NovelToon NovelToon
Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Rayna Masuk Novel Harem?! Tolong

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Harem
Popularitas:10.3k
Nilai: 5
Nama Author: Febbfbrynt

Rayna Sasa Revalia, gadis dengan karakter blak-blakan, humoris, ceria dan sangat aktif. Dia harus meninggalkan orang tua serta kehidupan sederhananya di kampung karena sebuah kesialan sendiri yang men-stransmigrasikan jiwa gadis itu ke dalam sebuah karakter novel.

Sedih? Tentu. Namun ... selaku pecinta cogan, bagaimana mungkin Rayna tidak menyukai kehidupan barunya? Masalahnya, yang dia masuki adalah novel Harem!

Tapi ... Kenapa jiwa Rayna harus merasuki tubuh Amira Rayna Medensen yang berkepribadian kebalikan dengannya?! Hal terpenting adalah ... Amira selalu di abaikan oleh keluarga sendiri hanya karena semua perhatian mereka selalu tertuju pada adik perempuannya. Karena keirian hati, Amira berakhir tragis di tangan semua pria pelindung Emira—adiknya.

Bagaimana Rayna menghadapi liku-liku kehidupan baru serta alur novel yang melenceng jauh?

~•~

- Author 'Rayna Transmigrasi' di wp dan di sini sama!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Febbfbrynt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kangen?

“Orang yang lihat apa yang tidak seharusnya di lihat, mereka gak akan pernah selamat di tangan gue. Mereka bernasib sama dengan mayat yang mereka lihat itu. Tapi.. lo beruntung karena tidak bisa bernasib sama dengan mereka.”

Rayna ketakutan kembali. Ia mencicit, “Kal-o, kalo gi-tu.. terima kasih.. gue mau pulang..”

Wajahnya langsung mengerut dengan senyuman dingin, “Lo lupa dengan apa yang lo omongin tadi? Lo belum lakuin apa yang gue mau. Dan lo gak bisa lolos gitu aja.”

Rayna mengerjap beberapa kali. Lalu ia mengangguk-ngangguk tergesa, “... Apa ya-ng lo mau?”

“Peluk gue.”

Rayna tercengang, “Hah?” 

“Gue mau lo peluk gue sekarang,” katanya dingin penuh penekanan.

Rayna menatap pakaiannya. Walaupun di malam hari kurang jelas, tapi hoodie pria di depannya agak basah karena cairan merah. Selain itu, ada bau darah kuat yang membuatnya mual. Namun, demi hidupnya Rayna rela. Apalagi, kapan lagi meluk cogan seperti cowok psikopat di depannya?

Rayna melihat pisau di tangannya, “Tapi sebelum itu, bisa lo buang dulu pisaunya? Gue takut lo ingkar janji. Gimana kalo nanti lo nusuk gue dari belakang?”

Pria itu memandang pisau di tangannya dengan mata bersinar seakan tengah melihat benda paling berharga di dunia. Lalu tanpa mengucap sepatah katapun, dia melipatnya dan memasukan benda itu ke dalam saku celananya.

Tidak peduli, asal benda tajam itu hilang dari pandangannya,  Rayna menghela nafas lega. Lalu ia mendekat dengan gerakan pelan. Gadis yang hanya sebatas dada pria jangkung itu, merentangkan tangannya dan memeluk pinggangnya dengan kepala bersandar di dadanya. 

Rayna kira, bau darah itu akan semakin menyengat hidungnya. Nyatanya, aroma parfum yang sangat enak di hirup memasuki indra penciumannya.

Nyaman dengan itu, tiba-tiba, ada lengan kokoh yang balik memeluk punggung dan pinggangnya membuat dekapan itu semakin erat.

Rayna membuka matanya lebar karena terkejut. Ia kira, dengan permintaan anehnya cowok di depannya tidak akan membalas. Namun justru pelukan itu memiliki makna yang dalam. Ia merasakan berat di bahunya. Lalu nafas dingin menerpa tengkuknya membuat Rayna merinding.

“Aku menemukanmu.”

Rayna mendengar bisikan di telinganya. Namun karena suara terlalu rendah, Rayna tidak bisa mendengarnya dengan jelas. Apalagi, ia tidak mengerti.

Di tengah jalan kosong yang begitu luas, keduanya berpelukan erat seakan tengah saling menghangatkan dan mengikis rindu sepasang kekasih yang telah lama tidak bertemu. Faktanya, keduanya menganggap orang asing satu sama lain. Keduanya hanya bertemu dengan cara yang tak terduga. Siapapun akan merasa heran dengan alasan mereka berpelukan.

Rayna hanya bersandar dengan kaku di pelukannya. Ia merasa aneh dan akrab. Tapi ia sama sekali tidak pernah bertemu dengannya. Ia mengira, umur orang ini pasti di atasnya. Sama sekali bukan kategori orang dewasa, namun remaja. Tapi, badannya sangat tinggi dan tegap.

“Udah malem.. gu-e, gue mau pulang..” Rayna berujar dengan suara teredam.

Akhirnya orang asing itu melepaskan pelukannya. Namun matanya yang dalam terus menerus tertuju padanya membuat Rayna salah tingkah bercampur gelisah.

Tiba-tiba dia merasakan benda kenyal namun dingin yang menyentuh keningnya hanya setengah detik.

Pupil Rayna langsung membesar menyadari apa yang dia lakukan. Dia mencium keningnya!

Lalu cowok itu mendekat dan berbisik rendah di telinganya yang membuat Rayna semakin terkejut dengan apa yang dia ucapkan selanjutnya.

“Lo udah tau rahasia terbesar gue. Jadi, walaupun gue gak bunuh lo, bukan berarti gue bakal bebasin lo gitu aja. Pelukan tadi, anggap aja sebagai awal perkenalan kita. Gue Danies, kita akan bertemu lagi. Sampai jumpa Ami... ra.”

***

“ASSALAMU’ALAIKUM, GUYS! ADA YANG KANGEN GUE GAAAAKK???”

Teriakan tiba-tiba Rayna mengagetkan semua murid di kelas itu sekaligus menghilangkan aura dingin dan suram yang sebelumnya menyelimuti suasana.

Setelah pulih, ekspresi semua teman sekelasnya menjadi cerah dan antusias. Mereka berdiri dan bergegas ke arah Rayna seolah-olah telah melihat penyelamat.

“Rayna!”

“Akhirnya lo sekolah!”

“Rayn, kepala lo udah gak pa-pa?”

“Lo udah sembuh?”

“Ahhh gue yang paling kangen sama lo!”

Rayna di serang mereka sekaligus teriakan antusias yang terus-menerus menusuk telinganya. Rayna tidak berharap mereka seantusias ini.

“Oy, oy! Tenang dulu!” Rayna menjulurkan kedua tangannya untuk menahan mereka yang semakin merapat ke arahnya. “Kenapa kalian semangat banget sih pas liat gue? Kayak zombie liat manusia idup, tau gak?!”

Luna memberi isyarat untuk mendekat. Dengan bingung, Rayna mendekatkan telinganya untuk mendengar apa yang akan Luna bisikkan.

“Lo liat dia..” tunjuk Luna ke suatu arah.

Rayna mengikuti arah yang Luna tunjuk, tangan Luna menunjuk ke arah bangkunya. Lebih tepatnya seseorang yang duduk dengan ekspresi dingin alias Arsa. Rayna mengangguk heran.

“Pas lo gak sekolah kemaren, aura dingin dia kembali kerasa sama kita kayak dulu. Malah lebih dingin dari sebelumnya. Kita kira, itu karena lo yang emang gak ada. Jadi kita ngerasa bersyukur banget lo sekolah sekarang. Gak bakal kikuk dan gak nyaman lagi kayak kemaren.”

Ucapan Luna diangguki semua orang. Walaupun Luna berbisik, tapi semua murid tengah berkumpul merapat mengelilingi Rayna. Suara Luna sangat jelas.

Rayna menatap bolak-balik Arsa dan semua temannya. Lalu menggaruk pipinya dengan ekspresi bingung dan polos, “Aura apa sih? Gue gak ngerti.”

Luna menepuk jidat. Sedangkan yang lain geleng-geleng kepala dan menghela nafas.

“Masa lo gak ngerasain sih? Kita sama dia udah lumayan lama loh jadi temen sekelas. Walaupun semenjak sikap lo berubah aura suram dia udah ngilang dikit, tapi sebelumnya lo kan masih di sini. Pasti lo ngerasa, kan?”

Rayna menatap Arsa yang kini menatapnya. Mereka melakukan eye contact sebelum Rayna mengalihkan pandangan kembali pada Luna dan lainnya. 

Rayna menggeleng polos, “Ah, gue gak ngerasa tuh.”

Raut Luna mendatar, “Iya, terserah lo deh.” Lalu ia pergi ke bangkunya.

Rayna melihat punggung Luna dengan bingung. Lalu beralih menatap yang lain, “Emang kalian ngerasa, ya?”

Rian menarik nafas dengan ekspresi penuh kesabaran, “Iya, Rayna cantik, imut dan pintar. Kita ngerasa dari awal kita sekelas sama dia. Pake nanya lagi.”

“Oh,” balasnya acuh tak acuh. Lalu ia melewati semua orang menuju ke bangkunya. Sebelum itu, Rayna berbalik kembali menatap Rian, “Makasih pujiannya. Gue emang cantik, imut, pintar, rajin nabung lagi.”

Bibir mereka berkedut melihat kenarsisan Rayna. Tapi mereka tidak menyangkal akan kecantikan dan keimutannya. Mungkin kata ‘pintar’ dan ‘rajin menabung’ mereka belum tahu. 

Mereka geleng-geleng kepala sekaligus merasa lega Rayna kembali sekolah dan meredakan suasana yang sebelumnya.

Saat Rayna sampai di mejanya, dia tersenyum manis dan menatap Arsa yang sepertinya berusaha menahan sesuatu. Entah itu menahan untuk tidak melihat Rayna, atau menahan untuk tidak berbicara duluan.

“Hai, Sa. Lo kangen gak sama gue?” Rayna bertanya pede seraya duduk di bangkunya.

“Hmm.”

“Masa lo gak—WHAT?!” Rayna memekik dengan mata melebar kaget membuat yang mendengar suara cemprengnya ikut kaget. Rayna mengerjap dengan wajah melongo, “Lo.. lo ngomong apa tadi? Hmm? Hmm apa?”

Arsa menatap wajahnya yang melongo, tentu saja sangat imut di matanya. Dia tersenyum tipis membuat Rayna yang kaget langsung tercengang. 

Arsa menjawab terus-terang, “Iya. Gue kangen sama lo, dari dua hari yang lalu.”

1
Mamta Okta Okta
crazy up thor.... semangat
Viona Syafazea
lagi thor
Viona Syafazea
baca 30 episode cuma sehari masih berada kurang juga saking serunya... please crazy up dong thor.. 😊
Rita Sofiyani
arsa gue juga sama loo/Drool/
Rita Sofiyani
suka ceritanya kaa
Fitri Apriyani
bagus banget deh kk cuma kalo ap jangan satu bab dong kadang juga ngak ap aku nunguin nya lama kk mana dah ngak sabar lagi nunggu ap nya aku harap jangan gantung ya pokok nya harus tamat kalo ngak aku komentar terus biar kk ap/Smile//Smile//Angry//Determined//Kiss//Plusone//Heart/
Kharisma
yang banyak up ya Thor
biar flashback
Kharisma
loh ini yang di wp ya kk
kok pindah NT?😅
𝓕𝓮𝓫𝓫𝓯𝓫𝓻𝔂𝓷𝓽: haha iya nih, di wp gaada apresiasi meskipun pembaca banyak><
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!