa kamu tidak capek berdiri terus?" tanya Gino sambil memandang wajah Cindy.
Cindy duduk di kursi yang ada di hadapan Gino.Gino menatap Cindy dengan tajam membuat Cindy salah tingkah lalu menundukkan kepalanya.
" Cindy" panggil Gino.
Cindy mengangkat kepalanya," Iya Pak" sahut Cindy
Gino menutup laptopnya,lalu menyingkirkan laptop itu dari hadapannya.Gino berdiri lalu mencondongkan tubuhnya kearah Cindy,Gino menjadikan meja sebagai tempat untuk menumpu separuh tubuhnya.
Cindy memalingkan wajahnya karena Gino terus menatapnya.
" Sudah berapa hari ibu sakit?" tanya Gino.
Cindy memandang wajah Gino karena kaget," Darimana Bapak tau kalo ibu saya sedang sakit?" Cindy balik bertanya.
Gino menarik tengkuk Cindy dan langsung menyesap bibir itu dengan rakus.
" Sepertinya bibir ini harus diberi pelajaran dan mulut ini harus dilatih lagi dalam berbicara" kata Gino.
" Maaf Mas" ucap Cindy.
Gino menegakkan tubuhnya lalu berjalan ke arah sofa dan duduk di sana.
" Ambil tasmu,kita ke rumah sakit sekarang" ajakan yang lebih terdengar seperti sebuah perintah.
" Tapi Mas"
" Ambil tasmu" perintah Gino.
Cindy keluar dari ruang kerja Gino,setelah Cindy keluar barulah Gino keluar dari ruangannya dan berdiri di depan pintu untuk menunggu Cindy.
Gino berjalan di bagian depan dan Cindy mengikutinya dari belakang layaknya seorang atasan dengan asistennya.Mereka pergi ke rumah sakit bersama menggunakan mobil Gino.
Sesampainya di rumah sakit Cindy mengikuti langkah Gino,dia tidak tahu jika Gino sudah menyuruh orang suruhannya untuk membawa ibunya ke rumah sakit.Dia mengira Gino mengajaknya untuk menjenguk seseorang.
👏👏👏👏👏